Mohon tunggu...
Mifta Chaerunisa
Mifta Chaerunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Prodi S1 Keperawatan Tingkat 4B (Nim : 201905096)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Healing: Pelarian Para Remaja

23 April 2022   20:04 Diperbarui: 23 April 2022   20:09 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalangan remaja terutama bagi mereka yang masih berada di bangku sekolah termasuk juga kelompok yang rentan mengalami stress. Disamping itu, remaja juga masih dalam masa pencarian jati diri yang terkadang membingungkan, mereka juga dituntut untuk bisa berhasil dalam hal akademik dan juga kehidupan sosial (Franco et al., 2019)

Banyak dari anak muda yang gagal dalam mengendalikan emosinya akibat tidak bisa membagi waktu antara urusan akademik, kebutuhan sosial dan keperluan refreshing, sehingga memicu emosi negatif atau marah yang pada akhirnya memicu penyimpangan buruk di kalangan remaja. Secara khusus untuk siswa, penyebab stress biasanya muncul dari faktor terkait akademik, faktor dorongan dan tuntutan personal dan proses pembelajaran di kelas (Melaku et al., 2015)

Remaja yang masih rentan terhadap berbagai persoalan hidup, sering kali ketika menghadapi suatu masalah, hal tersebut menjadi sebuah tekanan. Di masa inilah stres yang akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Namun tak jarang, bahkan sering kali stres lebih membawa kearah negatif bagi orang-orang yang memiliki mental dan jiwa yang rentan. Stres pada remaja umumnya disebabkan oleh kondisi tertentu yang menimpa anggota keluargannya, seperti ketika salah satu anggota keluarga menderita, ketergantungan obat, depresi, terpengaruh teman, mendapatkan kegagalan, adanya tuntutan dari orang tua atau lingkungan sekitar bahkan dirinya sendiri, serta adanya perasaan marah dan keinginan untuk melawan (Ratnawati & Astari, 2019)

Remaja   yang   mendapatkan   tekanan   secara   terus-menerus   akan   memicu terjadinya   stres   sehingga   menyebabkan   depresi.   Dalam   masa perkembangan ini, remaja akan menjadi kurang bergantung pada keluarga sehingga rentan terhadap faktor risiko kejadian depresi, salah satunya adalah akibat stres yang didapatkan  dari  lingkungan (Sugiharto & Setyaningrum, 2021)

Stress merupakan reaksi tubuh yang disebabkan oleh pikiran manusia yang muncul ketika individu mengalami tekanan, perubahan secara mendadak dan ancaman yang membuat seseoarang merasa tertekan (Muiz, 2020)

Prevalensi kejadian stres pada remaja meningkat dari tahun ketahun. Sebesar (6,0%) masyarakat Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional berupa stres, kecemasan, dan depresi (Depkes RI, 2013)

Prevalensi kejadian stres cukup tinggi dimana hampir dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres dan stres merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia. Di Amerika Serikat, stres terjadi pada awal masa remaja. Pada studi epidemologi yang dilakukan oleh American Institute of Stress pada populasi remaja (berusia 12-18 tahun) di Amerika Serikat, yang mengalami stres 59,7 %. Dari jumlah tersebut, yang mengalami stres ringan 12%, stres sedang 37% dan stres berat 49% (WHO, 2012)

Oleh karena itu remaja harus bisa mengendalikan diri agar stress tersebut tidak meningkat dan berlarut – larut bahkan kalau tidak di atasi akan meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut remaja secara individu harus bisa menerapkan terapi untuk diri sendiri. Biasanya, para remaja dalam mengatasi rasa stress nya yaitu dengan Healing.

Apa itu Healing?

Healing atau Self-healing merupakan salah satu metode yang cukup mendapatkan perhatian karena dianggap bisa membantu seseorang untuk mengendalikan emosi dan mood. Self-healing secara harfiah mengandung makna penyembuhan diri, karena kata healing sendiri diartikan sebagai “a process of cure” atau suatu proses pengobatan/penyembuhan (Chan et al., 2013)

Lalu apa saja macam-macam self healing itu?

Kalian bisa mencoba beberapa macam self healing dibawah ini!

  • Forgiveness/ memaafkan diri sendiri

Forgiveness merupakan hal yang penting untuk kehidupan yang sekarang dan masa depan karena dengan menerapkan forgiveness maka seseorang dapat menghadapi konflik dimasa sekarang sehingga lebih mudah untuk dimaafkan. Kamu bisa menerapkan forgiveness dengan meminta maaf atas tindakan-tindakan yang pernah kamu lakukan kepada diri kamu baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja dan membuang emosi negatif (Pradana & Rahmasari, 2020)

  • Gratitude/ perasaan bersyukur

Grartitude yang merupakan upaya yang dilakukan individu untuk dapat mensyukuri apa yang dimiliki selama proses kehidupan untuk dijadikan hal-hal yang positif. Hal yang bisa diterapkan adalah bersyukur atas bantuan yang telah diterima dan kamu juga bisa mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang telah menolong (Haryanto & Kertamuda, 2016).

  • Self Compassion

Self compassion adalah memberikan kebaikan yang sama kepada diri sendiri dan orang lain ketika merasa kesakitan dengan mengabaikan rasa takut dengan menumbuhkan sikap positif pada diri sendiri dan menumbuhkan sikap baik pada diri sendiri dan orang lain (Rahmasari, 2020)

  • Mindfulness

Peningkatan kesadaran yang berfokus pada pengalaman saat ini dan penerimaan pengalaman tanpa memberikan tanggapan atau penilaian merupakan definisi dari mindfulness (Cyntia Savitri & Arruum Listiyandini, 2017). Caranya yaitu dengan mengatur pernapasan selama 3 menit dan memfokuskan diri terhadap perasaan yang sedang dirasakan pada saat ini, dan memfokuskan pada pikiran dan mengenali emosi yang dirasakan

  • Positive Self Talk

Jenis self healing selanjutnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari adalah dengan melakukan positive self talk/ berbicara dengan diri sendiri secara sadar sebagai bentuk gambaran pemikiran mengenai diri sendiri dan dunia (Marhani et al., 2018). Self talk dapat membantu seseorang dalam memotivasi kinerja.

  • Expressive Writing/ menulis ekspresif

Menurut (Danarti et al., 2018) expressive writing merupakan intervensi berbentuk psikoterapi kognitif yang dapat mengatasi masalah depresi, cemas dan stress karena membantu merefleksikan pemikiran dan perasan terhadap peristiwa yang menyenangkan dengan kegiatan menulis ini bisa meluapkan kondisi emosional yang terjadi di diri kamu

  • Relaksasi

Relaksasi salah satu jenis self healing yang paling sering dijumpai. Caranya dengan memberikan instruksi kepada seseorang untuk menutup mata dan berkonsentrasi pada pernafasan sehingga dapat tercipta keadaan yang nyaman dan tenang, serta memberikan instruksi gerakan mulai dari kepala sampai kaki secara sistematis. Relaksasi dapat membantu seseorang merasa lebih rileks karena memfokuskan diri untuk lebih dapat berkonsentrasi dan merilekskan semua anggota tubuh (Rahmasari, 2020)

  • Manajemen Diri

Self manajemen merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuannya dengan mengaktualisasikan dirinya dengan merancang goal setting, menganalisis diri dengan mengenali diri sendiri, memikirkan solusi atas permasalahan yang dapat menghambat pada tujuan dan membangun strategi dalam pencapaian tujuan (Rahmasari, 2020)

  • Imagery

Guided imagery yang berfokus pada proses membayangkan hal-hal yang menyenangkan dengan melakukan relaksasi dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan seperti membayangkan pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan membayangkan apa yang diinginkan dengan menguraikan apa yang hendak dicapai (Afdila, 2016)

Beberapa macam metode self healing diatas bisa kamu gunakan disaat kamu sedang merasa stress, cemas dan emosi, ya. Menurut kamu, metode manakah yang efektif untuk mengatasi rasa stress kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun