Usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM sangat diminati oleh banyak orang, terlebih lagi UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara.Â
Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa UMKM memberikan kontribusi sebesar 61,9% atau setara dengan 8.573,89 triliun rupiah untuk PDB pada tahun 2020. Berdasarkan data tersebut disebutkan pula jumlah UMKM yang ada di Indonesia mecapai angka 64,19 Juta.
Jumlah yang tidak sedikit ini tentunya menimbulkan persaingan antar pengusaha UMKM. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat, para pelaku UMKM harus mempersiapkan strategi untuk mengembangkan bisnisnya.Â
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar dapat menarik banyak perhatian para calon konsumen, seperti strategi pemasaran yang digunakan, lokasi penjualan, harga yang bisa bersaing dengan kompetitor dan penentuan produk yang dibutuhkan konsumen atau produk yang sedang berkembang dan memiliki peluang yang besar di masa depan.
Produk UMKM yang berkualitas, menarik dan unik akan sangat berpengaruh pada hasil penjualan juga keuntungan yang didapat. Dengan melihat berbagai hal di sekitar sebagai peluang akan memberikan kita ide untuk berinovasi dalam pembuatan produk UMKM.Â
Salah satu warga Kp. Cikoneng desa Cibiru Wetan telah memanfaatkan bahan yang biasanya hanya berakhir sebagai limbah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomis.
Jeruk bali tidak hanya bisa dinikmati secara langsung, namun juga bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan seperti rujak, asinan, manisan hingga minuman segar. Lalu bagaimana dengan kulitnya?Â
Apakah kulit jeruk bali hanya akan berakhir menjadi limbah? Biasanya kita hanya melihat kulit jeruk bali dijadikan sebagai bahan untuk membuat mobil-mobilan, namun ternyata kulit jeruk bali juga bisa diolah dan dijadikan manisan.
Untuk membuat manisan dari kulit jeruk bali atau yang biasa disebut Kalua Jeruk Bali kita memerlukan sekitar 5-10 buah jeruk bali yang belum matang.Â
Pemilihan kematangan ini dikarenakan kita membutuhkan buah jeruk bali yang memiliki kulit yang tebal. Bahan-bahan lain yang diperlukan untuk membuat kalua jeruk bali adalah kapur sirih, gula pasir, gula merah atau gula aren, vanilli dan air.
Langkah-langkah pembuatan kalua jeruk:
1. Kupas kulit jeruk bali
2. Potong jeruk bali menjadi beberapa bagian
3. Pisahkan kulit jeruk bali dengan isi buahnya
4. Potong kulit jeruk bali menjadi potongan-potongan kecil
5. Rendam kulit jeruk bali menggunakan air yang sudah dicampur dengan kapur sirih selama satu jam
6. Pindahkan kulit jeruk bali ke dalam air bersih, kemudian rebus hingga matang
7. Pindahkan kulit jeruk bali ke dalam air bersih dan diamkan beberapa hari hingga rasa pahitnya hilang
8. Ganti air rendaman kulit jeruk bali 2-3 kali sehari
9. Setelah rasa pahitnya hilang, peras kulit jeruk bali dan tiriskan
10. Siapkan 2-3 kg gula pasir, beberapa buah gula aren, 10 bungkus vanilli, air satu gayung dan garam secukupnya.
11. Masak semua bahan hingga gula larut dengan merata
12. Masukan kulit jeruk bali dan aduk hingga air gula meresap dan surut
13. Tiriskan dan tunggu hingga kulit jeruk bali kering
14. Kemas manisan kalua jeruk bali menggunakan kemasan yang menarik
15. Manisan kalua jeruk bali siap dihidangkan dan dipasarkan
Manisan kalua jeruk ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut, tentunya dengan rasa yang manis. Untuk penggemar makanan manis, kalua jeruk bali akan menjadi camilan yang cocok untuk dinikmati setiap saat.Â
Inovasi produk UMKM ini juga diharapkan bisa memberikan dampak yang baik untuk masyarakat, seperti meningkatkan nilai jual pada jeruk bali, membantu perekonomian warga setempat dan bisa mengangkat nama daerah yang bersangkutan sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H