Merunut sejarah jauh ke belakang, kita kemudian tersua dengan sebuah ujaran lantang Batman menantang Superman, persis seperti apa yang tertulis dalam komik karangan Frank Miller di tahun 1986. Dalam buku comic berjudul "The Dark Knight Returns," itu, tatkala Batman ‘harus’ melawan Superman, Batman gusar dan marah. Ujaran lantang itu adalah ini: "I want you to remember, Clark. In all the years to come. In all your most private moments. I want you to remember my hand at your throat. I want you to remember the one man who beat you." Aku ingin kau ingat, Clark. Dalam tahun-tahun mendatang. Dalam semua momenmu yang paling pribadi. Aku ingin kau ingat tanganku ini ada di tenggorokanmu. Aku ingin kamu ingat seseorang yang mengalahkanmu." Wuih, sadis tuh.
Nah, apakah lantas kemudian ‘years to come’ itu ternyata ujungnya ada di Maret atau Mei ini, saat keduanya bertemu dalam satu frame? Iya, saat di mana Batman akan melumpuhkan Superman? Apakah Superman memang HARUS baku hantam dengan Batman sampai berdarah-darah? Saya sih berharap mereka tidak saling serang, karena dua-duanya adalah jagoan saya. Tapi menilik serta mencermati beberapa thriller dari film ini, harapan saya hanya akan tinggal harapan saja. Mereka akan saling hantam dan serang.
Karena ini salah satu film favorit saya, maka saya mau menulisnya sedikit lebih pajang. Saya sebetulnya masih punya pertanyaan tersisa yang belum bisa terjawab. Yaitu ini: Apakah kini sudah saatnya dunia mesti memusuhi Superman, yang ternyata dianggap sebagai “False God” itu? Alien berperawakan manusia yang dianggap punya maksud-maksud tertentu terhadap bumi yang sudah membesarkannya, dan amat dicintainya. Batman adalah 'ratu keadilan' yang sesungguhnya. Dia adalah manusia sejati.
Terlepas dari apapun karakter baru yang hendak dimainkan Superman dalam film ini, pandangan umum telah mengidentikan Superman (manusia super) itu sebagai lambang atau simbol hope (pengharapan). Dan, bukankah itu juga adalah arti sesungguhnya dari simbol pada baju yang dikenakannya, dalam bahasa asalnya yaitu Kryptonian? Superman simbol hope dan optimism, yang selalu memunculkan rasa percaya diri (confidence). kini, ternyata semuanya itu bisa jadi tidak akan sesuai harapan saya lagi, setelah berkali-kali menyimak thriller pendek film ini. Superman bakalan dimusuhi dan dicerca. Hehehe semoga saya salah.
Ada banyak kejutan nantinya yang bakalan kita jumpai dalam film ini. "The Bat is dead" demikian kalimat pendek yang keluar dari mulut Superman. Ia lantas melanjutkan dengan berkata, "Next time they shine your light in the sky, don't go to it. The bat is dead. Bury it. Consider this mercy." Ini terdengar menakutkan. Superman menghendaki Batman mati! Ini tentu dengan sendirinya akan menjadikan sosok Superman ini berbeda jauh dengan Superman yang selama ini kita kenal, dalam sejarah panjang Superman dan DC Comics itu sendiri. He is not the Superman/Clark Kent we familiar with.
Kecemasan, kegeraman, dan ‘bloody angry’ terus berlanjut. Maka berkatalah Batman / Bruce Wayne (Ben Affleck) dengan suaranya yang terdengar agak aneh, unik, serta mencekam itu, "Tell me, do you bleed...? You will" Superman pun terpana.
Lalu bagaimanakah kelanjutan kisah ini. Akankah Batman mampu membunuh Superman? Atau siapkah Superman mengalahkan ‘kecanggihan’ Batman? Kenapa mereka harus saling bunuh? Atau ada kejutan luar biasa lain di akhir film ini, yaitu ternyata keduanya berjuang demi tujuan yang sama dan satu, karena toh di film ini masih ada Lex Luthor? Kalau begitu mari kita tonton saja filmnya, yang menurut berita akan diundur pemutarannya yang tadinya bulan Maret ke bulan Mei. Jangan sampai ketinggalan.
3). Gods of Egypt
[caption caption="Gods of Egypt (Pic Cource: movieinsider.com)"]
Keberlangsungan hidup manusia sudah di ujung tanduk. Sosok hebat bernama Bek (Brenton Thwaites) mesti melakukan perjalanan panjang bertaruh nyawa, hidup mati demi menyelamatkan bumi, dan juga demi menyelamatkan kekasih jiwanya, pemilik cinta dalam dirinya. Bagaimana caranya? Dia harus mengeluarkan seluruh kemampuannya termasuk meminta bantuan Dewa Horus (Nikolaj Coster-Waldau).
Kalau begitu, siapa lawannya? Tentu saja dialah Set (Gerard Butler), sosok dewa kegelapan yang selalu bertindak tanpa ampun dan sangat jahat yang sudah merebut tahta Mesir. Dia inilah yang sudah menciptakan kekejian, kekacauan, konflik, dan keadaan luar biasa kelam di Mesir yang tadinya damai serta makmur.
Dalam pertempuran menegangkan melawan Set serta anak buahnya itu, ternyata mereka masuk ke dalam kehidupan setelah kematian, menuju ‘surga-surga’ yang ada di atas sana, dan akhirnya manusia dan para dewa ini harus melewati ujian keberanian dan pengorbanan bila satu di antara mereka ingin memenangi pertempuran itu.
