Di era globalisasi, mitos seharusnya dianggap sebagai suatu pembelajaran non-formal yang mengaitkan nilai kehidupan dalam berinteraksi sosial. Mitos tidaklah buruk apabila kita mengetahui bagaimana cara mengatur proporsi kepercayaan dilihat dari bagaimana hal tersebut ternilai. Globalisasi bukanlah suatu ajang masyarakat untuk menghapus kebudayaan. Globalisasi tidak mengajarkan bahwa mitos adalah dusta. Mitos merupakan suatu bentuk ajaran sosial yang tidak diajarkan dalam pendidikan formal.Â
Maka, mitos yang perlahan tertimbun dengan pemikiran bahwa mitos merupakan suatu kajian sesat yang membodohi masyarakatnya sudah sepatutnya kita perbaiki mindset tersebut dengan pembelajaran bahwa mitos merupakan nilai-nilai positif tergantung bagaimana kita merepresentasikan dan memandangnya. Jika bagi sebagian populasi di Indonesia memercayai adanya mitos sebagai salah satu bagian dari adat istiadat mereka, maka yang selayaknya kita lakukan adalah menghormatinya.Â
Setidaknya jika enggan untuk mempelajarinya, sebagai manusia yang beradab kita wajib menghargai dan menghormati mitos yang tumbuh di daerah dengan adat istiadat yang kental sebagaimana pepatah mengatakan dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H