Mohon tunggu...
Misbah Ahmadi
Misbah Ahmadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terorisme, Bidah Keji dalam Agama

21 Mei 2018   13:54 Diperbarui: 21 Mei 2018   23:27 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Di bulan  Ramadhan yang suci ini, kita telah disambut oleh serangkaian aksi-aksi terorisme yang meresahkan oleh kelompok-kelompok yang diduga punya relasi dengan kelompok teroris ISIS di Timur Tengah. Aksi-aksi tersebut selalu dikaitkan dengan agama lebih khususnya agama Islam, di mana para pelakunya memiliki motivasi untuk berjihad (berjuang) di jalan Allah

Namun tidak sedikit yang sudah mengerti baik muslim sendiri ataupun non-muslim bahwa perbuatan tersebut nyatanya sama sekali tidak mencerminkan ajaran agama Islam. Ayat-ayat yang digunakan sebagai dasar perbuatan mereka sama sekali tidak relevan, karena ditafsirkan dengan cara yang memaksakan dan tidak dipahami dengan mendalam.

terorisme memutar-balikkan substansi agama menjadi terbalik 180 derajat. jika kita membaca kembali sejarah turunnya agama, adalah tidak lain sebagai problem solving (pemecah masalah) ditengah umat yang kehilangan arah dizaman dimana agama tersebut turun. lebih khususnya agama islam yang lebih sering distigma-kan sebagai agama teror karena kebanyakan pelaku teror berjubah islam.

bangsa arab sebelum era islam merupakan bangsa yang mengalami peradaban yang terpuruk yang menurut tradisi sejarah kebudayaan islam  disebut sebagai zaman jahiliyah (zaman kebodohan).  tindakan tidak manusiawi seperti mengubur anak perempuan hidup-hidup, penyiksaan terhadap hamba sahaya, kerusakan moral seperti perzinahan, menikahi 2 perempuan yang bersaudara atau juga menikahi janda bapaknya, fanatisme suku yang mengakibatkan dendam berantai jika ada anggota suku yang terbunuh oleh anggota suku lain dan karena tidak otoritas yang mengadili perbuatan tersebut. dan masih banyak contoh lainnya, merupakan perbuatan yang sudah mendarah-daging pada bangsa Arab pra-Islam.

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad merupakan agama pembebas. dalam kurun waktu 23 tahun, bangsa arab dituntun secara perlahan lepas dari belenggu kebodohan dan rusaknya peradaban menjadi bangsa yang luhur dan beradab. tidak ada perpecahan karena perbedaan dipelihara dan dijaga oleh Islam.  bahkan dengan semangat beragama yang kuat pula, sepeninggal Nabi Muhammad, umat islam mencapai kejayaan dengan memberikan kontribusi yang besar dalam ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh para cendekiawan dengan nama besar seperti Ibnu Shina, Alfarabi, Alkindi, Alrazi, Ibnu batutah, dll. 

Dari hal diatas, kita bisa memahami bahwa apa yang dilakukan oleh pelaku teror merupakan perbuatan yang keluar dari substansi beragama yang benar dan sama sekali tidak bisa disandarkan dengan dalil-dalil apapun dalam agama Islam dan juga tidak ada contohnya dari Nabi. Jika pengertian bid'ah adalah perbuatan baru yang tidak ada contohnya dari nabi dan tidak bisa disandarkan pada dalil apapun, maka terorisme adalah bid'ah yang tak terbantahkan dan bid'ah yang paling bid'ah. bukan hanya bid'ah  terorisme adalah bid'ah sayyi'at (buruk) dan dholalah (sesat).

dari sisi spiritual pun, hal yang menjadi motivasi mereka melakukan perbuatanya meledakkan diri bersama orang-orang yang tak berdosa terbilang konyol, yakni menikahi bidadari-bidadari surga, sehingga mereka menyebut diri mereka calon pengantin. Jadi Tuhan bukan merupakan tujuan terakhir mereka, melainkan nafsu berbalut kesucian yang dibayar dengan darah manusia.

mencegah terorisme merupakan tugas kita bersama sebagai umat manusia, telebih sebagai muslim yang agamanya telah dinodai oleh darah manusia tak berdosa yang ditumpahkan oleh orang-orang yang mengaku berjihad dijalan Tuhan. sejatinya mereka para pelaku teror merupakan korban dari kebodohan yang diciptakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. 

Para cendekiawan menjelaskan, bahwa kelompok teroris ISIS dan kelompok-kelompok teroris yang menjadi cikal bakalnya adalah kelompok yang diciptakan oleh negara barat, dalam hal ini Amerika dan beberapa negara eropa. mereka memanfaatkan orang-orang yang memiliki semangat beragama yang membara namun kurang terpelajar untuk diracuni dengan paham yang menyimpang.

saya pribadi merasa bahwa pendidikan merupakan preventif yang paling efektif untuk mencegah terorisme. di tengah aksi teror yang sedang marak, humanisme dan anti-teror merupakan hal yang mendesak untuk dijadikan kurikulum dalam mata pelajaran agama di jenjang dasar pendidikan formal kita demi mencegah tindak kekerasan atas nama agama sejak dini. 

Akhir kata saya ingin mengutip kalimat milik aktivis perdamaian asal pakistan, malala yousafzai.  "with gun you can kill terrorist, with education you can kill terrorism".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun