Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran dan "Cebol Nggayuh Lintang"

20 Desember 2019   18:20 Diperbarui: 20 Desember 2019   19:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada yang meragukan kepopuleran Gibran Rakabuming Raka. Di usia muda (32 tahun) dia sudah menjadi pengusaha sukses, keluarga harmonis, dan bapaknya presiden lagi.

Syahwat politik Gibran menggebu-gebu. Puber politik saja dia belum, tapi mau segera meminang. Meski tak berpengalaman di dunia politik dia menawarkan diri sebagai Walikota Solo.

Dulu namanya dielu-elukan. Meski berstatus anak presiden dia tidak memegang proyek memanfaatkan kedudukan sang ayah, Presiden Joko Widodo. Ayah Jan Ethes dan La Lembah Manah itu sempat dipuji publik karena tak tertarik berpolitik dan memilih jalan hidup sebagai pengusaha.

Tiba-tiba saja dia  tertarik politik. Tidak main-main bermimpi menjadi orang nomor satu di Solo. Gibran resmi mendaftar sebagai bakal calon melalui DPP PDI Jawa Tengah.

Gibran tetap maju-jalan meski beberapa politikus senior PDIP Solo jauh-jauh hari kurang berkenan Gibran mencalonkan diri. PDIP Solo sudah menentukan calon yang diusung pada Pilkada 2020 di Solo, yakni Achmad Purnomo - Teguh Prakoso.

Dari segi umur, Gibran mencukupi syarat sebagai calon Walikota. Mengaku sebagai generasi muda, Gibran ingin menggebrak dan membangun Solo. Tapi muda atau tua bukan jaminan seseorang sukses memimpin sebuah kota. Pengalaman berorganisasi dan berpolitik menjadi landasan menjadi pemimpin. Meski bukan berarti orang yang tak punya background politik tak bisa memimpin rakyat.

Gibran bertaruh di politik. Gibran berambisi tanpa mempertimbangkan potensi.  Ibarat pepatah Jawa Cebol Nggayuh Lintang (Orang kerdil ingin meraih bintang), artinya menghendaki sesuatu yang terlalu tinggi. Punya mimpi besar itu wajib, tapi potensi dan kekuatan berpolitik juga harus jadi pertimbangan.

Nama besar Jokowi barangkali berimbas pada publik dan arah politik PDIP. Jika benar PDIP resmi menunjuk Gibran sebagai Cawawali Solo, akan ada gesekan besar di lapangan. FX Hadi Rudyatmo yang notabene Ketua DPC Solo dan Walikota saat ini bakal disuguhi buah simalakama. Bisa jadi Purnomo akan dicalonkan partai lain.

Bagi pendukung Gibran, suami Selvi Ananda itu menjadi harapan masa depan. Semangat jiwa muda penuh gairah menjadi modal membangun Kota Solo. (Miv)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun