Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Toar dan Lumimuut, Keturunan Pertama di Tanah Minahasa (IV - Terakhir)

16 Oktober 2015   10:28 Diperbarui: 16 Oktober 2015   10:30 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keturunan Toar Lumimuut bertambah-tambah banyaknya bagaikan pasir di laut, persis seperti janji Empung Wailan Wangko. Pertama-tama adalah Makarua Siouw (dua kali sembilan) anak-anak mereka, kemudian Makatelu Pitu (tiga kali tujuh) cucu-cucu mereka, begitu seterusnya mereka menurunkan buyut-buyut, cece-cece, Pasiowan Tewu (Sembilan kali tiga) dan keturunan demi keturunan itu mulai menyebar memenuhi bumi Minahasa. Dari Miangas sampai Molosipat. Dari ujung Timur sampai ujung Barat, dan dari ujung Utara sampai ujung Selatan.

Para leluhur keturunan Toar Lumimuut ini berkembang dengan pesat, dan menyebar dengan cepat pula. Tatanan peradaban dan sosial mulai terbentuk, namun ternyata di antara para leluhur keturunan pertama tersebut terjadi perselisihan dan perpecahan. Para Tona’as kemudian sepakat untuk bertemu dan membicarakan hal tersebut secara damai dengan memilih sebuah tempat netral.

Maka sesuai waktu yang sudah mereka sepakati bersama, diaturlah pertemuan di Awuan (Tonderukan Utara). Pertemuan itu disebut Pinawetengan u-nuwu atau Pinawetengan um-posan. Akhirnya kesepakatan pun diambil, yaitu keturunan-keturunan selanjutnya dari Toar Lumimuut dibagi menjadi tiga kelompok besar, Tonsea, Tombulu, dan Tontemboan. Tempat di mana mereka bertemu kemudian dinamai Watu Pinabetengan (Batu Membagi).

Toar dan Lumimuut sendiri setelah menetap cukup lama di sekitar pegunungan Wulur Mahatus, mereka kemudian bermigrasi, pindah dan menetap di daerah Likupang untuk sekian lamanya, lalu berpindah lagi ke Kanonang. Di tempat inilah Toar dan Lumimuut menghabiskan sisa hidup mereka, wafat, dan dikuburkan. Keberadaan mereka terus dikenang secara turun temurun. Toar dan Lumimuut dianggap sebagai leluhur pertama orang-orang Minahasa masa kini. (Tamat) ---Michael Sendow---

 Bacaan lain yang berkaitan: Toar Mengawini Ibunya

 [caption caption="Toar Lumimuut dijadikan ajang pemilihan Toar Lumimuut masa kini"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun