Mohon tunggu...
Michiya Hong
Michiya Hong Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Freelance

Penulis Freelance

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menakar Peluang Startup Business di Indonesia

18 Februari 2022   13:59 Diperbarui: 10 Juni 2022   11:26 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Startup Business

Opportunity + Preparation = Success.

Rumus sederhana untuk sukses terjadi ketika peluang hadir untuk siapa saja yang telah siap. Bisa saja ada peluang, tapi tanpa persiapan matang semua akan sia-sia. Demikian sebaliknya. Meski kita siap namun tanpa peluang, sukses tidak akan pernah terjadi. 

Sudah barang tentu filosofi serupa juga berlaku dalam sektor bisnis yang kini sedang trending yaitu start up business atau perusahaan rintisan. Dengan persiapan matang dan kerja keras untuk mengimplementasikan sebuah ide brilian, maka istilah sky is the limit akan menjadi analogi yang pas untuk digunakan.

Sebastian Trzcinski-Clment, Head of Developer Relations and Startup Ecosystem for Asia, Africa and the Middle East untuk Google Company, dalam sebuah analisanya, dikatakan Indonesia menyimpan peluang teramat besar untuk startup company, karena kultur geografis sebagai negara kepulauan. Dari data resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia memiliki 17.508  pulau dari Sabang sampai Merauke. Kabar baiknya adalah startup business belum lagi merambah sampai ke seluruh bagian negeri ini. Masih banyak daerah yang "kosong". Menurut Clement, komitmen administrasi Presiden Joko Widodo yang antusias membangun infrastruktur di seluruh wilayah negeri, merupakan peluang masif untuk usaha rintisan, tidak peduli jenisnya apa.

Sedikit banyak kita pasti sudah paham mengenai start up business. Dalam bahasa Indonesia, itu diartikan sebagai usaha rintisan. Dengan kata lain, usaha yang berumur di bawah tiga tahun. Lalu apa bedanya dengan puluhan ribu usaha kecil menengah (UKM)  yang menjamur di Indonesia saat ini?

Perbedaannya terletak di sektor cara pengelolaan perusahaan di mana UKM  biasanya dikelola dengan metode manual nan sederhana dan memiliki segmen pasar yang terbatas. 

Sementara startup business merupakan usaha yang mengandalkan teknologi digital serta internet, tidak mengenal ruang dan waktu serta memiliki segmen market luas. Itu sebabnya startup business dikenal sebagai bisnis berbasis teknologi yang "menjual" solusi kepada konsumen. Dengan kata lain, setiap jenis persoalan yang ada di dalam society adalah peluang bagi jenis usaha rintisan. Inilah yang menjadi magnet bagi investor --luar dan dalam negeri- dalam menggelontorkan modal usaha masif di sektor startup business. 

Fakta berbicara bahwa banyak perusahaan startup yang dirintis oleh anak negeri telah menunjukkan tingkat keberhasilan tinggi dan bahkan berhasil go international, di mana motor penggerak utama datang dari generasi milenial. Bagi investor, hal ini tentu saja sangat menggiurkan. Dengan industri yang menyimpan potensi sukses mendulang laba, jenis usaha rintisan menjadi too good to be true.

Berikut ini contoh generasi milenial yang sukses mengembangkan startup di tanah air:

Tiketux akrab bagi mereka yang ingin memesan tiket travel terutama Bandung-Jakarta. Di balik kesuksesan brand Tiketux, ada perjuangan yang panjang dari salah satu pendirinya, yaitu Barton Yan Fari, alumnus Informatika ITHB. Salah satu yang terdampak dari Tiketux adalah Baraya Travel: berkat Tiketux, Baraya mampu menambah unit kendaraan, loket, serta memperbarui teknologinya. 

Men's Republic, e-commerce untuk fashion pria dibesut oleh anak muda berusia 23 tahun bernama Yasa Paramita Singgih.

Reblood, sebuah aplikasi untuk donor darah dibedah dan dilahirkan oleh Leonika Sari Njoto yang masih berusia 25 tahun.

Pay Access, adalah aplikasi pembayaran online lewat mobile banking yang lahir dari ide brilian seorang anak muda berusia 26 tahun, Roryan Praktiasa.

Masih ada sekitar 1000 pelaku usaha startup business lain di Indonesia. Kalau di-list semua, akan terlalu panjang. Intinya kalau punya ide moncer, kenapa tidak mencoba masuk ke sektor usaha ini.

Peluang terbuka lebar. Sukses merupakan hal nyata dan bukan fatamorgana. Di era digitalisasi dengan teknologi yang terus membuncah, startup business masih merupakan jenis usaha yang teramat sangat menjanjikan. Seribu langkah tidak akan pernah terjadi jika tidak ada langkah pertama yang diambil, seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa yang mendapatkan penghargaan Top 3 Nasional Google Bangkit 2021 lewat aplikasi Bacara.

BACARA, merupakan aplikasi android/mobile penerjemah bahasa isyarat Indonesia yang menggunakan teknologi machine learning yang dapat digunakan secara langsung dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing. Bacara ini telah membawa dua orang mahasiswa ITHB, Thomas Ken Renaldi dan Timotius Haniel, bersama 4 orang rekan lain dari kampus UI, Esa Unggul, dan Telkom mendapatkan pendanaan senilai USD 10,000 dari pemerintah Indonesia dan Google.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun