"Anna, jangan panik" akhirnya si peri yang menjadi sumber semua keanehan ini membuka suara. Suaranya begitu lembut dan baik, sehingga Anna yang semula panik menjadi sedikit lebih tenang. "Aku disini untuk mengabulkan permintaanmu ... selama ini kau selalu ingin menjadi seorang peri dan tidak seharipun kau meragukan atau bahkan melupakan mimpimu ... aku salut dengan kegigihanmu Anna" ujar si peri itu lagi. Anna mencoba memproses kata demi kata yang dilontarkan peri tersebut sebelum ia menyadari bahwa kini, dirinya tak lagi sama.
Kini, Anna adalah seorang peri dengan sepasang sayap yang cantik, seperti yang selalu ia inginkan. Jeritan Anna berganti dari yang semula ketakutan menjadi kegirangan. "Ah, maaf aku terlalu bersemangat. Omong-omong ... aku harus memanggilmu apa? Apa peri punya nama seperti manusia? Apa aku sungguh bisa terbang kemana aja? Astaga! Ini benar-benar luar biasa! Aku harus memberitahu semua orang!" Kata demi kata keluar dengan cepat dari mulut Anna saking girangnya anak itu.Â
Peri tersebut hanya tersenyum sembari membalas pertanyaan Anna, "Kau bisa memanggilku Ibu Peri, dan ya kau juga bisa terbang kemana saja dengan sayap itu Anna ... namun dengan satu syarat sederhana yaitu kau tidak boleh memberitahu mengenai hal ini kepada siapapun" Ujar sang Ibu Peri dengan tegas. Anna terdiam sejenak sebelum akhirnya menggangguk dengan yakin. Tidak memberitahu seorangpun seolah adalah syarat sederhana bagi Anna jika ditukar dengan sepasang sayap yang selalu ia dambakan.
"Mari, kita pergi ke tempat para peri berada" Ibu peri menarik tangan Anna perlahan dan membawanya pergi keluar jendela, terbang melewati kota. Anna sungguh tidak mempercayai apa yang ia lihat. Pemandangan kota di malam hari dari atas sungguh menakjubkan. Ia tinggal di kota ini sejak ia lahir namun ia tidak pernah tahu betapa indahnya kota ini di malam hari. Ibu peri membawa Anna ke sebuah pohon besar yang ada di taman kota, lalu Ibu peri dan Anna masuk ke salah satu celah yang ada di pohon tersebut. Cukup lama mereka terbang kebawah, semakin masuk kedalam pohon yang besar itu sebelum akhirnya mereka sampai.Â
Pemandangan kota yang barusan Anna lihat rupanya tidak seindah tempat para peri tinggal. Kota mungil dengan penduduk yang mungil, tidak ada satupun peri yang tertidur meski sudah tengah malam. "Indahnya..." Gumam Anna sambil melihat ke semua arah. Ibu peri hanya tersenyum dan membawa Anna ke tengah-tengah kerumunan peri. "Semuanya, ini adalah Anna dan mulai hari ini ia akan menjadi bagian dari kita" Semua mata menuju pada Anna, seolah penasaran dengan siapa gadis yang akan menjadi anggota baru dari keluarga besar peri yang tinggal disini.Â
"Maya, tolong ajak Anna berkeliling tempat ini dan beritahu juga tugas-tugasnya sebagai peri" Seorang peri cantik yang tampak seusia dengan Anna mendekat dan menggandeng tangan Anna. Ia sangat cantik, pikir Anna dalam hati. Maya memiliki warna rambut merah terang, sangat kontras dengan Anna yang berambut hitam. "Sini, aku akan tunjukkan seperti apa rasanya jadi peri" Maya tersenyum manis tanpa melepaskan tangan Anna.
Mereka berdua terbang mengelilingi kota kecil yang tersembunyi dalam pohon itu. "Anna, kamu tau kan apa saja tugas para peri?" Tanya Maya sambil menatap Anna di sebelahnya. "Emm ... menabur serbuk ajaib yang bisa membuat bunga mekar?" Anna menjawab dengan polosnya. "Hahahah! Meskipun benar, tapi ada banyak yang lainnya juga, loh! Kami para peri harus merawat setiap taman yang ada di kota ini dengan memungut sampah yang ada, merawat hewan-hewan kecil yang hidup di sini, membersihkan kolam, dan tentunya membuat bunga mekar juga" Anna sungguh tidak menyangka kalau tugas peri ternyata jauh lebih banyak dari yang ia pikirkan. "Dan yang terakhir, kita harus melakukan semuanya di malam hari" Sungguh, yang kali ini membuat Anna jauh lebih terkejut. "Lalu kapan kalian bisa tidur?" Maya tertawa kecil sebelum menjawab, "Kami terbalik dengan kalian para manusia Anna ... kami tidur saat siang hari sedangkan manusia tidur di malam hari, para manusia membuang sampah sembarangan dan kami yang membersihkannya"
Karena malam sudah larut, maka ini adalah saatnya Anna melakukan tugas pertamanya sebagai peri. Ia bertugas membersihkan taman kota dan kolam yang ada di pinggir pohon. Anna bersama dengan beberapa peri lainnya mulai keluar untuk bertugas. Sudah hampir sejam lamanya Anna bekerja namun sampah yang ada tak kunjung habis. Begitu pun dengan kolam yang masih kotor. "Huft, ternyata menjadi peri tak seindah yang kukira" gumam Anna. Keesokan harinya pun sama, mulai matahari terbenam hingga matahari terbit, Anna dan peri yang lain bertugas menjaga kota ini.Â
Karena Anna masih baru, ia hanya bertugas membersihkan dan menabur serbuk di taman kota saja. Namun seiring berjalannya waktu, Anna mulai terbiasa dan ia mulai ditugaskan lebih jauh dengan pekerjaan yang lebih berat lagi. Tiap hari Anna harus melakukan pekerjaan yang sama tanpa henti.Â
Meskipun para peri sungguh baik hati dan ada Maya juga yang menjadi teman terdekatnya, namun Anna merindukan keluarganya. Anna rindu masakan ibunya dan candaan ayahnya. Anna rindu kasurnya yang empuk dan boneka beruangnya yang besar. Disini, Anna hanya tidur dengan sehelai daun bersama peri-peri yang lain. Anna bahkan terlalu lelah untuk mengobrol sehingga ia selalu langsung terlelap.
Rupanya sudah hampir sebulan sejak Anna menjadi peri. Anna sungguh merasa lelah dan ia tidak mau lagi melanjutkan tugasnya sebagai peri. Ia akhirnya memutuskan untuk menemui Ibu peri. "Ada apa, Anna?" Tanya sang Ibu peri. "Ibu peri, aku tidak mau lagi menjadi peri dan melakukan tugas seperti ini setiap hari ... aku bosan dengan rutinitas yang sama dan ini semua sungguh melelahkan! Aku merasa tugasku membersihkan kota percuma saja karena pada esok harinya pasti taman sudah kotor dan penuh dengan sampah lagi! Aku rindu ibuku ... aku mau pulang!" Tangis Anna pecah di hadapan Ibu peri. Ibu peri hanya tersenyum lembut sambil membelai rambut Anna. "Anna, bukankah ini yang kau mau sejak dulu?" Anna menatap mata Ibu peri dan menggeleng kuat. "Bukan! Maksudku ... iya aku memang menginginkannya dulu namun aku tidak menyangka menjadi peri memiliki tugas seberat ini" Ujarnya sambil terisak.