Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hitam Merangsang, Anda Ingin Berkunjung?

7 Agustus 2011   07:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_127453" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan yang indah dan menawan. Sangat merangsang bukan? (Dok.Pribadi)"][/caption] Jika Anda punya kesempatan menyisir daerah pinggir pantai Cape Town di Afrika Selatan, pasti Anda akan terkagum-kagum dengan keindahannya. Ada yang mengatakan bahwa Cape Town ini adalah kota yang paling indah di “benua hitam”, atau lebih spesifik di Afrika bagian selatan tersebut. Jalan-jalan di Cape Town memang mengasyikkan, apalagi tempat ini sudah banyak dikunjungi turis. Ramai dan indah. Mengasyikkan dan menghanyutkan. Memukau dan sanggup memaku hati setiap pelancong untuk tinggal berlama-lama. Melelahkan kaki tapi memanjakan mata.  Dulu Cape Town dikenal sebagai Table Bay, nanti pada tahun 1652 baru diganti menjadi seperti namanya yang sekarang. Cape Town  sesungguhnya tidaklah jauh dari Tanjung Harapan. Pokoknya kalau mengunjungi Afrika tanpa menyempatkan diri singgah di Cape Town ibarat makan sop tanpa garam. [caption id="attachment_123805" align="aligncenter" width="617" caption="Seperti ada UFO besar di atas gunung..."][/caption] Menurut catatan historis rupa-rupanya di sekitar tahun 1600-an Cape Town oleh pemerintahan Hindia-Belanda menjadikannya sebagai salah satu pusat perdagangan yang terkenal dan maju. Para peladang dan pedagang berbangsa Jerman dan Belanda pun ditawari ladang serta tempat usaha secara cuma-cuma. Mereka kemudian turut memajukan kota ini. Lalu apa hasil pokok ladang mereka? Di antaranya adalah gandum dan anggur. Anggur yang kemudian diolah menjadi minuman beralkohol wine dan brandy ini ternyata laris manis diekspor ke negara-negara Eropah. [caption id="attachment_123807" align="aligncenter" width="617" caption="Berkeinginan membeli atau menyewa apartement di pinggir pantai, dengan latar hutan hijau ini? Dipersilahkan...."][/caption]

Saat ini Cape Town sudah semakin berbenah diri dan menjelma menjadi  kota kosmopolitan yang menjadi titik pertemuan berbagai kebudayaan yang berbeda di wilayah selatan Afrika. Andaikata ada pengunjung dari Amerika dan Eropah berkunjung tepat di pinggiran pantai dengan latar perbukitan yang indah ini, dapat dipastikan mereka akan segera jatuh cinta dengan kota terindah di “Benua Hitam” ini.

[caption id="attachment_123808" align="alignright" width="300" caption="Ini memang benar-benar merangsang...."][/caption] Kota tersebut mempunyai pemandangan laut indah apalagi kalau sempat menelusuri Table Mountain (Gunung Meja) sebagai ciri khas yang tiada bandingannya. Sesuai dengan namanya, gunung yang memang menyerupai meja tersebut menjulang di ketinggian 1.086 diatas kota. Jika udara bersih, gunung tersebut dapat terlihat di kejauhan 200km dari laut.

Kalau mau belanja? Gampang! Ada pusat belanja lengkap yang memiliki nama sangat berbau Belanda –The Victoria and Alfred Waterfront. Nah, silahkan saja spend your dollar as much as you want. Dijamin dompet Anda cepat kempes dan segera mengidap penyakit kronis kaum turis. Lho, penyakit apaan sih? Itu lho, penyakit kanker! Alias kantong kering. Tapi bagi para penikmat, itu bukan hal yang patut diributkan, yang penting keinginan Anda terpuasi dan keindahan serta kenyamanan yang tersuguhi tidak pula mengecewakan. Enjoy and have fun!

[caption id="attachment_123809" align="alignleft" width="300" caption="Pencinta sepakbola? Ini dia salah satu stadion sepakbola terbesar di Afrika Selatan."][/caption] Lalu ada juga area bernama Long Street (terjemahan bebasnya: jalan panjang). Memang jalan diseputaran kompleks itu lumayan panjang. Apalagi ketika malam hari tiba. Tempat itu menjadi sangat meriah. Disepanjang jalan itu juga bakalan ditemui banyak museum-museum bersejarah. Di pinggiran laut juga ada hamparan perkebunan luas, ada perumahan dan apartemen-apartemen warga yang sangat asri dan enak dipandang mata. Tertata dan teratur. Tidak heran banyak orang Eropa dan Amerika yang membeli property di lokasi ini. Di sini juga terdapat gelanggang olahraga, lapangan sepakbola yang jauh lebih besar dari gelanggang di Senayan Jakarta.

Kota Cape Town juga ternyata memainkan peranan penting dalam sejarah kontemporer Afrika Selatan. Salah satu tempat paling bersejarah dan menjadi ikon kota ini selain apa yang sudah disebutkan di atas adalah Robben Island. Di sinilah para tahanan politik ditahan sejak 1898. Salah satunya Nelson Mandela yang kemudian tampil sebagai Presiden Afrika Selatan setelah mendekam selama 27 tahun di penjara.

Anda punya rencana jalan-jalan atau sekedar mampir di Afrika Selatan? Sempatkanlah diri Anda berkunjung ke Cape Town. Waduh, maafkan saya yang sepertinya jualan kecap promosi wisata…..Tapi saya belum sempat digaji walikota Cape Town sih. Jadi cukup sampai sini promosi wisatanya. Selamat berwisata dan have a blessed day!

Michael Sendow

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun