Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Miskin Karya? Ah, Siapa Bilang

2 Oktober 2016   17:39 Diperbarui: 2 Oktober 2016   18:27 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok memang tidak membuat programnya sendiri, sedikit sekali mungkin yang ia ‘ciptakan’. Ah, masak iya sih Ahok ini ‘miskin’ ide? Lho kok bisa seperti itu? Iya, bisa aja sih, tapi tak gitu gitu juga kali.

Karena apa-apa yang orang kritik tentang dirinya bisa jadi benar, dia itu sebenarnya hanya meneruskan apa yang sudah dipikirkan oleh gubernur-gubernur pendahulunya. Tapi, so what gitu lho...Mungkin saja mereka itu memanglah gubernur gubenur pemikir atau gubernur pencetus.

Seperti program kali bersih, MRT, Rumah susun, taman kota, pasar tradisional dan sebagainya. Tetapi apakah meneruskan saja jauh lebih mudah daripada mereka yang mencetuskan ide tersebut? Ooh, ternyata tidak.

Mari kita lihat dengan mata kita yang terbuka lebar. Begini ya, ada kata-kata bijak yang berkata bahwa bicara itu tak semudah bacotnya seorang motivator. Sama juga, melakukan sesuatu itu tak seindah dan segampang bacotnya politikus. Ini realitas.

Mencetuskan ide atau menggelontorkan ide itu siapa saja bisa loh. Membuat pergub itu gampang sekali. Membuat rancangan pembangunan kota itu tak sulit-sulit amat. Yang berat justru adalah untuk memulainya. Jangan sampai kita hanya jadi gubernur pencetus ide, konseptor tetapi tidak pernah bisa menjadi eksekutor. Jangan hanya sebatas menjadi gubernur pemikir tetapi jadilah gubernur pelaksana, artinya laksanakan apa yang sudah dikonsepkan, jangan hanya duduk diam tak ada aksi. Itu.

Kalau hanya sampai di brilian dalam berwacana saja, tetapi tidak pernah ada niat tulus mengeksekusinya, tidak berani mengambil resiko untuk memulainya, tidak punya nyali melawan para begundal-begundal DKI penghambat pelaksanaan pembangunan, ya mending nggak usah berkomentarlah.

Apalagi umpamanya, sudah merancang sebuah proyek yang hebat-hebat, indah-indah tapi tak pernah memulainya entah oleh karena hal apa, ya susah juga. Ini sama saja dengan asbun semata alias asal bunyi doang jadinya. Tekad dan keberanian sangat dibutuhkan.

Apa yang Dilakukan Ahok?

Mengeksekusi apa yang sudah dicetuskan para pendahulu, itu sudah jelas. Membumikan apa yang hanya ada dalam angan para pendahulu. Membuat nyata apa yang sudah ada di atas kertas berpuluh-puluh tahun lamanya.

Hanya orang gila dan tak waras yang tak mau mengakui ini. Jokowi pernah bilang, semua rancangan hebat sudah ada sejak jaman dulu, tetapi semua itu hanya ada di atas kertas saja. Tidak ada yang betul betul mau dan berani memulainya. Semua itu akhirnya baru dimulai pada jaman Jokowi dan Ahok memimpin. Ada apa ini? Ya, tolong catat dulu itu baik-baik.

Makanya tak heran kalau Ahok sampai bersuara seperti ini, "Saya sampaikan dengan jelas, semua program kali bersih sejak zaman Sutiyoso, sejak zaman semua gubernur (jauh sebelumnya). Semua program LRT, MRT sejak zaman semua gubernur. Rumah susun dari semua program gubernur. Pertanyaannya, gubernur mana yang dapat mengimplementasikan?"(Ahok, Jakarta Selatan, 1/10/2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun