Teror adalah sesuatu yang tidak diinginkan siapapun. Saya tidak suka. Anda juga pasti tidak suka. Siapapun tidak akan suka diteror. Â Meneror seseorang adalah perbuatan sangat tidak manusiawi dan tidak beradab.
ISIS sudah melakukan teror di banyak tempat di dunia ini. Nah, maaf saja kali ini saya tidak mau menulis tentang ISIS yang biadab itu. Lha terus ISIS apa lagi sih?
Pernakah Anda mendengar istilah ISTI? Ya, itu adalah singkatan dari Ikatan Suami Takut Istri. Meskipun sesungguhnya itu bukanlah sebuah organisasi. Tetapi pada kenyataannya istilah ini muncul adalah oleh karena sikap suami istri yang tidak saling menghargai.
Anda bayangkan saja ketika ada istri yang sangat galak yang selalu saja merongrong suaminya. Apapun tindakan sang suami pasti dianggap salah. Mau ini dan itu salah...Mau beli kabel pendek saja harus minta izin dulu. Apa pun harus atas "restu" istri dulu. Suami tidak lagi dianggap sebagai kepala rumah tangga. Tidak lagi dihormati sebagai imam dalam keluarga.
Lama kelamaan sang suami terkondisi sebagai sosok yang,"takut istri". Istilah ISTI pun semakin populer. Lalu kemudian muncul pertanyaan apakah memang kebanyakan suami takut sama istrinya? Soalnya hampir tidak pernah kita mendengar ada istilah IITS, yakni Ikatan Istri Takut Suami. Hahaha.....
Sebagai suami kita tentu bisa saja mengatakan bahwa kita itu sebetulnya tidak takut namun sayang.Ya, dan karena terlalu sayang itulah juga maka terkadang suami tak pernah bisa menolak permintaan istrinya.Â
Di lain pihak istri harus menjadi penolong yang sepadan (ezer) terhadap suaminya, bukan sebaliknya malah menjadi herder yang galak. Bukannya menjadi penolong malah terus terusan merongrong. Anda tau siapa yang akan menderita? Keduanya.
Untuk banyak hal, tidak boleh gegabah menyatakan diri paling benar dalam sebuah hubungan suami istri. Keduanya mestinya menganggap pasangan masing masinglah yang baik dan benar. Bukan justru setiap kali bertikai masing masing menganggap diri paling baik dan paling benar.
"Kalau bukan karena saya maka kamu itu dulunya bisa saja sudah jadi perempuan kumal dan hidup tak menentu...."
Istri tak mau kalah, "Kamu tu yah....kalo ngomong gak pake otak...saya justru yang merugi kawin sama kamu padahal saya bisa dapat yang seganteng Afgan, kalo kamu kan masih mendingan monyet tuh......" Wah, kalo begini apa jadinya yah? Yang satu kumal dan yang satu monyet? Bisa bisa anak yang lahir adalah monyet kumal?
Saling menghargai dan menghormati dalam sebuah rumah tangga itu sangat penting, bahkan teramat penting untuk diabaikan. Istilah ISTI itu sebetulnya tidak harus ada.
Terus apa yang harus ada? Nah itulah yang saya bilang di atas.Kalau suami istri saling memahami, saling terbuka, serta saling menghargai, maka yang akan ada adalah ISIS. Itu adalah Ikatan Suami Istri Sejahtera. Bukankah yang dicari sebuah keluarga adalah kesejahteraan dan kebahagiaan.
Persoalannya adalah bagaimana sebuah keluarga dapat sejahtera kalau masih terjadi "tirani" dalam keluarga. Masih menyimpan bom waktu ketidakpercayaan yang siap meledak kapan saja. Masih ada ISTI dan sebagainya itu.....
Bangsa kita perlu ISIS, sebab semakin banyak suami istri yang sejahtera hidupnya, akan semakin sejahtera pula suatu bangsa. Keluarga sejahtera adalah dambaan semua orang dan setiap bangsa. Tidak ada satupun yang memimpikan prahara, bukan?
Jadi? Lupakan dan tolak ISIS yang gak beres itu, tetapi bangunlah Ikatan Suami Istri Sejahtera. Amin. Cheers!
"I do believe none of us ever think to destroy our own family" // Michael SendowÂ
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H