Bicara soal bisnis, terutama yang berurusan dengan perdagangan dan e-commerce, pasti kita tidak bisa lepas dari yang namanya fulfillment. Nah, fulfillment ini bukan sekadar istilah keren dalam bisnis, tapi bagian penting dari operasional sehari-hari yang harus dijalankan dengan mulus. Kenapa? Karena pemenuhan pesanan pelanggan yang efisien dan tepat waktu adalah kunci untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Intinya, kalau urusan fulfillment lancar, pelanggan senang, bisnis pun tenang!
Fulfillment adalah istilah yang digunakan dalam bisnis, terutama dalam sektor perdagangan dan e-commerce, untuk menggambarkan seluruh proses pemenuhan pesanan pelanggan. Proses ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari penerimaan pesanan hingga pengiriman produk ke pelanggan. Dalam konteks yang lebih luas, fulfillment juga mencakup manajemen inventaris, pengemasan, dan layanan pelanggan.
Namun, di balik layanan fulfillment, ada satu tantangan yang sering menghantui para pelaku bisnis, yaitu slow moving inventory. Istilah ini merujuk pada persediaan yang bergerak lambat alias barang yang tidak terjual dalam jangka waktu yang diharapkan. Alhasil, barang numpuk di gudang, biaya penyimpanan membengkak, dan efisiensi menurun. Sakit kepala, kan?
Saya ingin membagikan lima tips pengelolaan slow moving inventory dari Ninja Xpress yang bisa membantu bisnis tetap untung dan proses fulfillment berjalan lancar. Yuk, simak tipsnya berikut ini!
1. Analisis Data Penjualan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis data penjualan secara berkala. Dengan cara ini, kita bisa mengidentifikasi barang-barang mana yang bergerak lambat atau kurang laku. Dari situ, kita bisa mengambil keputusan lebih tepat soal strategi pemasaran, penyesuaian inventaris, atau bahkan promosi untuk mengurangi stok berlebih. Hasilnya? Ruang gudang lebih optimal dan biaya penyimpanan bisa lebih efisien.
2. Berikan Diskon dan Promosi
Diskon dan promosi adalah cara jitu untuk barang-barang yang sulit terjual. Dengan menawarkan harga yang lebih murah atau promo menarik, kita bisa membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang kurang populer. Ini membantu kita mengurangi stok yang menumpuk di gudang dan mendapatkan keuntungan untuk berinvestasi pada produk lain yang lebih laku.
3. Optimasi Perencanaan Persediaan
Jangan lupa untuk memanfaatkan data dan melihat tren pasar, agar kita bisa lebih akurat dalam memprediksi permintaan dan menghindari kesalahan dalam persediaan barang. Hal ini  bisa mengurangi risiko memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit stok. Hasilnya, pesanan pelanggan dapat dipenuhi tepat waktu, dan pelanggan jadi puas.
4. Bundling Produk