Keistimewaan berikutnya adalah ini, pas Presiden masuk, setelah salam-salaman sejenak, duduk barang sebentar, Pak Jokowi langsung ambil mic (baca: mike) dan bicara kurang lebih begini, "Nggak usah serius-serius....ayo kita makan dulu," sambil menunjuk ke arah meja prasmanan. Ini istimewa tentu saja. Bayangkan, baru saja masuk, Pak Jokowi langsung ngeh kalau kita sudah lapar. Apalagi saya, belum sempat sarapan, mimik wajah sayapun pasti mimik orang nahan lapar ha ha ha...
Habis makan, sesi tanya jawab dimulai, dan juga Presiden bicara beberapa hal (yang akan saya elaborasi nanti, kalau ada waktu, maklum saat ini nulis pake HP).Â
Lantas apa ada yang salah dengan hal ini? Tidak. Justru saya lihat banyak masukan yang dicatat Pak Jokowi hasil sharing beberapa kompasianer. Bahkan kompasianer pendukung berat Prabowo (penulis buku tentang Prabowo) diberikan kesempatan bicara. Saya salut dengan Pak Thamrin Dahlan, kawan saya yang berjiwa besar itu. Usulannya pun diterima dan akan dipenuhi Jokowi, yaitu supaya ada kompasianer, sebagai jurnalis warga yang bisa ikut pesawat kepresidenan untuk turut melaporkan kegiatan Presiden, dan ditulis versi warga (yang apa adanya).
Makan siang itu memang istimewa. Oleh karena apa yang bisa kita petik banyak. Termasuk ajakan-ajakan untuk positif thinking. Punya motivasi dan pengharapan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Bahwa, bersama-sama kita dapat membuat bangsa ini maju, dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Ini sebetulnya kesempatan kita menyampaikan banyak ide dan gagasan-gagasan brilian demi kemajuan bangsa yang sama-sama kita cinta ini, INDONESIA.
Anda ingin bangsa ini maju? Mulailah dari sekarang dan dari diri Anda dulu.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki putra-putra bangsa berjiwa besar"--- Michael Sendow
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI