Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pixotte, Si Burung Elang dan Etika Tulisan Pilkada di Kompasiana

9 September 2012   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:43 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pixotte, Si Burung Elangdan Etika Tulisan Pilkada di Kompasiana

Kompasiana seharusnya menjadi sarana dan alat berbagi tulisan dan pendapat. Kompasiana juga dapat dijadikan ajang kampanye, apalagi menjelang acara-acara seperti pilkada DKI. Kompasiana itu adalah ruang bebas yang tidak dapat dipakai sebebas bebasnya. Dalam arti, apa yang kita tulis harus bisa memakai bahasa-bahasa sopan dan penuh tanggung jawab.

Pilkada DKI saat inu sudah semakin panas dan membuat banyak pihak makin keras berjuang memenangkan calon yang ia kehendaki untuk terpilih. Suara-suara dan berbagai kicauan tersebut menunjukkan kelas penulis dan pemberi komentar.

Harusnya penulis atau pemberi komentar merasa malu bila kemudian tulisan dan komentar yang ia taruh di ruang publik menampakkan kualitas seperti apa dia sesungguhnya. Bagi saya bagaimana kerasnya suatu diskusi, perdebatan, adu argumentasi tetap punya rambu-rambu yang harus dipatuhi. Jangan pernah memaki orang lain! Jangan mengeluarkan kata-kata yang sangat-sangat tidak pantas. Itu menunjukkan secara nyata bahwa yang menuliskannya adalah orang tidak berpendidikan. Atau orang berpendidikan tapi buta hati.

Tadi saya menemukan koementar tidak pantas dari si burung Elang bernama Pixotte, ini profilnya:….Dalam profil ia memakai nama Pixotte dengan foto gambar burung Elang. Padahal burung Elang adalah burung yang perkasa, sekali mengepakkan sayap bisa mendorong tubuhnya melaju dengan kecepatan melebihi beberapa KM/jam. Tapi burung ini juga punya ketajaman mata dan indera-indera lain yang mampu mendeteksi mangsanya. Pemilik akun ini jauh dari sifat dan sikap burung Elang.

Akun Kompasiananya bernama Iskandarsyah Salma. Ia begitu kuat dan hebat mengkritisi pendukung mereka yang memilih tidak berdasarkan agama. Pokoknya, apapun yang terjadi pilihlah yang sesuai agamanya bal..bla..bla…Terserah, itu pendapat dia. Yang saya mau kritisi adalah setiap komentar yang ia lontarkan penuh kebencian dan hujatan. Bayangkan, ada akun asli yang memberi komentar, Aninda Putri. Dibalas dengan mengatakan si Aninda Putri dengan sebutan “Bitch” atau pelacur. Bagi saya sudah terlalu picik isi otak si burung Elang Pixotte ini!

[caption id="attachment_197987" align="aligncenter" width="573" caption="Apa maksud kata-kata ini? Kenapa setiap ada perbedaan pendapat selalu diakhiri dengan memaki, menghujat, dll. Apakah si Pixotte yakin hanya dia seorang diri yang akan masuk sorga? Kata siapa?"][/caption]

Kalau ia sadar, tulisannya yang memang cederung provokasi itu sudah dikomentari oleh puluhan orang, termasuk saya. Tapi tidak ada satupun yang setuju, atau mendukung isi tulisannya. Tapi semua yang memberi komentar dihantam balik sama dianya. Mengherankan. Pun yang memberi nilai atas tulisannya hanyalah 1 orang (mungkin karena kasihan saja). Ia mungkin tidak punya kaca untuk menilai isi tulisannya.

[caption id="attachment_197988" align="aligncenter" width="506" caption="Orang lama, punya sepuluh teman, makanya bergaul, kawan! Biar nambah wawasannya. "]

1347162862443179134
1347162862443179134
[/caption]

Saran saya, nilai tulisan anda kritisi juga kawan, bukan orangnya yang anda kata-katai balik, kawan! Bukankah anda sudah terdaftar sejak 2011 di Kompasiana. Jangan hanya karena pilkada DKI dan begitu khawatirnya anda bahwa Foke bakalan kalah sehingga seenak udel mengata-ngatai orang lain. By the way, anda paham betul kana pa akibatnya menyebut orang lain sebagai pelacur?!

Jadikan Kompasiana sebagai gudangnya ilmu dan pengetahuan, bukan gudangnya kata-kata makian dan sumpah serapah! Mau Jokowi yang menang kek, mau Foke yang menang kek, jangan kata-katai orang lein semau gue. Pilkada DKI is pilkada, tapi kita tidak punya hak memaki dan menyebut orang lain seenak perut kita. (MA)

Salam Creepes!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun