Bukan hanya soal itu saja, lagu-lagu mereka juga mengusung konsep berkeadilan, dengar saja lagu berjudul Merdeka Membangun, di lagu ini bertebaran lirik-lirik syarat makna, sepeti kemerdekaan yang seharusnya dinikmati semua, seperti liriknya 'Makmur untuk semua, adil untuk semua, bukan untuk golongan'.
Sudah sering dengar kan istilah oligarki di hari-hari ini di mana kekayaan dan kekuasaan dimiliki segelintir orang. Nasida Ria benar-benar progresif dan visioner bukan?
Berikut penggalan liriknya
Merdeka berarti, harus membangun
Bukan untuk pribadi, atau golongan
Makmur untuk semua, Adil untuk semua
Hukum pun berlaku, untuk semua
Merdeka bukannya, bebas tanpa hukum
Merdeka bukannya, menang berkuasa
Merdeka berarti bersatu membangun
Selain nomor-nomor lagu di atas masih banyak lagi deretan lagu yang tetap relevan hingga hari ini. Tak salah panitia festival musik Synchronize sampai berkali-kali mengundangnya dalam festival musik yang penontonnya didominasi anak-anak muda dengan berlatar genre bahkan subgenre selera musik berbeda.
Meskipun sejatinya tampil di festival musik dengan skala besar bukan hal baru bagi Nasida Ria, berpuluh tahun lalu mereka sempat tampil di sebuah festival musik di Jerman.
Pertanda Hajatan Tiba
Di kampung-kampung khususnya di kawasan pesisir pantai utara (pantura) Jawa, tahun 90-an Nasida Ria bukan sekadar grup musik yang dikagumi.
Namun, alunan musik yang sering diputar warga kampung dengan menggunakan soundsystem turbo ini juga sebagai sebuah pertanda jika di kampung sedang ada hajatan.
Nasida Ria tak pernah luput dari playlist atau lagu wajib yang diputar oleh tukang sound saat ada acara hajatan di kampung seperti sunatan, nikahan, hingga acara-acara pengajian di mushala hingga masjid.