Geladi hominisasi meliputi 3 tahap, yaitu pra geladi, hari H geladi, dan juga pasca geladi. Saat tugas pra geladi, saya mendapat tugas untuk menentukan lirik yang berkesan bagi saya pada lagu Indonesia Raya dan juga mendapat tugas untuk menonton film dokumenter.Â
Film dokumenter yang saya pilih adalah tentang kue-kue tradisional yang mulai tergantikan keberadaannya dengan kue-kue modern yang berasal dari negara asing. Padahal kue-kue tradisional yang kita miliki sangat beragam dimulai dari bahan-bahannya dan juga cita rasanya.
Pada saat hari H geladi hominisasi, per kelompok akan dibagi ke dalam break out room dan mendiskusikan topik tentang isu global yang berbeda-beda. Kelompok saya mendapatkan topik tentang hak asasi binatang, dimana kami mencari data-data mengenai jenis hewan langka di Indonesia dan juga di luar negeri, data mengenai kasus kekerasan terhadap hewan  yang terjadi di Indonesia, deklarasi tentang perlindungan hewan, pasal perlindungan hewan, dan juga lainnya.
Selama geladi hominisasi, kami banyak berdiskusi satu sama lain dan belajar bersama. Saya menjadi lebih banyak mendapat informasi ataupun refleksi baru yang didapat dari hasil presentasi teman-teman kelompok lain. Saya menyadari bahwa begitu banyak hal yang selama ini tidak saya pikirkan sebelumnya yang mana isu-isu tersebut sebenarnya sudah sepatutnya menjadi kesadaran dari masing-masing individu untuk mewujudkannya.
Kemampuan logika dan juga bahasa diperlukan sebagai warga negara, karena kita akan membutuhkan logika kita untuk memproses isu apa yang sedang berlangsung di masyarakat dan bagaimana cara untuk menanganinya.Â
Selain itu, kita juga membutuhkan logika untuk menyaring berita agar tidak termakan hoaks. Â Kita memerlukan penggunaan dan pemahaman bahasa yang baik untuk berinteraksi dan juga menyalurkan informasi kepada orang lain guna mencegah terjadinya miskomunikasi.
Saya mendapat begitu banyak manfaat dari geladi hominisasi ini. Saya belajar untuk mempresentasikan sesuatu dengan singkat dan padat, alias memadatkan informasi yang begitu luas menjadi satu rangkaian yang singkat namun sudah mencakup seluruhnya.Â
Kemudian belajar tentang cara public speaking yang baik dan kreatif, bagaimana supaya tidak grogi dan terbata-bata saat berbicara di depan orang lain, dan berbagai soft skill lainnya. Selain itu, pikiran saya juga menjadi lebih terbuka dan menjadi lebih menghargai negara saya sendiri.
Sebagai seorang mahasiswa, cara saya agar bisa mengasah kemampuan saya dalam berpikir dan juga berbahasa tak lain adalah dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.Â
Selain itu, saya juga perlu sharing atau banyak bertukar pikiran dengan teman-teman maupun dosen lain untuk mengasah cara saya berinteraksi dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H