Yogyakarta--Iklan baliho menjadi salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas, terutama dalam industri kecantikan yang terus berkembang. Baru-baru ini, dua brand besar di Indonesia, ZAP dan NATASHA, meluncurkan kampanye baliho yang menonjolkan konsep kecantikan masing-masing. Lokasi baliho tersebut ada di Yogyakarta tepatnya di Perempatan lampu merah Jalan Ring Road Utara.
Iklan ZAP mempromosikan kecantikan alami dengan fokus pada perawatan kulit yang menyeluruh, sementara iklan NATASHA menonjolkan kesan kecantikan yang lebih glamor dan profesional melalui estetika dan layanan medis kecantikan.
Perbandingan kedua iklan ini tidak hanya menarik perhatian karena pendekatan visual yang berbeda, tetapi juga memunculkan perbincangan tentang bagaimana industri kecantikan membentuk standar kecantikan di masyarakat.
Berdasarkan teori retorika, penulis akan membandingkan kedua iklan tersebut dengan analisis 3 elemen yaitu ethos, pathos dan logos.
Fokus: Iklan pertama lebih fokus pada perawatan alami dan regenerasi, sementara iklan kedua lebih fokus pada perubahan fisik yang drastis melalui prosedur bedah.
Ethos: Iklan pertama menampilkan tokoh public figure ternama yaitu Pevita Pearce, sehingga audiens akan lebih percaya karena adanya testimoni dari Pevita Pearce dalam iklan tersebut. Iklan kedua tidak menampilkan tokoh ternama
namun, menampilkan pasien yang akan melakukan plastic surgery treatment.
Pathos: Iklan pertama menggugah perasaan ingin tampil lebih muda dan alami, sedangkan iklan kedua lebih mengarah pada keinginan untuk mengubah penampilan secara signifikan.
Logos: Iklan pertama cenderung menggunakan klaim yang lebih lembut dan natural, seperti "perawatan sampai cantik", sedangkan iklan kedua menggunakan klaim yang lebih langsung dan tegas, seperti menampilkan tentang plastic surgery treatment.
Adapun tujuan Iklan (Kampanye)
Mempromosikan Produk atau Layanan: Iklan ini bertujuan untuk memperkenalkan atau meningkatkan kesadaran akan produk atau layanan kecantikan yang ditawarkan oleh merek "ZAP".
Membangun Citra Merek: Iklan ini mungkin ingin membangun citra merek "ZAP" sebagai solusi kecantikan yang alami dan efektif, tanpa perlu bergantung pada makeup tebal.
Menguasai Pasar: Iklan ini bisa jadi ingin menguasai pangsa pasar tertentu dalam industri kecantikan, misalnya pasar produk perawatan kulit alami atau pasar produk kecantikan untuk remaja.
Strategi Propaganda
Testimonial: Penggunaan nama "Semua Bisa di ZAP" merupakan bentuk testimonial atau endorsment dari seorang influencer atau tokoh publik yang dipercaya oleh target audiens.
Simplifikasi: Pesan iklan dibuat sederhana dan mudah diingat, yaitu "Perawatan Sampai Cantik No Makeup". Ini memudahkan pesan untuk menyebar dan diingat oleh audiens.
Emotional Appeal: Kata-kata seperti "cantik" dan "kebutuhan" mengapil pada emosi audiens, terutama keinginan untuk tampil menarik dan percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H