Menurut Dora saat bertanding di Brazil itu lawan yang ia rasa paling berat adalah yang dari India, sedangkan yang paling ringan adalah lawan dari Inggris.
Dora juga mengatakan bahwa ia makin semangat saja habis ketemu Presiden kala itu. Bahkan sehabis dialog dengan Presiden Jokowi, katanya ia itu merasa makin dikenal sebab banyak orang yang langsung kenal dan nanya-nanya bila ketemu, apalagi di sekolahnya.
[caption caption="Dora bersama orang tua dan adiknya...."]
Kecintaan Theodora terhadap catur sebetulnya sudah mulai muncul muncul sejak kelas 2 SD. Oleh papa dan mamanya ia lantas kemudian diikutkan dalam les privat catur. Pernah sekolah catur juga di sekolah Utut Adianto di Kelapa Gading.
Prestasi Dora tentu saja membuka mata negara-negara gudang pecatur lainnya, bahwa para pecatur cilik Indonesia tidak kalah hebat dibanding mereka.
Karena tempat tinggal kami di Jakarta berdekatan, waktu itu seminggu sekali kita itu selalu latihan bersama. Saya lawan bapaknya (Troy Walukow), habis itu baru lawan anaknya hehehe. Pembukaan (chess opening) yang mulai digemari si Dora adalah scotch. Nah, jangan coba-coba kalau dia yang pegang bidak putih, serangannya tajam dan hebat tak terbendung.
Saya bangga ada anak-anak seusia Dora yang bisa berprestasi seperti itu. Mudah-mudahan akan semakin banyak anak-anak Indonesia yang menyukai catur, dan mengharumkan nama Indonesia di luar sana. Semoga Dora bisa mengikuti jejaknya pecatur wanita Indonesia lainnya, yaitu WGM Media Warda Aulia. Cheers dan Chess! ---Michael Sendow---
[caption caption="Saat menerima penghargaan (Sumber: pbpercasi)"]
[caption caption="Dora, bapaknya, saya, dan kawan-kawan lain saat latihan..."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H