Mohon tunggu...
Michelle Gracesilia
Michelle Gracesilia Mohon Tunggu... -

just an ordinary girl who want to be success. michellegracesilia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat untuk Pemerintah Indonesia. Ini PR!

13 Agustus 2014   04:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teknologi yang semakin maju terus berkembang pesat. tapi sayang, kadang ada beberapa yang memanfaatkannya dengan tidak baik. padahal jika kita bisa mengasah otak kita dengan baik, kita dapat menyatukan ide dengan kecanggihan yang ada. seperti teknologi dan pendidikan. anak yang belum bersekolah dapat belajar pelajaran dasar dibimbing oleh orang tuanya. kesulitan mencari tugas? internet siap membantu. tapi, masih saja ada yang tidak bermoral, mereka meracuni limbah kotor mereka kepada murninya teknologi. ada yang menjual diri, menjual organ tubuh, browsing hal-hal tidak pantas, korupsi, penipuan online, situs berita palsu dan lain sebagainya. saya pernah baca salah satu situs hiburan di jejaring sosial, tentang opini seorang parlemen yang menyatakan akan memblokir situs-situs internet, bijak? Oh tentu tidak. Jika dia bijak dia harusnya hanya memblokir situs-situs berbau seperti contoh SARA, PORNOGRAFI, SITUS BERITA PALSU, bahkan SINETRON yang sebenarnya tidak pantas di tonton oleh anak-anak kecil. Tayangan anak-anak sangatlah kurang. Anak-anak kecil yang sering saya temui, mereka menyanyikan lagu orang dewasa, menirukan gerakan atau gaya bicara bintang sinetron di sinetron yang mereka tonton. Sedih sebenarnya. Dibalik tingkah lucu mereka, ada kemirisan yang tersimpan. Bahkan pernah saya tanya lagu anak, mereka beberapa tidak tahu dan lebih hafal dengan lagu orang dewasa.

Ok kembali lagi ke topik teknologi. Kita bisa melihat sisi positif dari teknologi. Banyak sekali. Asal bisa di manfaatkan dengan baik. Apakah karena nila setitik rusak susu sebelanga? Kecanggihan teknologi yang sudah banyak membantu kita, tapi karena tangan-tangan orang tidak bertanggung jawab malah kecanggihannya ingin dihilangkan? Dimusnahkan? Apakah memang sudah sifat manusia? Melupakan beribu-ribu kebaikan hanya karena 1 kesalahan??? Kenapa tidak musnahkan sumbernya saja? Manfaatkan teknologi, cari sumbernya, lalu musnahkan!

3. KESEHATAN

Kasus mereka yang kurang mampu tidak bisa berobat sudah bukan hal yang aneh. Tidak ada uang tidak akan ditangani. Begitukah seharusnya? Rumah sakit adalah tempat kita berobat ketika kita sakit. Rumah sakit harusnya bisa menerima mereka yang sakit, baik kalangan mampu maupun tidak mampu. Tapi sayang, banyak yang kehilangan keluarga mereka karena tidak memiliki uang sehingga mereka ditelantarkan. Pak dokter, bu suster, pernah bayangin ngga jika hal itu terjadi sama kalian? Keluarga kalian sakit, tidak memiliki uang, kalian pasti akan meronta-ronta, merengek bahkan memohon agar keluarga kalian dirawat, kalian akan berusaha mencari uangnya nanti tapi dokter berkata “tidak bisa, harus diurus  dulu adminitrasinya. Ini sudah jadi kebijakan.” Ingat, roda itu berputar.

Kartu kesehatan untuk mereka yang tidak memiliki uang sudah mereka miliki tapi kenapa masih susah berobat? Malahan lebih menyedihkan, mereka yang mampu juga ada yang memiliki kartu sehat ini. Hey! Duit kalian di apain? Di simpen aja dan berharap bisa bertelor duitnya? Sakit ngga mau keluar duit, malah pakai kartu yang bukan hak kalian.

4. PENGANGGURAN dan KEMISKINAN

“pekerja minimal berusia...... pendidikan minimal.....”

Pernah melihat teman, atau kerabat yang kecewa karena pengumuman lowongan itu? Atau bahkan pernah mengalaminya?

Banyak dari masyarakat kita yang sudah memiliki ijazah tinggi tapi tidak bisa mendapat pekerjaan. Lalu berita yang lagi hits sekali, seorang lulusan S2 tidak mendapat pekerjaan dan meminta untuk di suntik mati. Itu kesulitan pertama dalam mencari kerja.  Ada yang punya bakat, tapi tidak bisa dilihat oleh perusahaan karena mereka tidak memiliki ijazah pendidikan disebabkan mereka tidak punya biaya untuk bersekolah. Atau umur mereka tidak memadai dengan syarat yang dicantumkan. Sedih ya? Makanya banyak pengangguran dan warga miskin karena tidak mendapat pekerjaan. Karena kemiskinan yang semakin tinggi, banyak dari mereka yang menjadi pedagang asongan dan pengemis, membuat jalanan macet. Banyak anak yang dipekerjakan jadi pengamen, padahal uang bukan untuk mereka tapi “boss” mereka. Karena tidak memiliki uang banyak dari mereka yang mengambil jalan yang salah, yaitu dengan mencuri sehingga timbul berbagai kasus kejahatan yang meresahkan masyarakat. Mereka yang tidak memiliki rumah, membuat rumah sembarangan dimana-mana. Pemukiman dadakan yang timbul karena kurangnya lahan dan biaya untuk membuat rumah. Sehingga menimbulkan permasalahan sampah, kumuh, macet, dan lain sebagainya.

Kemiskinan pun terjadi karena banyak oknum yang mengkorupsi uang rakyat, memakan dan menggelapkan uang rakyat, uang yang harusnya ditujukan bagi rakyat untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka sengsara karena kalian! Jika kalian masih manusia, berotak dan berakal budi, memiliki hati nurani. Tolong pikirkan nasib mereka!

Dari 4 problem di atas, adalah problem yang sebenarnya berkaitan satu dengan yang lain. Sebenarnya mungkin masih ada beberapa problem yang ingin saya sampaikan tapi saya rasa sebagian besar dan yang intinya sudah masuk kepada 4 problem di atas. Tidak hanya keluhan yang ingin saya sampaikan. Saya ingin menyampaikan pendapat saya tentang apa yang harusnya pemerintah lakukan. Saya tahu pemerintah juga manusia, bisa lelah dengan permasalahan Indonesia yang tidak ada habis-habisnya. Tapi bisakah selesaikan yang inti dulu? Selesaikan masalah yang utama. Jangan selesaikan masalah pribadi kalian yang tidak penting seperti kursi DPR yang harga bermiliaran, rumah dan alat transportasi mewah yang menghabiskan uang rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun