Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seberapa Yakin Anda Bahwa Nama Itu Berpengaruh?

30 September 2012   08:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:28 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingkah Nama Itu?

William Shakespeare bilang what’s a name? Apalah artinya sebuah nama. Nama adalah nama, yang terpenting adalah siapa yang menyandang nama tersebut. Bukan nama seseorang yang penting, tapi seperti apa orang tersebut. Ada benarnya, tapi bagi sebagian orang, termasuk saya, hal itu tidak sepenuhnya benar.

Lho memang kenapa? Ya, sebab bagi saya dan mungkin sebagian besar kita, nama tetaplah penting. Bayangkan saja misalnya kalau nama Anda si Busuk, atau Geblek, atau Mang Porno. Bahkan di kampung saya ada anak-anak yang diberi nama panggilan kesayangan misalnya dengan ‘buang’, ‘busu’, ataupun ‘sube’ dan juga dengan panggilan-panggilan menggelikkan lainnya. Okelah kita menganggapnya sebagai sesuatu yang lumrah. Tapi ingat juga, setelah bertumbuh dewasa, nama itu akan terus dibawanya.

Kalau dalam dunia bisnis, tepatnya di bidang marketing maka pemilihan serta pemberian nama itu serasa begitu pentingnya. Mari kita berandai-andai kalau misalnya ada perusahaan real estate yang memasang iklan besar-besar dan di situ terbaca tulisan seperti ini: “Segeralah, bergegaslah…..sudah hampir habis dipesan, kompleks perumahan berlokasi sangat strategis dengan adanya cemetery view. Begitu jendela dibuka maka Anda langsung disambut dengan pemandangan lokasi pekuburan yang asri dan menawan…” Ha ha ha…Kira-kira ada yang mau beli nggak ya?

Atau selain cemetery view, bayangkan juga pemberian nama misalnya seperti kompleks perumahan dengan ‘river’s flood view’. Jadi, suka atau tidak pemilihan dan pemberian nama itu sangat menentukan. Saya membayangkan yang lebih ekstrem lagi, bagaimana ya kalau ada perusahaan tour and travel yang berani ‘menjual’ serta mempromosikan brosur dengan tajuk seperti ini: “Ayo datanglah, berkunjunglah ke Indonesia, lokasi paling berbahaya di dunia, lokasi bencana alam, tawuran, dan teroris terbaik di dunia…” Nah lho, ada yang mau datang nggak ya? Mungkin sedikit saja, yaitu mereka-mereka yang sangat suka dengan sesuatu yang extreme dan penuh tantangan barangkali. Tapi yang lain mah pasti ogah kwadart deh.

Nama itu penting. Bahkan pula, disadari atau tanpa disadari sebagian besar umat beragama di muka bumi ini memang menaruh hormat pada sebuah nama. Utamanya agama Islam dan Kristen yang justru sangat menjunjung tinggi arti sebuah nama. Seorang muslim yang saleh menempatkan nama sebagai sebuah bentuk permohonan doa. Seorang beragama Kristen yang taat, memberi nama anak dengan harapan nama tersebut akan membawa berkat. Makanya jangan heran ada banyak nama anak-anak diberi nama layaknya nama seorang nabi dan rasul. Ada nama Muhammad, Umar, Paulus, Markus, Matius, dan lain sebagainya.

Makanya penyandang nama-nama orang hebat itu sudah barang tentu, dan memang mestinya punya ‘beban’ untuk berlaku sesuai nama yang disandangnya. Itu tentu menjadi harapan, walau kenyataannya bisa saja lain.

Nama Memiliki Nilai Jual

Percaya atau tidak, dalam dunia marketing, nama atau merek itu sudah menjadi sesuatu yang luarbiasa berpengaruh. Nama sudah menjadi identitas pembeda. Nama yang memiliki nilai jual akan laku di pasar, begitu pula sebaliknya, yang tidak punya nilai ada kemungkinan akan cepat terhengkang dari pasar.

Sebuah nama itu bukan hanya menempel pada individu seseorang, secara lebih luas nama juga melekat erat kepada apapun juga. Mulai dari partai, sebuah produk, komunitas, acara televisi, media cetak serta elektronik, dan sebagainya. Misalnya nama Sule untuk seorang artis OVJ, Empat Mata untuk nama sebuah acara TV, PDI untuk nama sebuah partai, Jokowi dan Basuki Effect untuk sebuah dampak atau gerakan (perubahan), Batam atau Bali untuk nama sebuah lokasi wisata. Kompas dan Kompasiana sebagai nama media. Jadi itu berlaku untuk apa saja dan di mana saja. Seharusnya seperti itu. Nama sebagai identitas pembeda, lebih runcingnya akan menuju pada pembeda antara yang punya nilai dan yang tidak.

Ada beberapa nama yang sudah begitu terkenal dan memiliki nilai jual, bahkan walau isinya kurang bagus orang akan terus mencarinya. Karena itu jugalah banyak sekali pencurian nama atau merek terkenal lantas dijual murah. Bahasa kerennya penjiplakkan merek. Itu tentu melanggar hak cipta dan hak kepemilikan merek, tapi toh kegiatan-kegiatan ilegal itu terus terjadi. Apa sebab? Karena betapa begitu menggiurkannya menjual nama-nama yang memang sudah punya nilai jual tinggi. Bahkan orang rela meniru dan menjual murah nama-nama mahal itu. Suatu tindakan yang tidak etis tentu saja.

Jadi apakah kita masih menganggap nama itu tidak penting? Terserah pandangan kita masing-masing. Bukankah juga seorang pinter bernama Confucius pernah mengungkapkan bahwa nama itu bisa mengubah hidup. Bahkan ada istilah orang Jawa yang dengan yakinkan mengatakan bahwa jeneng dulu, jenang belakangan. Nama dulu, uang belakangan.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan quote menarik berikut ini, pernyataan ini dapat dibaca dalam bukunya seorang profesor bernama David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity. “Apalah arti sebuah nama? Sekuntum mawar tetaplah harum walau dengan nama lain sekalipun”---Wiliam Shakespeare. “Shakespeare salah! Sekuntum mawar dengan nama lain tidak akan seharum yang semestinya. Itulah sebabnya mengapa satu-satunya keputusan paling penting dalam memasarkan parfum adalah pemilihan nama.”---Al Ries dan Jack Trout.

Saya jadi teringat nama sebuah bunga di kampung saya yang bernama bunga tai ayam, bagaimana ya kalau nama itu disematkan untuk mengganti nama bunga matahari? Selamat memberi nama, sukses selalu untuk teman-teman sekalian. Seberapa yakin Anda bahwa nama itu berpengaruh?

***

Setelah kita memiliki nama yang bagus dan baik, langkah setelahnya adalah menjaga nama baik kita di manapun dan kapanpun---Michael Sendow

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun