Aku baru saja terkaget-kaget membaca sebuah berita tentang Ahmadiyah di Pandeglang Jawa Barat yang bentrok dengan Warga Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang Banten sekitar tiga, atau empat jam yang lalu mengakibatkan 6 orang warga Ahmadiyah tewas mengenaskan, menurut berita itu semua korban telah di evakuasi namun belum bisa di identivikasi karena tak memiliki kartu tanda pengenal. Kasian ya , bulu kudukku berdiri mengingat keberutalan yang terjadi, tanpa mengenal perikemanusiaan hanya karena perbedaan yang menurutku perbedaan itu begitu indah dan dapat memperkuat persatuan.
Penganut Ahmadiyah yang ada di tempat kejadian melakukan perlawanan satu orang Warga Desa Umbulan juga kena di bacok tangannya hampir putus oleh Warga Ahmadiyah. Seorang Warga Desa bernama Lukman memberitahukan kepada wartawan bahwa sebenarnya masyarakat Desa Umbulan tak bermaksud melakukan tindakan kekerasan kepada Jamaah Ahmadiyah, masyarakat cuma menginginkan Jamaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik yang di pimpin oleh Parman membubarkan diri karena telah dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), namun di tampik oleh Warga Ahmadiyah pimpinan Parman.
Kedatangan puluhan Jamaah Ahmadiyah dari Bogor kemarin malam dengan menumpang 2 kendaraan roda empat yang menginap di rumah Parman memicu ketegangan, karena warga sekitar Desa Cikeusik merasa ditantang yang semakin memicu dan memperuncing perseteruan diatara warga dan Ahmadiyah.
Pagi hari tadi ribuan warga sekitar Kec.Cikeusik , Pandeglang, Cibaliung  Malimping, Kabupaten Lebak berduyun-duyun mendatangi Rumah Parman Pimpinan Ahmadiyah setempat dimana Warga Ahmadiyah dari Bogor menginap.
Bentrokan tak dapat dielakkan Warga Ahmadiyah yang ada di rumah Parman juga telah bersiap dengan senjata dalam genggaman seperti samurai, parang dan tombak siap menyambut tamu tak diundang yang bermaksud menyerang, dan  ketika salah seorang  Warga Ahmadiyah membacok lengan kanan Sarta Warga setempat yang nyaris putus, bentrokan-pun tak dapat dielakkan tutur Lukman.
Kapolres Pandeglang  Ajun Komisaris Besar Polisi, AKBP. Alex Fauzy Rasyad  " penyerangan warga Cikeusik terhadap jamaah Ahmadiyah dipucu sikap jamaah yang mengeluarkan pernyataan bernada menantang kepada warga setempat.
Mengenai adanya korban jiwa dan insiden itu, Kapolres mengaku belum mendapat laporan secara resmi. "Kalau korban meninggal kita belum tahu. Tapi yang mengalami luka berat memang ada empat orang, dan satu di antaranya kondisinya koma.( AN/Antara )
Yang mengilhamiku membuat berita ini karena permasalahn Ahmadiyah terus saja berlanjut dan tak pernah bisa diselesaikan oleh Pemerintah kita, pertikaian demi pertikaian tanpa ada jalan keluarnya , pantaskah mereka jadi korban hanya karena keyakinan yang berbeda, pantaskah mereka mati sia-sai karena system atau peraturan yang kurang tegas dan adil, pantaskah..??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H