Bro Betterhandgood menceritakan kenapa dia sampai jadi suka menulis di Kompasiana. Ternyata, diawali oleh ‘kegerahan’ dan kegetiran hatinya melihat betapa ironisnya bangsa yang semaju ini, tetapi masih saja terdapat manusia-manusia berhati picik dan bersikap rasis. Pokoknya, yang rasis mesti ‘dibabat’. Oh, jelas saya setuju!
Ngomong-ngomong tentang Pak Tjip. Bagi saya sosok ini adalah orang berhasil yang tetap rendah hati. Mendengar banyak cerita yang ia sampaikan siang itu, tak terasa ikan di atas meja sudah ludes tertinggal tulang-tulangnya saja. Udang bakar tersisa kulitnya saja. Ini karena saking asiknya kita memberi dan menerima. Memberi cerita dan menerima wejangan serta nasehat. Begitulah kira-kira.
Pak Tjip banyak menasehati kami soal berbisnis. Semua itu akan kita simpan baik-baik Pak Tjip, so pasti itu. Boss Betterhandgood juga sudah banyak memberi. Termasuk memberi hidangan makan siang istimewa. Dengan hati tulus saya ucapkan terima kasih tiada terhingga untuk waktu dan traktiran makan siang ini bro. Terus terang, saya memang belum sempat makan siang waktu ke Pondok Sedap Malam hahahaha…What ever will be will be...
Saya masih teringat, betapa mulianya hati Pak Tjip mendengar ceritanya tadi, ia yang dengan tulus hati memberi maaf orang yang sudah benar-benar menipu dia, bahkan memfitnah dan ia hampir masuk penjara. Ide bisnis dan usahanya hendak dirampas paksa dengan cara-cara tak terpuji, oleh orang dekat yang sudah dipekerjakannya. Kasusnya bahkan sampai ke Pengadilan Tinggi dan Mahkama Agung. Lebih dari ratusan juta hilang. Orang yang sudah menciderai kepercayaan Pak Tjip ini toh masih saja dimaafkan oleh Pak Tjip. Saya salut, kalau dalam posisi saya mungkin sudah saya tempeleng orang itu, maklum ‘darah muda’. Kejadian itu terjadi di kota tempat asal saya, Manado.
Pak Tjip bercerita tentang kehidupan mereka yang dulunya serba berkekurangan. Apa-apa mungkin tak terbeli. Jangankan makan di restoran mewah, makanan di rumah pun terbatas. Namun Tuhan tidak pernah menutup mata. Apa yang engkau tabur, itu jualah yang akan engkau tuai. Apa yang di mata manusia mustahil, tidaklah mustahil jika Tuhan berkenan. Sekarang, usaha Pak Tjip ada hampir di seluruh Indonesia. Luar biasa. Kami semakin bersemangat.
Ada kisah 'peran' seekor ikan yang justru menyebabkan dapat pinjaman uang dari bank, lantas kemudian jalan keberhasilan mulai menampak, sehabis terpuruk. Secercah titik terang mulai terlihat. Ada juga kisah mengenai lahan milik sendiri yang dikuasai orang lain ‘secara paksa’. Ada cerita mengenai teknik Reiki. Sekarang dikenal sebuah teknik yang dipercaya dapat menetralkan energi-energi negatif dalam tubuh manusia. Mensinkronkan energi-energi dalam tubuh seseorang, dan masih banyak cerita lainnya. Sebuah makan siang yang ‘bergigi’ dan ‘berdaging’.
Akhirnya makan siang pun usai, cerita masih panjang tapi mungkin bagian-bagian yang terlalu menarik akan kita tulisan lain waktu saja. Ini hanya sekedar kupasan singkat. Maklumlah perut masih kenyang, mata sudah ngantuk, tentunya hal paling indah untuk dilakukan ya tidur siang.
[caption caption=""Jam tangannya saja yah!" (Pic: Istimewa)"]
Btw, ini ada titipan foto dari seseorang, di samping meja makan itu. Katanya dia nggak mau tampil oleh karena dia itu mau low profile saja, nggak mau tampil di publik, jadi jam tangannya saja yah! Ha ha ha! So, have a nice weekend everyone!
Thanks Pak Tjip,
Thanks Bro Betterhandgood,