Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernah Mengalami Cinta Sejati?

14 September 2017   16:09 Diperbarui: 18 September 2017   11:37 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda mencintai seseorang atau sesuatu sampai Anda tak bisa lagi memikirkan hal lain selain apa yang Anda cintai itu?

Banyak yang mengistilahkannya sebagai mabuk cinta atau mabuk kepayang. Cinta buta atau cinta membabibuta. Namun jangan salah, itu bukanlah cinta sejati.

Cinta sejati tidak terasa dalam sekejap atau dalam dua kejapan. Cinta sejati butuh waktu untuk mengambil bentuk, dan mengalir dalam darah serta jiwa.

Apakah cinta sejati muncul pada pandangan pertama? Bisa iya bisa tidak. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa cinta pada pandangan pertama sama sekali bukanlah bukan cinta yang mati-matian. Itu adalah cinta monyet alias cinta asal jadi.

Sebenarnya, cinta pada pandangan pertama tidak lain hanyalah kegilaan sesaat. Tidak merefleksikan arti cinta yang sesungguh-sungguhnya.  Cinta pada pandangan pertama adalah gelombang emosi romantis dan seksual yang kuat namun tak tahan lama, juga tak tahan banting. Luapan cinta pertama itu bisa berlalu begitu cepat, bagai ditiup angin lalu hilang tanpa bekas. Ah, betapa cepatnya....

Sebelum Anda bertanya-tanya tentang cinta sejati itu apa dan apa tanda-tanda cinta sejati yang paling menonjol, maka Anda perlu memahami terlebih dahulu bahwa sangat penting untuk pelan-pelan dalam menjalin hubungan jika Anda ingin memastikan kesuksesan hubungan tersebut.

Saat pertama kali berkencan dengan seseorang atau jatuh cinta pada seseorang yang pada pandangan pertama, apa yang Anda alami bukanlah cinta.

Sama seperti ketika Anda seakan merasa seperti sedang jatuh cinta, eh tapi sebenarnya tidak. Kadang perasaan seperti itu memang sulit diupahami akal sehat.

Apa sebenarnya cinta itu? Nah ini dia. Cinta sejati, ironisnya, tidak dapat didefinisikan. Kenapa? Cinta sejati tidak untuk didefinisikan, didiskusikan, dan dijabarkan tetapi untuk dialami dan dilakoni. Sederhananya untuk dinikmati dan dijalani bersama-sama he he he.

Ini adalah jenis cinta yang banyak diupayakan oleh kita semua, tapi hanya sedikit yang benar-benar menemukan atau menyadarinya sampai semuanya telah terlambat. Jadi apa sebenarnya cinta sejati itu?

Cinta sejati adalah jenis cinta dan kasih sayang yang Anda miliki untuk seseorang yang tidak terikat oleh hukum perilaku manusia. Perilaku manusia mudah dimengerti. Bila seseorang menyakitimu, kamu marah padanya. Bila seseorang beruntung atau mendapat pekerjaan yang lebih baik, Anda akan cemburu terhadap mereka. Dan ketika seseorang menghancurkan ego Anda atau mempermalukan Anda, Anda menginginkan balas dendam sekeras-kerasnya. Ini adalah perilaku manusia, karena ciri-ciri ini berurat berakar di dalam diri kita.

Tapi saat Anda mengalami cinta sejati dengan seseorang, naluri dan perilaku utama Anda hanya berubah terhadap orang ini. Cinta sejati melampaui perilaku manusia yang khas. Itu membuat Anda menjadi manusia yang lebih baik terhadap seseorang yang Anda anggap istimewa. Cinta tanpa syarat. Cinta tanpa pamrih. Luar biasa kan?

Lalu, kapan seseorang mengalami cinta sejati?

Cinta sejati membutuhkan waktu untuk mekar. Apa yang Anda alami di tahun pertama tak lebih dari sebuah hubungan 'kegilaan' dan ketertarikan seksual semata.

Saat semburan kegilaan mulai memudar dengan munculnya beberapa argumen saling pertentangan, lalu juga beberapa kesalahpahaman pertama, saat itulah cinta mulai memasuki gambar yang nyata. Dan di sinilah kebanyakan pasangan mulai hanyut secara emosional, atau bahkan akhirnya putus oleh karena ketidakcocokan.

Jika Anda berada dalam hubungan di mana Anda berdua benar-benar saling memahami dan merasa kompatibel satu sama lain, dan yang terpenting, saling mencintai dengan sungguh, kemungkinan besar Anda sudah benar-benar mencintai sejati.

Apakah cinta sejati sekali dalam seumur hidup? Tidak juga. Anda bisa mengalaminya berkali-kali, dan dengan banyak orang pada saat bersamaan. Anda dapat mengalami cinta sejati dengan pasangan atau kekasih Anda, anak-anak Anda dan orang lain yang Anda ikuti dalam sepanjang hidup Anda. Contoh, banyak yang memiliki cinta sejati pada Ahok, kendatipun ia sudah dipenjara.

Tapi cinta seseorang memang bisa saja memudar seiring berjalannya waktu. Bagi sebagian besar dari kita, cinta pertama kita adalah pertama kalinya kita mengalami bentuk cinta sejati yang paling murni.

Kita tidak takut membiarkan orang istimewa ini masuk ke dalam hati kita dan sama sekali tidak takut mengalami patah hati karena kita masih belum tahu seperti apa patah hati itu. Kita tak kenal takut dalam cinta dan kita mencintai sepenuh hati dan dengan segenap hati kita.


Cinta sejati tidak bisa dipaksakan.  Cinta sejati harus dialami secara alamiah dan sepenuh hati. Anda tidak bisa memalsukan cinta sejati, tidak peduli seberapa keras Anda mencobanya. Jika ada pasangan yang gagal melewati ujian kompatibilitas di tahap kegilaan mereka, cukup sulit bagi mereka berdua untuk mengalami arti sesungguhnya dari cinta sejati.

Cinta sejati mungkin sangat sulit untuk didefinisikan, namun tanda untuk membaca cinta sejati dapat terlihat dengan jelas dalam setiap hubungan cinta yang terjalin sempurna.

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah menemukan atau menjalani cinta sejati dalam kehidupan Anda dan pasangan Anda? Atau dengan orang-orang terdekat, serta siapa saja yang padanya pantas dicintai secara sejati? Anda sendirilah yang dapat menjawabnya.

Tulisan ini hanya opini semata, karena saya sama sekali bukan guru cinta....Ha ha ha!

Cheers...!

  • Michael Sendow -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun