Ada catatan yang boleh dipetik dengan terpilihnya mantan tukang sapu stasiun ini, sebagai bahan pembelajaran untuk pemimpin partai politik, penguasa dan bahkan calon presiden kita. Bahwa komitmen, keuletan, kesabaran mesti ditunjang dan didukung kesediaan ‘menderita demi rakyat yang dipimpin’. Bahwasanya apa gunanya baju mewah yang Anda pakai, istana mewah yang Anda tinggali, mobil bagus yang Anda kendarai, kalau semuanya itu hanyalah topeng keangkuhan dan egoisme serta kerakusan belaka. Ketika Anda berdiri di atas penderitaan rakyat, dan duduk nyaman di atas kemiskinan rakyat jelata. Memperkaya diri sementara gap antara yang miskin dan kaya terus melebar dan semakin lebar.
Michael Sata pernah menjadi tukang sapu. Tapi ia berjanji akan tetap menjadi ‘tukang sapu’ walaupun sudah menjadi presiden. Ia berjanji untuk menyapu dan menindak semua pelaku kejahatan hukum, koruptor dan pelaku-pelaku ketidak-adilan di Zambia. Sosok ini tentunya menjadi inspirasi anggota partainya, bahkan semua anak bangsa di negeri yang sudah mulai dipimpinnya itu.
Rasa-rasanya kita kita juga perlu sosok dan tokoh penguasa yang dapat dijadikan anutan, yang dapat dicontohi dan diteladani. Semoga ada. Atau akan ada nantinya.
Michael Sendow.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H