Cahaya di Pesantren

Mengapa harus pesantren?

Pesantren merupakan sebuah surga yang indah di mana agama senantiasa bersenandung merdu di dalam lubuk hati para santri-santri yang berasal dari penjuru-penjuru negri yang mempunyai niat yang satu,yakninya mencari keberkahan dalam ilmu dan hidup.Setiap hari dapat kita dengarkan lantunan merdu ayat-ayat Al-quran yang di tartilkan oleh para anak-anak yang soleh.

Apa keistmewaan daari pesantren?

Meskipun kesederhaan menyelimuti seisi pesantren,namun pesantren tak kalah eksisnya dalam menciptakan menusia-manusia yang hebat.Betapa banyaknya ulama-ulama besar yang berasal dari kalangan pesantren,bahkan tamatan pesantren merupakan calon menantu yang didambakan dalam masyarakat,karena orang tua dari wanita tidak akan mau memberikan anak gadisnya kepada lelaki yang salah.

Siklus kehidupan di pesantren.

Kehidupan di pesantren senantiasa dipenuhi dengan tawa santri yang begitu indah.Dimana setiap kegiatan mulai dari ibadah,mengaji,mandi sampai terlelapdi malam hari mereka lakukan secara bersama-sama.Senantiasa hidup bersama menimbulkan ikatan istimewa di antara mereka,bahkan solidaritas tanpa batas selalu dijunjng tinggi di tengah-tengah santri.Bahkan mereka merasa seperti keluaraga yang saling bergantungan satu sama lain."satu untuk semua dan semua untuk satu"

Eksistensi pesantren dalam pikiran masyarakat.

Banyak sebagian dari kita masih menganggap remeh memasukkan anaknya ke dalam suatu pesantren.Sebagian orang tua lebih mementingkan sekolah yang bergengsi untuk anak mereka,bahkan mereka mengenyampingkan pesantren karena dianggap sebagai suatu tempat yang hanya sederhana yang memiliki kurangnya ilmu pengetahuan umum,tetapi sesuatu hal yang tidak mereka tahu yakninya pesantren mneciptakan sosok insan yang paham dengan agama,sosok insan yang mampu meletakkan agama dalam hatinya,sosok insan yang lebih mementingkan akhiratnya.Kebanyakan dari orang tua lupa akan konsep keagaam ini.

Lebih baik kamu menangis sekarang karena berpisah dengan anakmu untuk menuntut ilmu agama,daripada kamu menangis di masa depan karena anakmu tidak paham dengan ilmu agama.

Oleh : Micho Algif fahri