David Brainerd salah satu tokoh misi yang mampu mengbelakangi kepentingan pribadinya demi sebuah pelayanan. Â Ketika memiliki kesempatan untuk kembali ke universitasnya, ia malah lebih memilih untuk melayani Tuhan. Â Di dalam persiapannya untuk pekerjaan misi, Brainerd menumpang di rumah seorang pendeta.[11] Â Ia tinggal di rumah Pdt. Jedediah Mills, dan hatinya mulai mendambakan keselamatan bagi suku-suku Indian. Â Kesempatan tiba pada 19 November 1742, Brainerd menerima surat dari lembaga misi Inggris untuk mempekerjakannya di antara orang Indian yang berada di pelosok Amerika.
Kaunaumeek, New York merupakan ladang misi pertama Brainerd. Â 10 Maret Brainerd bangun pagi-pagi sekali untuk berdoa dan saat teduh di hutan, dan kemudian menemui orang-orang Indian. Â Setelah beberapa kali bertemu orang Indian ia semakin merasa kesulitan dan merasa putus asa. Â Brainerd mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang Indian. Â Bulan Mei ia memperkerjakan seorang Indian Kristen untuk menerjemahkan perkataannya ke dalam dialek Indian. Â Brainerd mendirikan sekolah dan menjadika penerjemahnya menjadi kepala sekolah. Â Perjalanan yang ia alami kadang-kadang sangat berat. Â Ia pernah tersesat di hutan dan terpaksa tidur di udara terbuka.[12] Â Hal itu membuatnya sangat tertekan sehingga ia berharap dapat kehilangan kesadaran untuk selamanya.
Perjalanan pelayanannya selanjutnya ialah ke cabang sungai Delaware. Â Pada hari sabat ia berkuda dari satu tempat ke tempat yang lain, menghimpun pendengar dan menceritakan hal mengenai anugerah Allah. Â Dalam kesibukan pelayanannya, ia tak pernah melalaikan saat teduhnya sendiri. Â Para Koresponden memutuskan bahwa Brainerd perlu ditahbiskan. Â Dibutuhkan dua hari berkuda di bulan Juni yang panas dan lembab untuk mecapai Newark di mana pentahbisannya akan dilaksanakan.[13] Â 24 Juni keadaan tubuhnya sangat lemah dan hampir tak sanggup berjalan, namun ia Kembali di antara orang Indian di cabang sungai Delaware.
Tanggal 19 Juni di Crossweeksung Brainerd tiba dan mendapat penyambutan yang berebeda. Â Meski keberadaan orang Indian sangat terpencar, namun mereka sangat terbuka untuk khotbah Brainerd. Â Ketika Brainerd pergi mengunjungi orang Indian di cabang sungai Delaware, beberapa orang cemas akan jiwanya. Â Brainerd mengingatkan agar keyakinan dan itikad baik mereka tidak padam. Pelayanan Brainerd selanjutnya berada di Crossweeksung, dan terjadi keberhasilan yang besar, pekerjaan Allah yang luar biasa yang berada di luar nalar manusia. Â Khotbah yang ia sampaikan membawa pengaruh besar, dan ini terjadi karena adanya manifestasi kuasa ilahi yang luar biasa. Â Masih ada dua daerah yang Brainerd kunjungi dalam perjalanan pelayanan penginjilannya. Â Ketiga tempat yang ia kunjungi memberi hasil, sehingga semakin banyak orang Indian yang mengenal dan menerima Tuhan. Â Daerah tersebut ialah daerah Susquehanna (1744-46) dan Cranberry (1446-47).[14]
Â
Kelebihan dan Kekurangan Penginjilan David Brainerd
David memiliki semangat yang bergairah dalam penginjilannya. Â Banyak pengorbanan yang ia lakukan demi panggilan Tuhan dalam hidup-Nya. Â Brainerd sangat berprinsip dalam panggilannya, dalam kutipan sebuah buku terdapat pernyataan "Ia bertekad untuk meninggalkan semua kenyamanan duniawi dan membaktikan hidupnya di daerah-daerah yang tidak diinginkan orang."[15] Â Brainerd juga cukup sabar dalam menghadapi berbagai rintangan yang ia alami semasa pelayanannya. Â Banyaknya kesulitan tidak membuatnya menyerah, melainkan ia dapat bertahan dalam penginjilannya sampai akhir hidupnya. Â Pasa masa sakitnya pun ia rela melayani dengan perjuangan yang berat bagi kesehatan dirinya.
Dalam kelebihan yang Brainerd miliki, ada juga kelemahan yang ia miliki. Â Buku yang berjudul "David Brainerd" mengatakan bahwa dalam buku hariannya, Brainerd mengatakan bahwa ia merasa putus asa dan khawatir. Â Brainerd tidak seharusnya berputus asa akan pelayanannya. Â Seharusnya Brainerd berserah sepenuhnya pada pekerjaan Roh Allah sehingga ia tak perlu merasa putus asa dan khawatir akan hasil pelayanannya, melainkan merasa yakin bahwa Roh Allah yang akan mengubah hati orang-orang yang ia layani.
Â
Warisan Rohani David Brainerd
Pelayanan David Brainerd membuahkan hasil oleh karena campur tangan Roh Kudus. Â Pada tanggal 24 Maret 1746 . . . Â lebih dari seratus empat puluh orang yang pernah berkumpul bersama sebagai "pendengar"-nya . . .[16] Â Brainerd bukan saja berhasil menjangkau ratusan orang-orang Indian, tetapi orang-orang Indian ini memiliki rohani yang dewasa.[17] Â Setiap tempat yang ia kunjungi membuahkan hasil, semakin tersebar keyakinan akan Yesus diantara orang-orang Indian. Â Setelah kematiannya penginjilannya tidak berhenti, saudaranya John Brainerd menggantikan posisinya dalam penginjilannya bagi orang Indian. Â Meskipun hidupnya begitu singkat dan pelayanan yang menghasilkan buah nyata tidak ia nikmati lama, namun orang-orang akan mengenangnya sebagai misionaris yang melayani setia demi Kristus.[18]
Â
 Refleksi Pribadi
 Kegigihan David Brainerd menjadi acuan bagi saya menjadi seseorang yang mampu bertahan dalam segala kesulitan yang ada dalam pelayanan.  Dalam kelemahannya pun saya belajar untuk senantiasa berserah sepenuhnya kepada Yesus tanpa merasa putus asa melainkan yakin bahwa Ia akan bekerja sesuai kehendak-Nya.  Jika Brainerd dalam keadaan sakitnya masih mampu memperjuangkan pelayanannya, maka saya sebagi orang yang sehat oleh kemurahan-Nya harus mampu dan semangat untuk melakukan pelayanan.  Dalam panggilan yang telah ditentukan bagi saya, saya harus mampu mempertanggung jawabkannya hingga akhir hidup saya, karena panggilan-Nya adalah hal yang mulia.