Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jembatan dan Nawacita Jokowi

1 Agustus 2016   15:06 Diperbarui: 1 Agustus 2016   16:42 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan gantung di Ciliman, anak-anak SD perempuan ini juga harus bergelantungan dan meniti tali atau labrang untuk ke sekolah mereka. Ini infrastruktur apa ya? Infrastruktur jembatan layang tali atau layang labrang barangkali? (Pic Source: Kaskus)

Indonesia Timur yang sejak jaman dahulu kala, jaman purba kala, seperti kurang tersentuh dan seakan ‘jijik’ untuk dijamah, kini mulai mendapat sentuhan magis dan penuh pesona. Pemerintah tancap gas membangun dan mempersiapkan infrastruktur di sana-sini. Waduk serentak dibangun di Aceh, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Jalan-jalan toll juga dibangun di berbagai daerah di Indonesia Timur. Jokowi tidak main-main dalam hal ini.

Kemudian saya pernah membaca program kerjasama dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) yang membuat saya cukup senang. Kerjasama ini telah berhasil melakukan ekspor perdana yaitu sekitar 24 ton ikan Muroaji dari Tahuna, salah satu daerah di Provinsi saya, Sulawesi Utara (kawasan pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina) yaitu pada tanggal 12 Mei 2016. Perhatian pemerintah terhadap Indonesia Timur memang menggembirakan.

Dana sebesar Rp313,5 triliun digelontorkan pemerintah untuk membangun infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia pada 2016 ini. Supaya apa semua itu? Jelas supaya ketimpangan (gap) atau jurang pemisah antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur akan semakin dikurangi, kalau bisa ya dinihilkan.

Membangun dari pinggir adalah konsep pembangunan yang dicanangkan Jokowi. Konektivitas antar provinsi, daerah, atau antar wilayah akan semakin menjadi kenyataan.  Pembangunan yang “Indonesia Sentris bukan Jawa Sentris,” kata Jokowi. Butir ke-3 dari Nawacita sudah jelas mengatakan tentang membangun Indonesia dari pinggiran tersebut.

Jangan Lupain Jembatan Tradisional

Saya pernah dengar kawan saya, orang yang sangat bijak suatui ketika bilang begini ke saya, “Jikalau engkau tidak sanggup membangun jalan raya di kota, maka kumpulkan saja batu dan bangun jalan kecil di desa, yang dapat dilalui orang menuju ke sumber mata air.”

Sejalan dengan pemikiran Pak Jokowi, saya bermaksud mengingatkan saja, dan memberi usul. Jikalau konsep pembangunan dari pinggir itu benar-benar fakta di lapangan, maka jangan lupa juga soal jembatan. Iya betul, jembatan. Jem-ba-tan!

Saat ini pembangunan jembatan penghubung antar propinsi, antar daerah, antar wilayah terus dibangun, nampaknya sudah mulai sesuai dengan harapan. Jembatan memang adalah salah satu infrastruktur yang amat penting dan tidak boleh tidak diperhatikan.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki puluhan ribu pulau, ratusan sungai besar, ribuan sungai kecil, tentu saja amat memerlukan kehadiran jembatan-jembatan penghubung. Nah, menurut catatan yang dapat saya telusuri, ada beberapa data tentang jembatan-jembatan terpanjang yang dibangun dan dimiliki republik ini. Kita ini sebetulnya kaya jembatan sih.

Jembatan yang terpanjang di Indonesia saat ini adalah Jembatan Suramadu (Surabaya - Madura) yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Bayangkan saja, panjang jembatannya adalah 5438 meter dengan lebar yang tak kurang dari 30 meter. Jembatan ini dibangun pada tahun 2003 lalu diresmikan penggunaannya pada tahun 2009. Sungguh membanggakan.

Jembatan Suramadu yang megah (Pic Source: www.nettik.com)
Jembatan Suramadu yang megah (Pic Source: www.nettik.com)
Lalu ada jembatan Pasupati di Bandung yang memiliki panjang 2147 meter dengan lebar 21.53 meter. Ini adalah jembatan terpanjang nomor dua di Indonesia. Sudah digunakan sejak tahun 2005. Lalu kemudian ada lagi jembatan Siak di Provinsi Riau yang memiliki panjang 1196 meter dan lebar 16.95 meter. Membentang gagah di atas sungai Siak. Ini juga membanggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun