Buku "Bumi Manusia", novel drama histori yang sangat monumental dari seorang penulis bernama Pramoedya Ananta Toer atau yang lebih akrab disebut Pram ketika masih diasingkan di Pulau Buru. Buku ini akhirnya dapat di terbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980 setelah melalui proses yang rumit.
Judul buku : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Tahun Terbit : Juni 2018 (cetakan ke-27) -- 1980 (cetakan ke-1 oleh Hasta Mitra)
Penerbit : Lentera Dipantara, Jakarta
ISBN : 979-97312-3-2
Jumlah Halaman : 535 halaman
Pendahuluan :
Novel "Bumi Manusia" adalah novel pertama dari Tetralogi Buru yang memukau. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1980 dan sempat dilarang beredar tahun 1981. Walaupun disulitkan akan banyaknya penentangan, akhirnya novel ini dapat kita nikmati sampai saat ini. Pram adalah salah satu sastrawan besar yang pernah dimiliki Indonesia. Bagaimana tidak? Karena Pram telah menghasilkan begitu banyak karya buku yang diterjemahkan kedalam banyak bahasa asing, bahkan novel Bumi Manusia ini telah diadaptasi ke dalam film layar lebar pada tahun 2019 oleh Falcon Pictures sehingga melambungkan namanya sejajar dengan para sastrawan dunia.
Sinopsis :
Novel "Bumi Manusia" bercerita tentang perjalanan hidup seorang gadis desa yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan anak seorang tokoh Belanda, yang bernama Herman Mallema. Walaupun dengan rasa benci yang Nyai Ontosoroh simpan, tetapi banyak manfaat yang dapat dia ambil dari kaum bangsawan tersebut. Mulai dari belajar baca tulis, berbahasa Belanda, pengelolaan bisnis dan pertanian yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Dari pengalaman yang diperoleh, pengalaman tersebut bisa sangat berpengaruh untuk perjalanan hidup Minke, tokoh utama dari tetralogi buru, yakni seorang pribumi yang berkesempatan untuk menuntut ilmu di H.B.S atau Hourge Burgerschool, sekolah menengah ke atas yang khusus untuk orang Eropa dan elite pribumi. Minke digambarkan sebagai seorang pribumi yang memiliki value dan cerdas. Seiring berjalannya waktu, Minke sadar akan ketidakadilan rakyat oleh Belanda, sehingga dia bertekad untuk berjuang melawan ketidakadilan Belanda tersebut. Selain itu, novel ini juga menceritakan kisah pasang surut cinta antara Minke dengan putri Herman Mallema dan Nyai Ontosoroh, Annelies Mallema dan menikahinya.
Kelebihan Buku :
Jika kita lihat dari segi penulisan, novel Bumi Manusia sangatlah bagus dalam menceritakan, peristiwa mengalir dengan penuh arti. Pada setiap bab, disebutkan babak yang kemudian diikuti cerita yang jelas dan sesuai walaupun sesekali terjadi perubahan sudut pandang. Terlepas dari itu, jalannya cerita pada novel tetap mudah dipahami dan mengalir. Bahkan penggambaran dan pembangunan pada tokoh novel ini, dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kekurangan Buku :
Bisa kita ketahui bahwa novel "Bumi Manusia" berlatar belakang pada zaman penjajahan Belanda, di mana terdapat banyak istilah-istilah atau kaidah bahasa yang kurang familiar bagi para pembaca pada zaman sekarang. Sehingga pembaca sangat mungkin untuk sulit dalam memahami atau memaknai istilah-istilah atau kaidah bahasa yang dituangkan dalam novel. Namun, dibalik istilah-istilah tersebut bisa menambah wawasan pembaca mengenai keadaan, istilah, dan kaidah kebahasaan yang digunakan pada saat itu.
Kesimpulan :
Akan tetapi, dari kekurangan yang telah disebutkan di atas, novel ini tetap banyak mengandung hal-hal positif yang dituangkan oleh penulis. Novel Bumi Manusia masih sangat layak dan direkomendasikan untuk dibaca hingga saat ini. Novel "Bumi Manusia" tidak akan habis dimakan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H