[caption id="attachment_305819" align="alignleft" width="373" caption="Prabowo Subianto (swatt-online.com)"][/caption]
Kenapa Prabowo Pantas Jadi Presiden?
Prabowo, nama yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ia adalah sosok yang sekarang ini lagi menjadi sorotan karena pencalonan dirinya untuk menjadi Presiden republik ini. Banyak yang mendukung beliau. Meskipun tentu saja ada juga suara yang menyeruak muncul menyuarakan ketidaksukaan mereka bila Prabowo jadi Presiden. Namun, sungguh, di sisi yang lain kita mestinya lebih arif dalam menilai. Jangan kita terpaku pada cara berpikir kita yang ‘negative lover’.
Jenderal Prabowo adalah sosok yang memiliki pendirian yang amat sangat kuat, dan mempunyai sikap yang tegas. Apalagi bila sudah berhubungan dengan harga diri bangsa. Tidak akan pernah seorang Prabowo membiarkan bangsa Indonesia diinjak-injak bangsa lain. Itu sudah jelas. Kata-katanya berulang kali kita dengar mengenai hal serupa.
Nah, Salah satu pencapaian luar biasa Prabowo adalah ketika ia masih menjadi pimpinan Kopassus, yaitu pada sebuah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma pada tahun 1996. Saat itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Operasi tersebut berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz '95 yang disekap oleh OPM.Kisah pembebasan itu kini difilmkan dan muncul di TV Nasional Belanda (dapat Anda lihat di Youtube).
Masih ada begitu banyak cerita heroik beliau semasa masih menjadi prajurit aktif. Pernah juga suatu ketika ia memimpin pasukan Den28, yaitu sekitar Desember tahun 1978. Ditugaskan untuk membunuh Nicolau dos Reis Lobato, sang pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu menjabat juga sebagai Perdana Menteri pertama Timor Leste. Karena prestasi ini pulalah, Prabowo akhirnya mendapatkan kenaikan pangkat.
Ada yang menarik pada peristiwa Fretilin itu. Saya pernah membaca kisah tentang bagaimana Prabowo bertempur kala itu. Dengan gagah berani ia memimpin pasukannya tanpa mengenal rasa takut. Keberaniannya mendapat apresiasi dan ancungan jempol para bawahannya. Ketegasan serta kedisiplinannya adalah salah satu kekuatan utama dalam dirinya. Baginya, melakukan sesuatu itu mesti sungguh-sungguh dan tidak boleh main-main. Apapun mesti dilakukan dengan penuh keseriusan dan kesungguhan. Sebab dengan demikian niscaya kita akan mendapatkan apa yang kita perjuangkan.
Waktu itu, Sersan La Ode Ilham adalah saksi hidup betapa Prabowo adalah pribadi yang memang seorang prajurit berjiwa ksatria. Prabowo juga yang mengatakan kepada sersan La Ode untuk tetap konsentrasi dalam pertempuran. Kepada La Ode, Prabowo sempat berucap, “Prajurit akan bersemangat jika melihat komandannya bersemangat”. Hal itu dikatakannya di tengah desingan peluru tentara fretelin Timor yang datang silih berganti, mengancam nyawa dirinya dan semua bawahannya. Bagi bawahannya, Prabowo itu layaknya sebuah obor yang akan menghangatkan mereka di kala gundah, dan menjadi penyemangat mereka di segala waktu. Ia adalah pemimpin yang tahu betul bagaimana memimpin. Ketegasannya, tentu saja dibungkus dengan ketulusan dalam memimpin. Ia memang layak menjadi seorang pemimpin.
Pemuda gagah berani bernama Prabowo itu, pada masa-masa keprajuritannya adalah sosok yang memiliki ‘nyali besar’.Seolah-olah ia memiliki kekuatan berlapis-lapis, yang musuhpun tak kuasa menembusinya. Di medan pertempuran keberaniannya seolah mengisyaratkan satu sinyal, bahwa betapapun hebatnya musuh di depan sana, tak akan pernah ia mundur. Padahal ia adalah anak seorang Begawan Ekonomi yang sangat terkenal, dan mantu dari seorang Presiden yang begitu di segani dunia internasional. Kesediannya untuk membela bangsa dan negara yang begitu ia cintai memang sungguh luar biasa, tanpa pernah memperhitungkan kenyamanannya, dan rasa aman bagi dirinya sendiri.
Inilah sosok yang sangat tepat memimpin bangsa yang lagi semerawut ini. Apapun nilai jelek, yang mungkin banyak orang akan lekatkan dalam diri Prabowo, tapi satu hal kita mesti ingat. Bahwa tidak ada sosok sempurna di muka bumi ini. Kalau benar prabowo sungguh-sungguh berniat membangun Indonesia ini, menjadikan kita bangsa yang beradap dan tidak diinjak-injak bangsa lain. Kalau benar ia akan menghantar kita kepada kehidupan yang lebih layak dan bermartabat, lantas kenapa kita masih berpikiran untuk tidak mendukung beliau? Kalau kita sama-sama setuju membangun Indonesia Baru, maka kita mesti memulainya sekarang.
Rasa-rasanya terlalu sering kita hanya selalu mau melihat sisi negatif seseorang tanpa pernah mau berkaca terlebih dahulu. Kalau tempo hari Kennedy pernah mengatakan pada rakyatnya, “Jangan pernah tanya apa yang negara berikan padamu, namun bertanyalah selalu apa yang sudah engkau berikan bagi negaramu”. Maka jenderal Prabowo sudah memberikan apa yang dapat ia berikan bagi negara, selama masa pengabdiannya. Lantas apa yang sudah kita berikan bagi negara kita? Bertanyalah pada diri kita masing-masing.
Mengakiri tulisan ini, saya kembali teringat apa yang diucapkan Prabowo pada sebuah ekspedisi Gunung Everest tanggal 26 April 1997, "Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" Kata-kata tersebut dapat Anda baca dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'. [Keberhasilan ekspedisi tersebut akhirnya menjadikan Indonesia sebagai negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest.]
Prabowo adalah putra bangsa yang pengabdiannya tidak perlu diragukan lagi. Dan, kalau ada yang masih bertanya apakah ia pantas untuk menjadi Presiden? Maka jawabannya ada dalam lembar-lembar catatan sejarah. Satu hal yang pasti, ia memang pantas dan layak jadi pemimpin bangsa ini. (This is my opinion only, so if you disagree with me, do not throw stone right into my face…)---Michael Sendow---
***
"Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sail. Explore. Dream. Discover." Mark Twain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H