Mohon tunggu...
Michelia oktafiana suryani
Michelia oktafiana suryani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa/pelajar

hobi saya memancing dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Asuhan Keperawatan Terhadap Penderita Hipertensi Pada Lansia

10 Juli 2024   09:52 Diperbarui: 10 Juli 2024   09:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian obat anti-hipertensi/dokpri

Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang bersifat humanistik dan berdasarkan kebutuhan objektif. Asuhan keperawatan dibagi menjadi 2 yaitu farmakologi dan non-farmakologi.

Asuhan keperawatan secara farmakologi merupakan asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan seperti perawat menggunakan obat obatan atau tindakan medis lainnya. Peran perawat dalam pemberian obat memiliki tingkat kesalahan pengobatan lebih tinggi dibandingkan profesional kesehatan lainnya (Alomari, et al., 2018). Sehingga penting bagi perawat untuk memahami perannya dalam menjamin keamanan pemberian obat kepada pasien. (Lalujan and Musharyanti, 2021).

ETIOLOGI

Penyebab hipertensi pada lanjut usia dikarenakan terjadinya perubahan- perubahan pada; elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, sehingga kontraksi dan volumenya pun ikut menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigen, meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Brunner & Suddarth, 2000).

Meskipun hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya, namun beberapa data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu: 1) Faktor Keturunan: Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi. Faktor genetik tampaknya bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang berperan pada pengaturan tekanan darah. 2) Ciri Perseorangan: Usia; penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah anda saat muda akan sama ketika anda bertambah tua. Namun anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal. Jenis kelamin; laki - laki lebih mudah terkena hipertensi dari pada perempuan. Ras; ras kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi daripada ras kulit putih. 3) Kebiasaan Hidup: Konsumsi garam tinggi (lebih dari 30 gram); garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam. 

Makan berlebihan (kegemukan); orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.

Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Stres; stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi. Merokok; merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. 

Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit- penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. Alkohol; konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi. 

Minum obat - obatan (aphidrine, prednison, epinefrin). Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah; lesi pada arteri renalis, displasia fibrovaskular, kerusakan ginjal/kelainan ginjal, kelainan endokrin, kerusakan saraf, sleep-apnea, drug - induced atau drug-related hypertension, penyakit ginjal kronik, aldosteronisme primer, penyakit renovaskular, terapi steroid jangka lama dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, dan penyakit thyroid atau parathyroid (Brunner & Suddarth, 2000).

PATOFISIOLOGI

Dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (2000) menjelaskan patofisiologi hipertensi terdapat pada, mekanisme yang mengatur atau mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasonator. Pada medula otak, dari pusat vasomotor inilah bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna, medula spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun