Shalat Dhuha
Hari Jum’at adalah hari yang istimewa bagi kami di kelas satu dan dua SD. Kenapa dikatakan istimewa karena tiap hari Jum’at biasanya para siswa beserta wali kelas dan guru bidang studi turut serta menyiarkan masjid dengan ibadah sunnah yang biasanya orang lakukan yakni Shalat Dhuha.
Memang benar Shalat Dhuha hukumnya tidak wajib tetapi bagi mereka yang tahu maknanya pasti akan sungguh-sungguh menunaikan ibadah ini dengan baik, apapun cara dan alasannya. Intinya jika kita sungguh-sungguh ingin menunaikan ibadah ini, selalu ada jalan. Seperti pepatah yang umum kita dengar, where there’s a will, there’s way. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Jadi bukan alasan untuk tidak menunaikan ibadah di pagi hari ini.
Lantas seringkali pertanyaan muncul ke permukaan baik dari anak-anak atau siapa saja yang memang butuh jawaban atas makna dibalik ibadah Shalat Dhuha ini. Mudah-mudahan informasi yang disampaikan bermanfaat. Dan berikut hikmah dari shalat Dhuha.
Yang pertama, shalat Dhuha merupakan bentuk nyata terima kasih kita kepada Allah swt atas segala nikmat yang kita dapatkan baik jasmani maupun rohani. Jadi wajar kita beberapa menit kita luangkan waktu untuk menunaikan ibadah sunnah di pagi hari.
“Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya.” Lalu, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah Saw., siapa yang sanggup melakukannya?” Rasulullah Saw. menjelaskan, “Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat mencelakakan orang) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka shalat Dhuha dua rakaat dapat menggantikannya.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
Kedua, shalat Dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah Swt. sepanjang hari yang akan dilalui, entah berupa nikmat fisik maupun materi. Rasulullah Saw. bersabda, “Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yaitu shalat Dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya.’” (H.R. Al-Hakim dan At-Tabrani)
Lebih dari itu, momen shalat Dhuha merupakan saat kita mengisi kembali semangat hidup baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin. Di sinilah ruang kita menanam optimisme hidup. Kita tidak sendiri menjalani hidup ini. Ada Sang Maharahman yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani hidup sehari-hari.
Ketiga, shalat Dhuha sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari pembalasan (kiamat) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi Saw. dalam haditsnya, “Barangsiapa melakukan shalat Fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya Allah Swt. akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.” (H.R. Al-Baihaqi)
Keempat, bagi orang yang merutinkan shalat Dhuha, niscaya Allah mengganjarnya dengan balasan surga. Rasulullah Saw. bersabda, “Di dalam surga terdapat pintu yang bernama Bab Adh-Dhuha (Pintu Dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang akan memanggil, ‘Dimana orang yang senantiasa mengerjakan shalat Dhuha? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.’” (H.R. At-Tabrani)