Mohon tunggu...
Anna Maria
Anna Maria Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Teacher | Heritage Lover | Kebaya Indonesia

Love my life, my family, my friends, my country, my JESUS CHRIST

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah di Kampung Kami

26 Juni 2012   05:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2 November 2011)

Inilah cerita tentang aku, San, Ais, dan Adi

Yang senang berkejaran dan berlari

Dengan menyorak pada layangan putus dibawa angin jauh pergi

Kami di tanah ini, kehilangan tempat berlari

Memang sawah sudah lama tersiangi jadi bata dan genteng merah tempat tinggal kami

Inilah tanah kami, ketika pagi, melambai kepada para petani

Melihat kerbau-kerbau sedang mandi ketika  malam, kabut datang menghampiri

Inilah tanah lahir dan hidup kami

Ketika dewasa masing-masing pergi

Saat kami datang lagi

Memang tempat berlari hilang banyak lagi

Sawah - sawah para petani tak ada lagi

Hanya kerbau berjalan di aspal meninggalkan tahi

Asap dan debu terbang setelah kabut itu pergi

Tanah kami bermain di pinggir jakarta yang dulu permai, sudah rata dengan rumah beton dan kolam renang

Jika hujan datang,  air berkumpul di dalam rumah tergenang

Tanpa lihat musim datang, serangga dan tikus-tikus tinggal di rumah bersarang,

sebab rumah mereka ikut hilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun