Mohon tunggu...
Fahmi Awaludin
Fahmi Awaludin Mohon Tunggu... Guru, Dosen -

Guru (kelas) SD; Dosen B. Inggris Niaga; Suka buat modul; chatting; beristri dan memiliki anak cantik... hehehe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

2 tantangan manusia saat ini

14 Oktober 2015   07:37 Diperbarui: 14 Oktober 2015   07:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita dihadapkan dengan kenyataan yang semakin sulit disaat itu ujian keimanan kita dicoba. Tak ayal segala yang ada dalam benak terus menggebu laiknya menghadapi suatu kondisi dimana jika tidak mampu dihadapi tentu harus mundur dan tak bisa berdiam diri.

 

Lantas apa yang menjadi 2 tantangan manusia saat ini?

Dalam sebuah video rekaman dosen adab, Dr. Adian Husaini, dikatakan bahwa ada 2 tantangan manusia saat ini, yakni:

Cinta dunia.

Ya ini menjadi hal yang tak bisa dipungkiri dan sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Dimana hampir sebagian besar manusia di dunia ini sudah sangat meencinta dunia nya dan lupa akan kehidupan kelak, di akhirat.

Berangkat dari ciri pertama tadi akan sangat menyedihkan jika dibiarkan begitu saja karena ujung-ujungnya akan hampa dalam diri ini, selain pikirannya hanya dunia dan dunia semata. Dan ketika ada yang bertanyapun ke saya berarti saudara tidak peduli dengan dunia dong, bukan begitu simpulannya. Ini adanya ketikak seimbangan dan s esuatu yang berlebihan akan sangat tidak baik bukan?

Dalam 3 vitamin jiwa yang disampaikan Dr Ahmad Halim dalam sebuah ceramahnya dikatakan ada 3 vitamin diantaranya: akal, syhwat (keinginan) dan emosi. Nah disini terlihat kaitan ciri pertama pada tulisan ini dengan poin ke-2 dalam vitamin jiwa yakni, syahwat (keinginan). Jika kita memiliki keinginan terlalu berlebih tentu akan sangat berbahay jika tidak dibarengi keseimbangan akal dan emosi pada diri kita. Jadi tetap dunia itu penting dan harus dimana poisisnya sebagai alat dan bukan tujuan hidup kita di dunia.

Dan yang tak kalah pentingnya yakni, sekulerisme.

Pada suatu pengajian di masjid l-hijri 1 air mancur, pa Prof Dr KH Didin Hafidhuddin, MS menyampaikan di minggu pagi bahwasannya asal muasa adanya sekulerisme atau faham sekuler yakni adanya kesombongan pada diri manusia bernama koran dimana ada pemisahan antara dirinya dengan tuhan, dunia-akhirat, dll. Nah jika hal ini dibiarkan segala urusan kehidupan kita dan sangat jauh apalagi melupakan Allah swt, sang pemiliki jiwa ini, tentu tinggal tunggu kehancurannya.

 

Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. (Fahmi Awaludin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun