Berawal karena saya sering mendengarkan video streaming sebuah acara di televisi swasta sambil bekerja di kantor tahun 2010, sejak saat itu saya sangat tertarik dengan sejarah, khususnya sejarah Indonesia. Kemudian, salah satu tema acara tersebut mengangkat tentang komunitas – komunitas unik, salah satunya adalah Komunitas Historia Indonesia (KHI). Sambil bekerja saya mengintip tayangan tersebut dan melihat Kang Asep Kambali yang memakai kostum “jadoel”, saya lupa persisnya. Kemudian saya mencari websitenya KHI, dan menemukan acara jalan – jalan bersama KHI. Dengan penuh semangat saya kirim sms panjang pendaftaran sampai tidak memperhatikan tanggal acara tersebut sudah kadaluarsa.
Dengan terus mengikuti info ter-update KHI, akhirnya saya pun bisa jalan – jalan di acara KHI. Acara pertama yang saya ikuti adalah Napak Tilas Proklamasi, Agustus 2012 lalu. Saya mengajak adik angkatan untuk mengikuti acara ini dengan dresscode merah putih, begitu juga ikat rambut saya ingin pakai merah putih. Tiba di titik kumpul di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, ternyata di sana sudah sangat ramai karena yang hadir dari semua kalangan. Anak sekolah, guru-guru, komunitas sepeda ontel, para veteran, dan banyak lainnya. Saya menikmati setiap acara, mengambil foto-foto, sambil mendengarkan penjelasan, dan serunya konvoi jalan kaki bersama dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi sampai ke Tugu Proklamasi dengan membawa bendera merah putih. Rombongan napak tilas berjalan mengikuti groupmarching band dan paling belakang diikuti oleh komunitas sepeda onthel. Selama acara saya mendapat teman – teman baru di sini, dan salah satunya datang dari Bandung.
[caption id="attachment_356889" align="aligncenter" width="300" caption="bersama teman - teman di Tugu Proklamasi (acara Napak Tilas Proklamasi)"][/caption]
Acara kedua yang kemudian saya ikuti adalah berkumpul di taman Suropati melanjutkan ke Museum Sasmitaloka Jenderal Besar A H Nasution. Saat itu tepat tanggal 30 September dan saya menduga-duga tema kegiatan tersebut. Waktu itu di hari Minggu, pertama kalinya saya ke taman Suropati, bukan hanya melewatinya saja. Kegiatannya keliling di taman Suropati, dan terkagum – kagum menemukan sambil mendengarkan penjelasan tentang ‘oleh-oleh’ negara-negara ASEAN di taman tersebut. Sayangnya beberapa ada yang tidak terawat dengan baik, seperti adanya coretan di bagian monument tersebut. Kemudian kami melanjutkan ke museum dengan berjalan kaki, karena saya tidak bisa naik sepeda (lain kali harus belajar naik sepeda nih :D ). Setelah cukup puas mendengarkan cerita tentang peristiwa 30 September 1965 silam, kami bebas untuk mengambil foto dan diskusi ringan dengan para peserta lainnya.
[caption id="attachment_356890" align="aligncenter" width="300" caption="di depan Museum Sasmitaloka Jenderal Besar A H Nasution"]
Beberapa bulan kemudian saya ikut menemani teman mengunjungi stand KHI di IYC, kemudian kang Asep dan kawan – kawan KHI mengajak saya turut serta dalam acara Gala Dinner malam penghargaan di Museum Bahari. Terpesona dengan kostum panitia, makan malam dan menyaksikan music live keroncong tugu yang mengajak peserta ikut berdansa sampai acara selesai. Acara – acara selanjutnya yang saya ikuti adalah, Ngaboeboerit ke Tjikini tahun 2013. Berjalan kaki dari Museum Joang 45, menelusuri jalan – jalan daerah Cikini, mampir di pabrik roti Tan Ek Tjoan, Sekolah perguruan Cikini, Gereja PGI, diakhiri dengan buka puasa bersama di Masjid Al-Makmur Cikini.
Manisnya kenangan jalan-jalan bersama KHI, manisnya pengetahuan, cinta sejarah, cinta Indonesia, musik keroncong “Di Bawah Sinar Bulan Purnama”, dan para sahabat yang sampai sekarang masih tersenyum siap mengajak saya dan Anda untuk menikmati sejarah di kota. Berharap KHI pun bisa terus menjadi perpanjangan tangan untuk teman – teman dapat belajar dari sejarah Indonesia. Selamat ulang tahun, Komunitas Historia Jakarta yang ke -12 tahun.
[caption id="attachment_356894" align="aligncenter" width="300" caption="Sebelum Acara Gala Dinner dimulai"]
Catatan lain di balik artikel :
Artikel ini ditulis untuk KHI, terimakasih atas pengalaman manisnya. Saat ini saya semakin ingin belajar sejarah lebih dan lebih lagi. Berharap bisa ikut menjadi perpanjangan tangan para siswa dan umum untuk menikmati belajar sejarah, dan semakin mencintai Indonesia.
Sayangnya tidak bisa ikut pesta ulang tahun kalian di Kota Tua Jakarta. Sampai bertemu lagi, kawan – kawan, :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H