Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi dan Anak-anaknya Kenapa?

4 Januari 2016   09:47 Diperbarui: 4 Januari 2016   10:38 26854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden Jokowi dan salah seorang anaknya ( Pic Source: kabar24.bisnis.com)"][/caption]

Nasruddin menjadi orang penting di istana dan selalu sibuk mengatur urusan dalam istana. Suatu hari raja merasa lapar. Beberapa koki ditugaskan untuk menyajikan hidangan yang sangat lezat.

"Tidakkah ini sayuran terbaik di dunia, Mullah?" tanya raja kepada Nasruddin. "Teramat baik, tuanku raja." Jawab Nasruddin.

Maka raja meminta dimasakin sayuran itu setiap saat. Lima hari kemudian, ketika koki untuk kesekian kalinya memasak masakan yang sama, raja pun berteriak, "Singkirkan semuanya! Aku benci makanan ini!"

Nasruddin pun menyahutinya, "Memang ini sayuran terburuk di dunia, uugh!"

"Tapi belum satu minggu yang lalu engkau mengatakan bahwa itu adalah sayuran terbaik?" Dengan kalem Nasruddin berujar, "Memang benar tuanku. Tetapi saya ini kan pelayan raja, bukan pelayan sayuran."

---

Di suatu pagi seorang pakar filsafat (filosof) menyampaikan pendapat, "Segala sesuatu harus dibagi sama rata." Dan lalu seorang pendengar yang skeptik pun berkata, "Aku tak yakin hal itu bisa dilaksanakan."

"Tapi pernahkah engkau mencobanya?" Balas si ahli filsafat.

"Aku pernah," sahut Nasruddin yang juga kebetulan ada di situ. "Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa pun yang mereka inginkan."

"Bagus sekali," kata sang ahli filsafat, "Dan bagaimanakah hasilnya gerangan ketika engkau berlaku adil?" Nasruddin menjawab, "Oh hasilnya? Seekor keledai yang baik dan seorang istri yang buruk."

---

Nasrudin Hoja adalah seorang sufi yang diyakini hidup di sekitar abad 13 di Turki, pada masa kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol (bukan si Mongol Stress yah). Ia biasanya tampil dengan keledainya. Kisah Nasruddin sudah dikenal hampir di seluruh dunia.

Lantas apa kira-kira hubungannya kisah ini dengan Jokowi? Tidak ada. Nasruddin bukan kenalannya Jokowi. Sama sekali tidak. Hanya saja saya tergelitik menuliskan cuplikan kisah Nasruddin ini, setelah membaca beberapa kicauan anak-anaknya Jokowi. Cerdik dan cerdas. Seperti Nasruddin yang cerdik dan kocak. Anak-anak Jokowi juga cerdas dan kocak. 

Memang amatlah benar bahwa kebencian, penghinaan, makian, dan ketidaksukaan tidak harus dibalas dengan kata-kata kasar dan emosi tingkat dewa. Kerap kali, justru semuanya itu mestinya disikapi saja dengan santai, bahkan kalau perlu cukup dengan menertawakannya sebebas-bebasnya.

Dibalik semua hinaan dan kebencian orang, pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Roda kehidupan pasti akan terus berputar. Ada kekuatan maha dahsyat yang memutarnya, seturut kehendakNya tentu saja. Bila ia sudah berputar tak ada satu kuasa apapun yang sanggup menghalanginya. 

Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabumi memiliki akun twitter yang aktif dan memiliki follower dengan jumlah besar. Nah, mereka rupanya dengan penuh gegap gempita saat ini sedang melawan akun-akun yang selama ini menyebar kicauan negatif, provoktif, hinaan, dan sebagainya terhadap ayah mereka. 

Mereka kini mengcounternya dengan cara santai dan kocak lewat sindiran, metafora, dan atau juga terkadang dengan berbagai bahasa sarcasm. Media sosial menjadi ajang 'perang', bahkan sekaligus untuk berpromosi. Tindakan smart. 

Mari simak salah satu kicauan Gibran berikut ini, "Yuk makan siang dulu. Ngeshare kebencian juga butuh asupan gizi lho." @Chilli_Pari adalah nama akun twitter yang digunakan Gibran. Dia itu punya usaha catering bernama Chilli Pari Catering.

Menurut beberapa tulisannya Ippho Santoso dalam bukunya yang hampir semua best seller, bahwa kita itu harus pandai mencari cara-cara promosi yang brilian dan out of the box. Lupakan yang konvensional. 

Cara Gibran berpromosi juga sebetulnya unusual dan menarik. Ibaratnya, sekali melangkah dua gunung terlampaui. Sekali mendayung dua pulau terlewati. Sekali tepok nyamuk mati lalat tewas. 

Salah satu produk makanan teranyar Gibran adalah "Markobar", sejenis martabak. Jadi pengen nyoba juga nih kayaknya...ha ha ha. 

Salah satu twitt yang menarik lainnya adalah ketika Gibran mention bapaknya di akun @jokowi dengan sebuah gambar kecebong. Dia berkicau begini, "Pak @jokowi ada yang nyari nih" Kecebong adalah istilah para haters di media sosial untuk pendukung Jokowi. Jangan-jangan saya juga golongan kecebong nih hehehehe...

Gibran dan Kaesang merespon tebaran kebencian, ejekan, dan hinaan akun-akun tersebut dengan nada santai, namun tetap mengena dan tajam. Mereka tentu punya hak untuk itu. Mana ada anak yang tahan bapaknya dicerca habis-habisan.

Meskipun mereka umpamanya tak bersedia diwawancarai secara resmi oleh media, itu tidak jadi soal, oleh karena toh di media sosial mereka punya cara tersendiri untuk melawan para haters dan mengklarifikasi sesuatu. 

Jokowi Semakin Dibenci Semakin Dicinta

Siapa orang paling jujur menurut Bung Karno? Jawabannya adalah Johannes Leimena. Bung Karno sekali waktu berkata, "Ambillah misalnya Leimena.......saat bertemu dengannya aku merasakan rangsangan indra keenam, dan bila gelombang intuisi dari hati nurani yang begitu keras seperti itu menguasai diriku, aku tidak pernah salah. Aku merasakan dia adalah seorang yang paling jujur yang pernah kutemui."

Kita tentu mempunyai banyak tokoh, tetapi sangat tidak banyak tokoh yang jujur dan berhati nurani. Mestinya, kalau ada tokoh-tokoh seperti itu, harus kita dukung dan teladani. Bukan begitu? Begitu bukan?

Lain Bung Karno, lain Bung Karni, lain Bung Michael, lain pula bung-bung yang lain. Semua kita tentu saja punya pandangan sendiri tentang tokoh atau pemimpin yang kita anggap serta yakini baik, jujur, dan punya hati nurani.

Saya sudah tiga kali punya kesempatan berjabat tangan erat, menatap, mendengar, memahami, serta melihat gesture Presiden Jokowi dari dekat, secara langsung. Dan selama ini intuisi saya (meski berbeda dengan Bung Karno) jarang keliru. Saya 'merasakan' dengan sungguh bahwa Pak Jokowi adalah orang (pemimpin) yang baik, jujur, dan punya hati nurani.

Terserah apapun penilaian Anda, namun itulah yang saya rasakan. Aura ketulusan, kebersahajaan, dan rasa peduli putra dari Solo yang sudah Tuhan tempatkan di Jakarta untuk memimpin Indonesia ini begitu kuat terpancar. 

Tulisan ini bisa jadi akan menjadi santapan empuk para pembenci, yang taunya hanya mencela, menghina, memaki (sama sekali jauh dari kesan mengkritik. Kritik dan menghina itu beda jauh lo). Tidak apa-apa, semua berhak bersuara lantang. Sekalipun ada 'ular naga besar' yang akan menganggap saya 'kecebong' ya monggo saja. Apapun julukan Anda sematkan toh tidak akan mengubah hasil.....hehehehe.

Saya pernah berjalan lumayan lama di jalanan New York saat udara beku minus belasan derajat celcius, sambil diterpa angin dingin bernama The Siberian Blow. Saat itu, mantel tebal berlapis-lapis pun seakan tak kuasa menahan dinginnya udara. Semua terasa membeku sehingga bila kaki tertusuk duri pun tak terasa sakitnya. 

Jadi, kalau hanya sekedar tusukan para pembenci Jokowi, raga ini sudah terlalu beku untuk merasakannya. Namun akan segera cair, bila mana ada kata-kata membangun, memotivasi, menyegarkan, yang saya terima. Sekarang sudah saatnya kita saling membangun dan menyokong.

Beban negara ini adalah beban bersama. Karena itu, bertolong-tolonganlah kalian menanggung beban...... 

 

Bagi para pembenci, sadar sajalah bahwa semakin ia dibenci, maka semakin ia dicintai. ---Michael Sendow---

 

#Jokowidankita

 

Cat: Bagi yang 'sumbu'nya pendek, semoga tidak merasa terganggu, dan tidurmu akan nyenyak siang ini. Cheers!

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun