Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapal Madagascar - "Amazing Grace"

29 Juli 2015   15:33 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Film Amazing Grace ini sungguh luar biasa. Layak ditonton. Ia mengangkat citra kemanusiaan lebih tinggi lagi. Bahwa manusia diciptakan equal. Dan karena manusia diciptakan equal, lalu atas dasar apa kita merasa bahwa ras kita lebih hebat dari yang lain? Suku dan warna kulit kita lebih hebat dari yang lain? Atau golongan kita lebih superior dari yang lain? Atas dasar apa pula yang membuat sebagian kita menyatakan bahwa masyarakat kulit putih lebih hebat dan unggul dari yang kulit berwarna? Film ini sangat unik dan punya ‘cita rasa’ tersendiri. Ini bukan seperti film Hollywood kebanyakan. Kekuatannya juga adalah karena film ini based on true story. Ia menggugah sisi kemanusiaan kita. Jujur tentang arogansi kita sebagai manusia. Secara terang benderang menggampar sisi egosentris kita. Menunjukan rasa takut kita yang wajar sebagai manusia biasa. Juga menampilkan syair lagu yang indah mewakili harapan-harapan dari banyak orang. Lantas bisa jadi menghantar kita pada berbagai pengharapan cerah di waktu-waktu mendatang. Di akhir cerita terlihat foto Westminster Abbey tempat di mana William Wilberforce kemudian dimakamkan.

***

“Di atas sana masih ada pelangi indah. Bahwa bagaimanapun kelamnya suatu sejarah, kalau IA berkehendak, kita tetap akan melihat cahaya terang pada sejarah sesudahnya. Sebab, bukankah sejarah juga sudah mencatat bahwa ucapanNya tidak akan pernah kembali dengan sia-sia?”---Michael Sendow.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun