Mohon tunggu...
Ltc Michiko Sandra Moningkey
Ltc Michiko Sandra Moningkey Mohon Tunggu... Tentara - Indonesian Air Force Public Affairs Branch

I love reading, swimming, writing, shooting. About me, I am simple person, want to try different thing on this world, want to learn everythings. Hmm, I am determined person. When I sets my sights on something. I work hard to get it, and get it done well.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wawancara Smart FM Manado dengan Wara Lanud Sam Ratulangi

26 Januari 2022   07:55 Diperbarui: 18 Februari 2024   12:17 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komandan Lanud Sam Ratulangi Marsma TNI M. Satriyo Utomo, SH., bersama Ibu Reni Satriyo

Tidak benar, jika Wara hanya mengurusi bagian administrasi saja. Dunia militer dimana Wara mengabdi memang sebenarnya identik dengan dunia kaum lelaki. Tetapi tetap membutuhkan sentuhan feminitas. Wanita itu khan kerja detil, teliti, kemudian lebih telaten, lebih tekun, lebih sabar, apalagi kalo bersentuhan dengan dunia teknologi, urusannya lebih njelimet. Lebih membutuhkan hal hal yang detil dan terperinci, seperti di bagian Navigator, Penerbang, IT, Teknisi pesawat terbang. Itu semuanya membutuhkan wanita mulai dari operasi militer sampai dengan misi perdamaian dunia. Cuman satu hal yang belum ada di Indonesia, wanita spesial combatan.

 Kita belum seperti negara Amerika dan negara2 Eropa, negara maju. Sejauh pengetahuan saya, masih dilematis untuk wanita diterjunkan dalam kombatan, spesial pasukan khusus. Karena kriterianya, lebih tinggi lagi untuk spesialisasinya.  Mungkin membutuhkan ketangguhan fisik. Seperti kita ketahui pada tahun2 yang lalu ada film GI Joe. Lahir dari adanya diskusi yang alot di DPR AS tentang apakah wanita itu pantas dan layak ditugaskan dalam pasukan khusus yang kombatan.

*Menurut Anda, apakah bisa wanita kombatan?*

Kalau dari sisi kemampuan, sebenarnya, kenapa tidak, kalau diberikan kesempatan, saya percaya, wanita juga mampu, sanggup untuk mengemban tugas seperti itu. Yang membedakan hanya kodratnya wanita melahirkan, tetapi secara fisik, kalo dilatih juga, saya percaya, sanggup untuk wanita pikul. Karena, dalam hal ini saling mendukung, sebagai satu tim, pria dengan wanita. Saling melengkapi, dalam satu misi pekerjaan, jadi tidak ada yang unggul, diatas yang lainnya. Hanya saja, kodrat wanita itu melahirkan, inilah yang membedakannya dengan pria.

Ada masa-masa tertentu wanita, menstruasi, melahirkan, itu memang identik dengan wanita. Kelihatannya lemah, tapi sebenarnya wanita kuat. Itu kasih karunia yang diemban oleh kaum wanita, dan itu yang membedakannya. Jadi soal kemampuan kalau dilatihkan secara bersama, saya percaya kaum wanita bisa mengemban tugas ini.

*Sebagai seorang Wara bagaimana perkembangan dunia militer, antara pria dan wanita, apalagi Indonesia akan ber-HUT ke-76, menurut Anda bagaimana?*

Saya secara pribadi bersyukur, saya lahir dan tumbuh dan berkembang, hidup di bumi Indonesia. Karena Indonesia sangat menjunjung tinggi kaum wanita. Menghormati dan menghargai kehadiran kaum wanita ditengah2 keluarga, masyarakat, tidak ada diskriminasi, secara gender tidak ada, kami begitu merasa tersanjung-lah.

Karena contohnya, tidak ada yang mengijinkan pria itu menangis. Masyarakat masih memaklumi kalau wanita itu mengeluarkan air mata. Betapa luar biasanya sosial budaya Indonesia dan saya secara pribadi bersyukur, bisa lahir dan tumbuh negeri tercinta Indonesia, yang sebentar lagi ulang tahun. Melihat perkembangan sekarang, wanita luar biasa, kesempatan peluang terbuka luas, untuk kaum wanita dapat berkiprah, untuk bisa menyatakan jati diri kami, didalam membangun Indonesia ini.

Contohnya, pencapaian tertinggi di Angkatan Udara, di militer khususnya yang kami syukuri yaitu posisi jabatan sebagai Oditur (Jaksa) Jenderal (Orjen) yang saat ini dijabat oleh Marsda TNI Reki Irene Lumme. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

*Dari 2002 sampai sekarang ini mungkin ada pengalaman yang paling tidak akan terlupakan, entah sebagai pasukan PBB atau saat berdinas di tempat lain di Indonesia?*

Yang paling menarik buat saya adalah penugasan satu tahun di Libanon Selatan. Pada saat itu, Indobatt mendapatkan komplain karena melarang media untuk mengambil gambar di perbatasan Kafer Kela. Wartawan ini ternyata memberikan komplain dan datang ke Markas Komando. Waktu itu, (hal ini) menyangkut  tugas saya, sebagai Perwira Penerangan (Public Information Officers) Indobatt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun