Desa olahraga mungkin menarik untuk dikembangkan. Sama halnya dengan desa wisata yang memaksimalkan potensi objek wisata di sekitarnya untuk menjadi tambahan penghasilan, maka desa olahraga bisa menjadi referensi buat mengembangkan potensi daerahnya yang memiliki sarana prasarana olahraga, atau bahkan sekolah-klub terkenal yang menjadi magnit bagi orang-orang yang memiliki potensi-potensi bakat untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Kita tahu bahwa bulu tangkis kita maju mungkin salah satunya karena ada satu daerah di Kudus yang terkenal dengan klub PB Djarum nya misalnya membuatnya menjadi kiblat anak-anak muda berbakat untuk berusaha menjadi anggota klub tersebut. Atau daerah pringsewu yang terkenal sebagai kampung atlet angkat besi, yang telah menelurkan atlit atlit angkat besi secara terus menerus.Â
Desa olahraga pada akhirnya menjadi pilihan membangun potensi-potensi daerah yang dapat menguntungkan tidak hanya para atlit di dalamnya tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya. Ini juga bisa saja dikembangkan di kota dan perumahan, ketika melihat bapak-bapak yang hobi berolahraga, mereka tentu punya uang dari pekerjaannya, dan olahraga hanya sebagai amatiran, namun bila potensinya menjanjikan siapa tahu mereka tertarik untuk menjadi atlit profesional. Kendala biaya sudah tidak lagi menjadi masalah, tinggal komunitas dan iklim yang menjanjikan bisa membuat potensi-potensi amatir ini bisa diarahkan ke olahrga.
Sudah saatnya, melihat olahraga tidak hanya sekedar hobi dan mengisi waktu luang tetapi menjadi pilihan karir dan mengisi pundi-pundi penghasilan. Bangsa dan Negara ini pun pada akhirnya tidak akan kesulitan mencari atlit untuk mencetak sejarah meraih kemenangan di pentas-pentas bangsa-bangsa di Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H