Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anda Punya Resolusi Tahun Baru (2017) Paling Radikal?

30 Desember 2016   13:07 Diperbarui: 30 Desember 2016   13:19 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic Source: MarketWatch.com

Kita banyak mendengar tentang resolusi tahun baru. Banyak diantara kita yang mungkin setiap tahun selalu mengucapkan atau mengikrarkan resolusi tahun barunya untuk tahun yang akan segera tiba. Berapa persenkah diantara yang membuat resolusi tersebut berhasil mewujudkan resolusinya itu? Belum ada data statistik yang pernah mendata secara akurat.

Lalu kalau begitu apa resolusi Anda pribadi untuk tahun 2017?

Please don’t ask me. Tetapi tanyakan pada diri setiap Anda. Ask yourself. What’s your New Year Resolution?

Resolusi tahun baru sebetulnya adalah sebuah tradisi turun temurun di banyak tempat di belahan bumi bagian Barat sana. Eeh, akan tetapi ternyata banyak juga dijumpai di belahan bumi bagian Timur ya, termasuk kita di sini, sudah mewabah di Indonesia hal-hal semacam itu.

Biasanya resolusi tersebut berisi hal-hal yang baik dan membanggakan. Di dunia Barat, umpamanya di Amerika, bertahun-tahun saya mendengarkan banyak resolusi kawan-kawan saya warga asli Amerika menyatakan resolusi tahun baru mereka yang berisi hal-hal menarik.

Ada yang resolusinya memperbaiki diri dan kelakuan (ada yang suka mengganggu saya akhirnya berjanji akan bersikap lebih baik lagi di tahun yang baru nanti. Dalam hati saya sih, kenapa baru mau nanti ya nggak dari kemarin-kemarin aja sih…….hehehe). Ada yang beresolusi akan menjadi kaya raya dari bisnis menjual balon. Ada yang katanya akan menjadi lebih bijak. Menjadi ini dan itu. Banyak sekali.

Pada zaman dulu, Isi dari setiap resolusi orang memang macam-macam, namun secara garis besar mengandung unsur antara lain:  Keagamaan dan keimanan. Partisipasi dalam masyarakat, negara, atau organisasi. Menyangkut harapan-harapan dan pencapaian yang populer. Tentang kesuksesan dalam karir. Juga tentang Kehidupan secara umum lainnya termasuk cinta. Unsur-unsur itu lalu kemudian mulai diadopsi oleh manusia yang hidup di jaman modern, kini dan di sini.

Bangsa atau orang-orang Babilonia membuat janji kepada Tuhan mereka pada setiap akan memulai tahun yang baru bahwa mereka akan mengembalikan semua pinjaman dan membayar utang-utang mereka. 

Orang-orang Romawi jaman dulu juga berjanji pada Dewa Janus (namanya kelak dipakai untuk menamai bulan Januari pada sejarah kalender Romawi) pada setiap awal tahun baru. Apa isi resolusi atau janji mereka kepada Dewa Janus, saya nggak tahu betul. Serius. Belum sempat saya tanyakan ke mereka dan apalagi ke Dewa Janusnya. Jadi, kita lanjut saja.

Sejarah mencatat. Di masa-masa akhir Great Depression di Amerika, tak kurang dari seperempat warga negara Amerika membentuk sebuah formasi yang dinamakan ‘resolusi tahun baru massal’. Memasuki abad 21, saat itu, sekitar 40% melakukan resolusi tahun baru mereka. Pada kenyataannya, menurut American Medical Association (AMA), maka ada sekitar 40% sampai 50% orang Amerika yang berpartisipasi mengikuti tradisi New Year's resolution.

Sasaran atau Impian Beresolusi (Yang Hendak Diwujudkan di Tahun yang Baru)

Secara umum, inilah resolusi yang lumayan banyak catatannya:

Memberikan lebih banyak lagi kepada fakir miskin dan anak yatim piatu. Untuk menjadi lebih percaya diri, lebih bertanggungjawab, dan lebih bijaksana. Akan makan makanan sehat, dan mengurangi makan goreng-gorengan serta jajanan pinggir jalan yang kurang sehat. Akan menurunkan berat badan. Tidak akan minum minuman beralkohol lagi. Tidak akan merokok lagi. Akan berhenti memaki-maki orang lagi. Dan lain sebagainya, pokoknya ada begitu banyak resolusi tahun baru yang indah-indah bak bunga bakung di taman.

Masih ada lagi? Wow, sangat banyak ternyata. Resolusi dari segi finansial umpamanya. Tahun yang baru akan semakin semangat bekerja dan menghasilkan uang banyak. Mengurangi utang. Akan berusaha menjalankan usaha sendiri, alias berbisnis. Akan semakin rajin bayar pajak, ikut tax amnesti berkali-kali jikalau diperlukan. Akan membeli rumah, mobil, kulkas, dan lainnya.

Ada yang punya resolusi untuk semakin banyak membuat pertemanan di tahun yang baru. Medsos akan semakin ramai, buka akun ini dan itu sebanyak mungkin.  Ada yang resolusinya supaya dapat pacar (atau bahkan pacar baru). Ada yang resolusinya supaya tahun yang baru ia akan semakin menyayangi keluarganya. Akan melakukan perjalanan wisata ke banyak tempat dengan membawa istri dan anak untuk menyenangkan mereka. Akan menambah anak, dan kalau dibolehkan, nambah istri juga (oups).

Ada juga yang akan semakin memperhatikan kehidupan sosial. Membantu secara sukarela pada pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan lainnya. Membantu organisasi kemasyarakatan dan terus beramal, bersedekah, dan banyak memberi serta membagikan berkat.

Ada yang punya resolusi tidak akan lagi main video game, atau nonton youtube berlebihan, tetapi bakalan fokus pada belajar dan terus belajar.

Masih banyak lagi, dan saya pasti akan capek kalau harus menuliskan semuanya itu. So, this is it deh.Capek deh.

Resolusi Tahun 2017 Paling Update dan Paling Gres --- Saran Saya

Memasuki tahun 2017, inilah saran saya resolusi yang hendaknya diamini dan diikrarkan mereka yang merasa diri termasuk di dalamnya. Anda boleh mengkalimatkannya sesuai selera Anda masing-masing, pakai telor spesial juga silakan.

Ini dia,cekidot:

  • Resolusi bagi para terroris: “…Tidak akan lagi melakukan aktivitas terorisme di Indonesia tercinta ini, karena di sinilah aku lahir dan dibesarkan. Tidak akan membunuh orang lain atas nama apapun dan atas perintah siapapun. Tidak akan menebar terror lagi dengan alasan apapun dan untuk tujuan apapun…Tobat sempurna dan akan mandi kembang 12 rupa, bersihkan diri lahir batin…”
  • Resolusi bagi para bandar narkoba dan pemakai narkoba: “…Tidak akan lagi menjual, mengedarkan, dan memakai narkoba dalam bentuk apapun. Akan bertobat secara total dan sadar sepenuh-penuhnya, karena ternyata sudah jutaan anak muda Indonesia yang menjadi korban kejahatan narkoba. Diri ini terlalu berharga untuk dirusak oleh narkoba yang hanya memberikan kenikmatan sesaat…Lebih baik minum susu dan kopi yang membuat badan fres dan segar…”
  • Resolusi bagi para pembuat dan penyebar HOAX serta pemecah belah bangsa: “…Akan berhenti menyebarkan hoax dan berita-berita palsu, tulisan yang menghasut dan memprovokasi serta memecahbelah bangsa. Akan berhenti memelintir berita dan mengkondisikan isi berita tersebut seenak perut dan seenak jidatdewe sesuai keinginan dan nafsu semata. Akan stop memprovokasi orang lain dengan kepicikan dan kebusukan cara berpikir yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok…”
  • Resolusi bagi para penjahat: “…Akan berhenti melakukan kejahatan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan, pencurian, penodongan, dan segala macam tindak kejahatan yang sesungguhnya tidak manusiawi dan biadab. Semua tindakan yang diluar batas norma hukum dan norma kesusilaan, serta melampaui batas keberadaban manusia beradab…Kejahatan-kejahatan itu ternyata adalah kekejian di mata Tuhan…”

Itu saja dulu, silakan Anda tambahkan sendiri. Nah, Setelah itu, apa kira-kira resolusi pribadi Anda sendiri? Nggak perlu teriak, bisikan saja pelan-pelan. Dirimu dan Tuhan yang akan mendengarnya secara seksama dan nyata, bukan orang lain. ---Michael Sendow---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun