Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain Banjir Manado

19 Januari 2014   16:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir di Manado memang sangat parah, menurut banyak kesaksian warga, dalam sekian tahun sepanjang sejarah Kota Manado berdiri, belum pernah ada banjir bandang separah ini. Tinggi banjir bahkan di beberapa tempat melebihi atap rumah, mencapai sekitar 3 – 4 meter. Belum lagi derasnya sapuan air yang datang dari 5 sungai besar yang meluap secara bersamaan. Karenanya, maka tak kurang dari 40 ribu warga yang terpaksa harus mengungsi.

Menurut PEMDA Sulut, sekitar 70 % wilayah Manado sudah terendam air. Hingga saat ini, hujan masih saja turun, kadang disertai angin kencang. Tanah longsor terjadi dimana-mana, serta juga jalan-jalan yang terputus. Hal ini memang betul-betul melumpuhkan kota Manado dan sekitarnya. Akses dari Minahasa ke Manado, begitu juga sebaliknya putus total. Di banyak tempat listrik masih mati, dan akses ke air bersih begitu sulit diperoleh dan dijangkau.

Saking parahnya banjir kali ini, yang disertai tiupan angin kencang dan longsoran tanah, sampai-sampai ada seorang warga yang bilang, “Adoh somo kiamat stow ini noh. Belum pernah torang lia banjir rupa bagini eh, bayangkan itu hewan-hewan orang da piara banyak yang kage-kage so ada di seng rumah…” (Aduh, mungkin ini tanda-tanda kiamat. Belum pernah kami lihat banjir seperti ini sebelumnya, hewan-hewan piaraan saja banyak yang tiba-tiba sudah ada di atap rumah.)

Presiden SBY menyatakan keprihatinnya, dan mengutus Wakil Presiden Budiono untuk meninjau secara langsung ke Manado. Sementara itu, di beberapa tempat lain juga terjadi bencana alam yang entah kenapa di awal tahun ini terjadi secara serentak. Ini adalah awal tahun kelabu bagi kebanyakan kita. Namun tentunya kita meyakini satu hal, Tuhan tidak pernah berdiam diri. Selalu saja, ada kebaikan dan kemudahan yang akan Ia berikan kepada kita di saat kita amat membutuhkannya. Campur tangan Tuhan tidak pernah terlambat. Walaupun terdengar sedikit klise, tapi tak akan bosan-bosannya saya ingin mengatakan ini, bahwa Ia akan selalu menjadikan segala sesuatu itu indah pada waktunya (dan sesuai waktuNya). Serahkan segala kekhawatiranmu kepadaNya.

[caption id="attachment_306962" align="aligncenter" width="625" caption="Tanah longsor yang menutupi jalan sepanjang ratusan meter memutuskan jalur penghubung Manado - Minahasa"]

1390122464794201592
1390122464794201592
[/caption] Beberapa hari terakhir ini saya mendapat telepon bertubi-tubi dari sanak saudara dan teman dari Manado. Ada beberapa di antara mereka yang sementara terperangkap dalam gedung, namun tidak bisa berbuat apa-apa, selain akses ke lokasi masih sangat sulit di tembusi, ternyata di sekeliling bangunan juga masih terkepung air lumayan tinggi. Dengan sedikit terisak kawan saya bilang, “torang percaya dorang pasti mo capat datang tolong pa torang...(kami yakin, mereka (para petugas) pasti akan segera datang menolong).

Tidak Untuk Saling Menyalahkan

Dalam menghadapi sebuah bencana, mestinya kita saling menolong, menguatkan, dan membantu sesama yang menjadi korban. Tidak pada tempatnya kita mencari-cari siapa yang salah, menunjuk hidung, dan melakukan pembunuhan karakter di depan publik luas mengatasnamakan rasa prihatin dan peduli korban.

Saya sedikit terpukul melihat tingkah polah para politisi negeri ini yang taunya hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Acap kali, bila ada sebuah peristiwa bencana alam, maka mereka justru sibuk berlomba-lomba menunjuk dan dengan yakinnya dapat memastikan siapa yang salah. Namun saya yakin, mereka hanya berusaha menaikkan pamor, apalagi menjelang saat pemilu seperti sekarang. Ini kalau boleh saya berkata sedikit lancang, maka saya akan menyebut mereka sebagai (maaf) banjingan-banjingan politik. Mereka memanfaatkan korban bencana alam, bencana alam itu sendiri, dan tragedi serta peristiwa-peristiwa kemanusiaan demi kepentigan politik mereka sendiri.

Jujur saja, ini sangat memalukan dan memuakkan. Saya ragu kalau mereka memang punya niat tulus dan keprihatinan tinggi untuk membantu para korban. Kalau ia, cobalah jangan banyak bicara serta menyalah-nyalahkan orang lain, ulurkan tangan Anda dan tolonglah para korban tersebut. Berkacalah dan tanyai diri sendiri apa yang sudah Anda buat. Mencari-cari siapa yang salah bukan sebuah solusi. Kalau siapa yang salah, ya semua kita salah dan turut berdosa terhadap alam yang kita tinggali ini. Itu saja.

Contoh sederhana, ketika banjir besar melanda Jakarta saat ini, maka ada bebera pihak yang langsung ‘meninju’ Jokowi sakan-akan dialah manusia paling bersalah dalam hal ini. Jokowilah yang paling pantas menerima getahnya, lantaran Jakarta terus saja banjir sejak puluhan tahun lalu, bahkan semenjak Jakarta didirikan. Bahwa Jokowi dan Ahok tidak mampu membereskan banjir yang sudah berusia puluhan tahun ini dalam satu tahun kepemimpinan mereka. Sungguh mengherankan, orang-orang ini kok bisa jadi politisi, padahal dengan level pemikiran yang sangat cetek dan kerdil seperti itu. Sampai-sampai ada yang berkelakar begini, “Oooh Manado banjir juga itu pasti salahnya Jokowi…”. Luar biasa. Ada sesuatu yang salah di dalam otak orang-orang seperti itu.

Jangan Menyebarkan Berita Tidak Benar

Dalam beberapa hari ini, saya juga menerima banyak BBM, SMS, dan pesan-pesan instan lainnya yang kurang lebih isinya adalah mengenai keadaan banjir di Manado yang parah. Kerap kali saya mesti berhati-hati memercayai isi pesan-pesan tersebut, dan atau ketika hendak memutuskan untuk whether I will share those information or not.

Sebagai salah satu contoh, pesan broadcast BBM mengenai akan adanya tsunami di Manado. Katanya air di pesisir laut di seputaran Jalan Boulevard sudah mulai surut (turun), artinya akan disusul tsunami besar. Maka pesan berantai itu pun tersebar ke mana-mana. Bisa jadi ada ribuan orang kemudian share berita tentang akan terjadinya tsunami di Manado itu. Apa akibatnya? Banyak sekali warga Manado mengungsi karena takut kena imbas tsunami tersebut. Di antara mereka ada saudara-saudara saya, yang kebetulan tinggal di Komo Dalam, Manado. Warga Manado pun jadi panik. Padahal itu adalah broadcast menyesatkan.

Berita itu tidak benar sama sekali. Pertama, akan sulit terjadi tsunami besar di Manado, karena ada beberapa pulau kecil yang mengelilinginya, dan juga ada Gunung Manado Tua sebagai benteng pertama menghadap laut lepas. Kedua, tidak ada sirene, alarm, atau tanda apapun dari pemerintah setempat mengenai adanya tsunami, jadi tidak perlu panik. Ketiga, gelombang besar yang terjadi di sekitar Pantai Boulevard adalah dikarenakan oleh angina kencang, dan sama sekali bukan karena gempa bawah laut.

Kawanua Bersatu

Wadah Kerukunan Keluarga Kawanua, baik dalam dan luar negeri secara proaktif dan progresif terus bersatu menyalurkan bantuan bagi kota Manado. Sebut saja Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) di bawah kepemimpinan Irjen.Pol. Dr. Benny Mamoto yang sangat aktif menyalurkan bantuan langsung ke Manado. Ada juga Bakudapa Kawanua Sedunia yang sangat cepat bergerak, dan luar biasa aktif membantu para korban bencana banjir ini. Rasa-rasanya memang persatuan warga Kawanua itu harus terus digalakkan dan menjadi ‘nilai luhur’ kekawanuaan, di mana pun ia berada. Kawanua Amerika juga sementara mengadakan pengumpulan dana untuk disalurkan ke Manado.

Posko-posko bantuan didirikan di mana-mana. Ada yang menyalurkan makanan. Ada yang membagikan perlengkapan untuk tidur, baju dan celana. Ada yang membagi-bagikan air bersih. Ada yang memberikan bantuan dana untuk berbagai keperluan para korban banjir. Semua dilakukan dengan penuh ketulusan dan dengan iman kepercayaan bahwa perintah untuk "Saling bertolong-tolonganlah kalian menanggung beban" itu memang mesti mewujud dalam aksi nyata di lapangan.

13901204212038138937
13901204212038138937

[caption id="attachment_306960" align="aligncenter" width="640" caption="Menteri Perhubungan, Bpk. E.E. Mangindaan dan ibu ketika mengunjungi posko bantuan KKK di Manado"]

1390121722290864163
1390121722290864163
[/caption]
13901205701997826065
13901205701997826065
Rumah-rumah ini, beberapa hari yang lalu masih berdiri dan ada penghuninya. Kini, porak poranda dan ratah tanah akibat serbuan banjir dan angin kencang...

Semoga, badai akan cepat berlalu. Semoga, banjir akan cepat berlalu. Dan, kita dapat menikmati cerah serta indahnya mentari pagi. Bahwa musibah memang akan selalu datang silih berganti, namun tiada apapun yang dapat memisahkan kita dengan Sang Khalik. Dengan Sang Pencipta yang selalu kita sembah. Dia yang sudah menciptakan seisi dunia ini, dan yang kita panggil dalam setiap doa-doa kita. Our pray always for Manado, and for Indonesia. God bless Manado. God bless Indonesia. ---Michael Sendow---

[caption id="attachment_306958" align="aligncenter" width="658" caption="Setelah hujan lebat di atas Manado terlihat pelangi. Ketika banjir Nuh surut, Tuhan menempatkan pelangi di langit kala itu sebagai tanda penyertaannya senantiasa hadir, dan janjinya akan selalu digenapi..."]

139012114647792328
139012114647792328
[/caption]

(Foto-foto: Pusat Informasi Warga Banjir Manado 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun