Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Swedia Menuju Cashless Society

30 Juni 2016   19:49 Diperbarui: 1 Juli 2016   17:08 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1661, Stockholms Banco, Bank Sentral Swedia mengeluarkan dan memperkenalkan uang kertas Eropa paling pertama kali. Uang kertas yang dicetak itu memiliki delapan tanda tangan di atasnya. Tahun lalu Swedia kembali mencetak dan menerbitkan beberapa seri uang kertas terbaru mereka, dengan latar gambar budayawan besar yang dimiliki Swedia.

Tetapi, Swedia adalah salah satu negara tercepat perkembangannya menuju masyarakat tanpa cash. Negara-negara seperti Denmark, Finlandia (kampung halaman nenek saya), dan Norwegia juga sudah memulai hal serupa. Namun Swedia bisa jadi adalah ‘pemimpin’ dalam mewujudkan apa yang diistilahkan sebagai cashless society” itu.

Ungkapan-ungkapan seperti ini akan semakin sering Anda jumpai di Swedia. “I don’t use cash any more, for anything. Kenapa tidak lagi memegang uang cash? “You just don’t need it. Shops don’t want it; lots of banks don’t even have it. Even for a candy bar or a paper, you use a card or phone.”Anda bisa bayangkan sebuah komunitas atau masyarakat yang hidup tanpa uang cash.

Lalu apa yang mereka gunakan? Kartu dan smartphone (yang tentu sudah memiliki aplikasi-aplikasi tertentu). Di kemudian hari bisa jadi mereka akan juga yang paling pertama menggunakan ‘Digital Currencies’ atau ‘Virtual Money’ secara massif. Sebagai sedikit kilas balik, saat ini bus-bus di Swedia tidak melayani pembayaran cash

Hal itu sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Amat mustahil menemukan atau bisa membeli tiket di Stockholm dengan menggunakan uang cash. Pedagang kelontongan, toko, ‘warung-warung’ kecil secara hukum bahkan berhak menolak uang logam atau uang kertas dari pembeli. Maka, masyarakat secara langsung tak langsung didorong untung tidak lagi menggunakan uang cash.

Menurut data Bank Central, transaksi cash di Swedia tahun lalu ‘hanya’ sebesar sekitar 2% saja dari total pembayaran yang terjadi selama tahun kemarin (2015). Dan yang lebih mengejutkan lagi, ada sekitar 900 cabang bank dari total 1600 cabang bank yang ada di Swedia, tidak lagi menyimpan dan menyediakan cash atau untuk cash deposit. Nah, untuk beberapa daerah tertentu bahkan sudah tidak ada lagi ATM. Sirkulasi mata uang Swedia - Krona semakin hari semakin berkurang drastis.

Kartu adalah alat pembayaran dan transaksi keuangan paling banyak digunakan di Swedia. Menurut Visa, orang Swedia itu menggunakan kartu mereka tiga kali lebih banyak dibanding rata-rata negara Eropa lainnya. Orang-orang Swedia semakin enjoy dan nyaman dengan tidak memegang uang cash, atau mengantongi berlembar-lembar US dolar sekalipun.

Kini, aplikasi smartphone/mobile phone semakin disenangi dan merajai banyak tempat. ‘Swish, adalah salah satu contoh aplikasi yang amat populer di Swedia. Mereka dibentuk dan digunakan bekerjasama dengan bank-bank besar dan top semisal Nordea, Handelsbanken, SEB, Danske Bank dan Swedbank. Dengan hanya menggunakan fasilitas nomor telepon para pengguna diijinkan untuk umpamanya melakukan pengiriman uang, dari satu bank ke yang lainnya, hanya melalui smartphone-nya (secara real time).

Aplikasi Swish perlahan namun pasti mulai ‘membunuh’ uang cash bagi sebagian orang di sana. Ia memiliki feature yang sama dengan pembayaran cash (real time clearing), sama persis dengan penggunaan uang kertas biasa. Digunakan oleh hampir separuh penduduk Swedia, aplikasi ini telah dipakai untuk pembayaran sebesar 9 juta transaksi dalam sebulan saja.

Bahkan, untuk penjual pinggir jalan pun antusias menggunakan metode ini. Mulai dari tukang jual hotdog, majalah, dan lainnya. Mereka menggunakan iZettle yang murah meriah dan sangat mudah digunakan, yaitu sebuah sistem yang didesain khusus untuk memungkinkan penjual keliling, penjual pinggir jalan, dan atau usaha-usaha kecil lainnya dapat melakukan transaksi cashless. Mereka hanya butuh card reader yang dicolok ke smartphone yang mereka miliki untuk menjalankan aplikasi tersebut. Transaksi pun beres sudah.

Cashless Society
Di suatu pagi yang cerah, tanggal 22 April 2013 di kota Stockholm, tepatnya di cabang Östermalmstorg bank Skandinaviska Enskilda sebuah peristiwa telah terjadi. Waktu menunjukkan pukul 10:30, ketika seorang pria dengan penutup kepala hitam memasuki bangunan itu. Pria ini berteriak keras, Ini perampokan!” Sambil tangannya yang satu mengangkat senjata siap tembak. Ia lalu kemudian menondongkan senjatanya ke beberapa karyawan bank.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun