Bayangkan saja, dia sudah gituin BPK. Dia gituin pula Anggota Dewan yang selama ini terhormat, serta kita junjung tinggi. Dia gituin juga PNS malas, tukang suap, yang makan suap, koruptor, dan pejabat Pemprov yang low performance. Kan ada cara yang lebih manis, elegan, dan dapat dimaklumi. Apa itu? Berdamai. Ahok mestinya berdamai dengan mereka semua, supaya tidak dicakar dan dimusuhi mereka
Ahok boleh saja berkata bahwa ia selalu siap melawan arus. Bagaikan ikan salmon yang melawan arus. Tetapi ingat, di negeri ini banyak ikan 'asin' dan ikan 'cucut'. Ikan ikan ini siap menebarkan bau amisnya, dan lalu kemudian menusuk dengan cucutnya yang tajam. Semoga saja tidak.
Kita harus tetap bersatu, walaupun kita punya pandangan politik, serta pilihan pilihan yang berbeda. Bersatu kita kuat itu bukan cerita klasik. Itu adalah keniscayaan. United we stand itu tidak sekedar slogan.
Dr. T.B. Simatupang, dalam penerbangannya yang terakhir dari Jepang sebelum ia meninggal dunia, saat pesawat terbangnya melalui garis khatulistiwa berkata demikian, "Sungguh suatu mujizat, bahwa Indonesia tetap bersatu". Oleh karena mujizat itu benar benar nyata, maka fakta kebersatuan itu tetap harus terjaga. Semoga pengabdian Ahok tidak akan sia sia, tentu juga dalam menjaga kebersatuan warga DKI yang hidup majemuk dalam kepelbagaian dan keberbedaan.
Akhirnya, apapun itu, saya tetap saja tidak akan mendukung Ahok. Itu juga adalah oleh karena berat badan Ahok lebih berat dari saya. Dan lagi, saya sudah janji sama istri saya bahwa hanya dia seorang yang akan saya dukung.... Cheers!Â
Jangan serius amat bacanya.... Santai aja, pilgubnya masih satu tahun lagi hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H