Toar dan Lumimuut berpamitan dengan Karema. Setelah itu mereka berdua lalu berpisah jalan, Toar berjalan menuju Utara dan Lumimuut mengambil jalan ke Selatan. Dalam perjalanan pengembaraan tersebut tanpa disadari tongkat Tuis di tangan Toar bertumbuh dan semakin bertambah panjang, sedangkan tongkat Tawaang yang dibawa oleh Lumimuut tetap sama dan tidak bertambah panjangnya.
Dalam perjalanan pengembaraan tersebut, Toar mendapat banyak sekali ujian dan tantangan. Ia harus berhadapan dengan banyak binatang buas. Terkadang ia mesti melewati lembah, ngarai, dan sungai yang dipenuhi onak dan duri. Kulit tangan dan kaki Toar sampai mengelupas dan terasa sakit luar biasa. Tetapi Toar tidak pernah menyerah. Ia adalah lelaki tangguh (cikal bakal tuama Minahasa sejati) yang terkenal pantang menyerah menghadapi rintangan dan tantangan apapun yang menghalang di depan mata.
Dengan bekal pengetahuan pengobatan menggunakan obat-obat tradisional yang diwariskan Karema, ia mampu membuat obat untuk luka-lukanya sendiri tanpa bantuan siapapun. Ia hanya perlu beristirahat barang sejenak dan mengobati luka-lukanya. Setelah pulih, ia kembali melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, di belahan yang lain, perjalanan Lumimuut jauh lebih mudah dan mulus. Tidak banyak rintangan berarti yang dihadapi Lumimuut dalam pengembaraannya. (Bersambung) ---Michael Sendow---
BAGIAN IV - TERAKHIR BACA DI SINI
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H