Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?
Koneksi antara materi Status Sosioekonomi (SES) dan Cultural-Historical Activity Theory (CHAT) dalam perspektif sosiokultural dapat dijelaskan sebagai berikut, dengan melihat keterkaitan dengan mata kuliah Pemahaman Peserta Didik, Filosofi Pendidikan, Prinsip Pengajaran dan Asesmen, serta Pembelajaran Berdiferensiasi:
a.Pemahaman Peserta Didik
SES dan CHAT membantu calon guru memahami perbedaan latar belakang peserta didik secara mendalam. Dari sisi SES, pemahaman akan faktor ekonomi dan sosial siswa memungkinkan guru untuk menyadari tantangan spesifik yang dihadapi siswa, seperti keterbatasan akses ke sumber belajar atau dukungan keluarga.Â
Sementara itu, CHAT menjelaskan bahwa aktivitas belajar sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya siswa, sehingga guru dapat lebih memahami bagaimana pengalaman dan latar belakang kultural siswa membentuk cara mereka belajar dan berinteraksi di kelas. Ini sangat berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan individu siswa dan memahami bagaimana dinamika sosial mempengaruhi proses pembelajaran mereka.
b.Filosofi Pendidikan
Dalam Filosofi Pendidikan, ada pemahaman bahwa pendidikan harus menghormati kodrat alam dan kodrat zaman. Perspektif SES dan CHAT memungkinkan guru untuk merancang pendidikan yang relevan dengan konteks sosial dan ekonomi peserta didik.Â
Memahami SES dan CHAT membantu guru menerapkan prinsip Filosofi Pendidikan dengan menyesuaikan metode dan materi pembelajaran yang menghormati kondisi kehidupan siswa. Ini berarti kurikulum dan pendekatan mengajar menjadi lebih kontekstual, sejalan dengan pemikiran bahwa pendidikan harus berakar pada realitas dan kebutuhan yang ada di dalam masyarakat.
c.Prinsip Pengajaran dan Asesmen
Pengaruh SES dan CHAT terhadap asesmen adalah memberikan pemahaman bahwa penilaian tidak dapat bersifat seragam, karena latar belakang sosial dan budaya mempengaruhi proses belajar siswa.Â
Asesmen yang adil harus mempertimbangkan perbedaan SES dan konteks kultural siswa. CHAT, dengan pendekatan kultural-historisnya, menekankan bahwa asesmen tidak hanya mengukur hasil, tetapi juga memahami proses pembelajaran siswa dalam konteks sosial dan kultural mereka. Oleh karena itu, asesmen formatif, observasi, dan asesmen berbasis proyek menjadi penting dalam mengukur potensi siswa dengan lebih akurat.
d.Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan unik setiap siswa. Dengan pemahaman SES, guru dapat merancang strategi untuk mendukung siswa dari latar belakang ekonomi rendah, seperti menyediakan materi pembelajaran tambahan atau strategi yang sesuai dengan aksesibilitas mereka.Â
CHAT juga menekankan pentingnya konteks dalam belajar; guru dapat menciptakan aktivitas yang relevan secara sosial dan kultural, yang membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.Â
Pembelajaran berdiferensiasi yang berlandaskan perspektif sosiokultural ini membantu guru menghadirkan pembelajaran yang inklusif, di mana siswa dari berbagai latar belakang dapat berpartisipasi aktif sesuai potensi masing-masing.
7. Aksi Nyata