Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahasa Perlu Dilestarikan?

14 September 2015   15:48 Diperbarui: 14 September 2015   16:48 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Ongota / Birale, hanya dipakai oleh 6 orang penutur asli. Ongota adalah bahasa Afro-Asia yang diucapkan di Ethiopia di tepi barat Sungai Weito di sebuah desa kecil dan sangat terpencil. Bahasa Liki (Moar), adalah bahasa lainnya yang hampir punah, bahasa ini diucapkan di luar kepulauan pantai utara Sarmi, di Kabupaten Jayapura. Pada tahun 2007, studi menunjukkan bahwa hanya sekitar 5 orang yang dapat berbicara bahasa tersebut. Bahasa ini berasal dari gabungan bahasa Austronesia, Malayo-Polynesia, Timur Tengah, Timur Malayo-Polynesia, North New Guinea, Sarmi-Jayapura Bay, dan Sarmi.

Bahasa Tanema (Tanima, Tetawo) di Kepulauan Solomon, dituturkan hanya oleh 4 orang saja, menurut sebuah penelitian pada tahun 2008. Bahasa Tanema adalah bahasa campuran Austronesia dan juga Melayu-Polinesia Tengah-Timur. Bahasa Chemehuevi adalah bahasa yang hanpir punah lainnya lagi. Bahasa ini digunakan di Colorado, Southern Paiute, Utah, Arizona Utara. Juga di bagian Selatan Nevada, dan di Sungai Colorado, California. Hanya ada 3 orang yang dapat berbicara bahasa ini dengan baik.

Bahasa Lemerig (Pak, Bek, Sasar, Leon, Lem) adalah bahasa berikutnya yang hampir punah. Bahasa ini digunakan di Vanuatu, sebuah pulau yang terletak di bagian selatan Samudra Pasifik, menurut studi yang dilakukan, maka bahasa ini hanya bisa dituturkan secara fasih oleh 2 orang saja.

Bahasa Kaixana (Caixana) adalah salah satu bahasa yang juga paling langka di dunia. Bahasa ini digunakan di Brasil. Sebuah studi di tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya tinggal satu orang yang masih dapat berbicara Kaixana. Bisa jadi saat ini sudah tidak ada lagi orangnya. Sama halnya dengan Bahasa Taushiro (Pinche / Pinchi) asal Peru yang hanya memiliki 1 penutur saja. Bisa jadi saat inipun bahasa tersebut telah punah menuju keabadian. (http://www.anehdidunia.com)

Di Minahasa, Sulawesi Utara ada beberapa bahasa yang tadinya masih bisa dituturkan oleh banyak warganya, saat ini sudah semakin sedikit yang bisa berbicara bahasa-bahasa ini dengan fasih. Misalnya saja bahasa Bantik, Tombulu, Ponosakan, Tontemboan, dan bahasa Ratahan dan lain sebagainya. Kalau kita tidak mewariskan bahasa ini ke anak cucu kita, generasi-generasi setelah kita, maka saya yakin bahasa-bahasa ini akan menuju kepunahan seperti beberapa bahasa di atas tersebut.

Indonesia kita sangat kaya akan beragam bahasa, maka melestarikan bahasa itu adalah sebuah keniscayaan. Ibarat seekor ayam yang menetaskan telornya. Suatu ketika bila induknya mati, maka anak ayamnya bisa bertelor lagi, dan kemudian bertelor lagi, begitu seterusnya. Ayam yang berhenti bertelor mengakibatkan punahlah kehidupannya. Manusia yang berhenti berbahasa mengakibatkan lenyaplah kehidupannya. Semoga kita dapat terus memelihara bahasa kita dengan baik, dan menurunkannya ke generasi-generasi selanjutnya, supaya kelak bahasa kita akan terwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lestarikanlah bahasamu! ---Michael Sendow---

“Learning a foreign language, and the culture that goes with it, is one of the most useful things we can do to broaden the empathy and imaginative sympathy and cultural outlook of children” - Michael Gove

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun