Tinggal di rumah yang selalu berantakan pastinya tidak nyaman. Kalau ukurannya besar, mungkin masih banyak space untuk kita tempati. Coba saja bayangkan, seandainya rumah ukurannya kecil, berantakan, mau melangkah saja mungkin kesulitan akibat banyaknya barang-barang yang berserakan. Adakan yang seperti itu?
Bagaimana mungkin penghuni rumah bisa nyaman dan kerasan kalau kondisi rumah setiap hari berantakan? Walaupun ada juga yang secara kasat mata sudah kebal dan terbiasa serta tidak mempermasalahkannya, namun psikologis alam bawah sadar seseorang tidak bisa dibohongi. Jadi jangan disalahkan kalau anak dan suami Anda mungkin bisa jadi tidak betah dirumah.
Belum lagi kalau ada tamu yang berkunjung dirumah kita,tentunya rumah yang berantakan juga bisa menjadi pergunjingan diluar dan pastinya menimbulkan ketidaknyamanan bagi tamu. Kesan pertama pasti tuan rumah jorok dan malas bersih-bersih ataupun berbenah rumah.
Di satu sisi mungkin bisa saja ada yang beralasan karena tidak punya asisten rumah tangga, sibuk bekerja, tiap hari lembur, atau mungkin anak masih kecil-kecil yang luar biasa repotnya, sehingga tidak sempat mengatur rumah. Seandainya ada asisten rumah tanggapun sebaiknya kita juga tidak terlalu bergantung kepada mereka, dan harus tetap kita pantau dan arahkan. Rumah-rumah kita sendiri, yang menempati juga kita, sebaiknya kita yang lebih dominan mengarahkan untuk mengatur kebersihan dan keteraturan isi rumah supaya tidak selalu berantakan. Adapun keberadaan asisten rumah tangga sifatnya hanya membantu saja, kendali tetap berada ditangan kita selaku tuan rumah.
Dari pemaparan tersebut diatas, saya mencoba memberikan tips untuk mengantisipasi rumah yang selalu berantakan:
1. Hindari menyimpan barang secara berlebihan
Kalau ada barang yang sekiranya sudah tidak pernah kita pakai, alangkah lebih baik kalau disedekahkan ke orang lain yang lebih membutuhkan agar bermanfaat. Misalnya tumpukan baju-baju, pilahlah mana yang memang masih kita pakai, dan mana yang sudah tidak kita pakai.Tumpukan buku-buku pun juga demikian halnya, mana yang sudah tidak pernah dibaca lagi dan tidak dipakai, daripada dimakan rayap dan menumpuk debu, bisa kita bagikan ke orang lain atau boleh juga dijual ke tukang loak yang biasa menampung barang-barang bekas. Atau mungkin juga tumpukan kardus-kardus, hindari mengumpulkan dan menyimpan  terus digudang, kalau pada akhirnya hanya menjadi sarang tikus.
Menyimpan barang seperlunya akan lebih mudah bagi kita untuk menata dan mengaturnya secara lebih rapi dan manfaat. Lebih baik sedikit tapi terawat, daripada banyak namun tidak jelas keberadaannya dan hanya menumpuk di gudang penyimpanan, tanpa ada manfaatnya.
2. Berdayakan laci-laci penyimpanan yang sudah ada
Dibandingkan menaruh barang diatas meja atau secara terbuka, menyimpan barang dilaci lebih membuat ruangan tampak rapi dan meminimalkan debu, kita pun juga tidak disibukkan setiap waktu dengan mengurusi segala pernak-pernik diatas meja.