Untuk membangun dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, seluruh penduduk Indonesia diharapkan dapat aktif bergotong-royong menyukseskan program JKN-KIS ini.
Peran dan partisipasi aktif seluruh pihak (multi-stakeholders) dalam mendukung program JKN-KIS ini amat sangat dibutuhkan. Multi-Stakeholdersitu adalah: Masyarakat, Rumah Sakit, Tenaga Medis, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM, Badan Usaha, Pengelola Klinik Swasta, dan lain sebagainya. Jadi jelas sekali bahwa semua pihak mestinya ikut terlibat dalam menyukseskan program ini.
Karena keterlibatan dan dukungan semua pihaklah maka kontribusi pelaksanaan program ini begitu jelas terasa. Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) mengeluarkan data bahwa selama tahun 2014, kontribusi JKN-KIS bagi ekonomi Indonesia berjumlah tak kurang dari 18.66 Triliun, yaitu terdiri dari: industri Kesehatan 4,4 Triliun, obat-obatan sebesar 1,7 Triliun, lalu lapangan kerja bidang kesehatan 4.2 Triliun, kemudian konstruksi Rumah Sakit sebesar 8.36 Triliun. Total jumlah peserta JKN-KIS sampai tanggal 1 September 2016 telah mencapai 168.512.237 orang (sumber: BPJS Kesehatan).
Kenaikan Iuran Peserta
Mulai tanggal 1 April 2016 lalu, iuran JKN yang dikelola BPJS Kesehatan sudah mengalami kenaikan. Kenaikan iuran ini diresmikan melalui Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.Untuk kelas 1 dari Rp 59.500 naik menjadi Rp 80.000, dan untuk kelas 2 dari Rp 42.500 naik menjadi Rp 51.000. Untuk kelas 3 tetap Rp 25.500. Banyak yang bertanya kenapa harus ada kenaikan iuran? Kenapa tidak semua saja ditanggung pemerintah dan masih banyak pertanyaan sejenis lainnya.
BPJS tidak mungkin digratiskan, bebannya akan menjadi sangat besar, dan pasti juga akan dipertanyakan dari mana anggaran untuk jaminannya? Lalu jikalau BPJS di komersialkan pasti juga banyak yang komplain karena masyarakat berhak mendapatkan kesehatan yang layak dan terjangkau seperti diatur yang telah diatur dalam undang – undang. Jika kemudian iuran BPJS menjadi lebih murah maka kualitas layanan kesehatan pun pasti akan semakin sering dipertanyakan. Setiap orang tentu punya persepsi berbeda-beda dalam hal ini. Apapun yang dilakukan pemerintah untuk memaksimalkan BPJS Kesehatan mungkin memang tidak akan bisa memuaskan dan menyenangkan semua orang.
Kenaikan iuran ini rasanya masih wajar dan memang diperlukan, itu juga adalah oleh karena iuran bulanan merupakan modal terjadinya prinsip gotong-royong yang saling mencukupi. Berkat iuran bulanan yang memadai dari setiap peserta yang tidak sakit, maka peserta yang sakit dapat terbantu, seperti subsidi silang. Dengan kenaikan iuran ini, BPJS Kesehatan dapat meningkatkan layanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat di semakin banyak tempat.
[caption caption="Kenaikan Iuran"]
Dukung BPJS Kesehatan
Kita punya alasan penting untuk mendukung upaya BPJS dalam mewujudkan prinsip gotong-royong ini. Pertama adalah oleh karena pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa, maka tentu kita masih membutuhkan peran sesama kita manusia dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani (termasuk kesehatan di dalamnya) maupun rohani. Hal berikutnya, kita juga bukanlah orang hutan yang hidupnya di hutan. Kita ini adalah masyarakat yang bergaul dan masyarakat yang bersosialisasi. Kita butuh kehadiran orang lain dalam menjalani hidup ini. Demi menjalaninya dengan lebih baik dan lebih sehat. Karena itu, kalau hari ini ada begitu banyak komunitas terbentuk. Tak sedikit organisasi didirikan. Itu semua terjadi karena kita mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan melakukan apapun sendirian saja.
Lalu kemudian juga, sebagai manusia seutuhnya, sebetulnya hidup kita baru akan berarti bila hidup yang kita jalani ini sudah memberi arti bagi kehidupan sesama kita. Meminjam kata-kata bijak yang ditulis oleh Ralph Waldo Emerson yang mengatakan begini, “The purpose of life is not to be happy. It is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well,” maka saya berani mengajak kita semua untuk saling tolong-menolong, saling bergotong-royong, menjadi berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti juga ada ujar-ujar lain yang bilang, “Bertolong-tolonganlah kalian menanggung beban...”