Mohon tunggu...
Miftakhul Huda
Miftakhul Huda Mohon Tunggu... -

Praktisi hukum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Doa Koruptor Siang Malam

9 Maret 2011   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:56 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mohon tidak menirukan adegan doa yang tidak menyejukkan ini. Doa ini khusus untuk koruptor dan mudah-mudahan tidak dikabulkan Tuhan dan semoga mengingatkan korupsi merugikan orang banyak, terutama rakyat kecil.  Doa ini pertama kali kuposting di facebook: http://www.facebook.com/note.php?note_id=422434284085# Doa Koruptor Siang Malam "Tuhan, Sang Maha Pengampun, kami telah berpuasa, sholat tarawih, mengaji kitab sucimu tiap malam, langsung wudhu tiap panggilan azan datang, membangun rumahMu di setiap satu meter tanah, mendatangi ka'bahMu tiap tahun, selalu menolong orang dari rezekiMu, terimalah kami di surgaMu," mohon koruptor dengan bercucuran air mata bersimpuh di hadapan Mahkamah Keadilan. Korban-korban korupsi yang selama ini diam menjawab dengan enteng, "Terimalah taubat mereka wahai Sang Maha Pengasih dan Penyayang, meski mereka telah menikmati surga dunia dan meminta pula surga akhiratMu. ampuni mereka Tuhanku, meski anakku mati tak tertolong karena segala obat dan fasilitas dikorupsi mereka. Kami mati kelaparan dan mereka sibuk mengagung-agunkan namaMu dan melupakan nama kami. Kami bodoh tidak mendapatkan pendidikan gratis karena pendidikan mahal anggaran kami jadi rebutan, kami tiap hari beratapkan langitMu karena atap dan dinding tidak luput dipangkas, dan kami hanya bekerja di sawah karena melamar kerja layak pun harus membayar dan bergelar. Bahkan Ya Tuhan, punya satu kerbau saja harus berebut dengan maling di kampung, dan untuk mengembalikan kerbau dan melapor saja tidak ada yang gratis. Tidak ada yang gratis meski semua Kau gratiskan. Maafkan mereka yang selama ini memakan hak kami, bukankah mereka masih menyembahMu. Hukum kami saja yang jauh dariMu." (mh) Foto: benderasetengahtiang.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun