Mohon tunggu...
Michelle Salinas
Michelle Salinas Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengelola Restock Inventaris Menjelang Harbolnas 2024

21 Oktober 2024   17:08 Diperbarui: 21 Oktober 2024   17:11 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengelola restock inventaris adalah langkah krusial untuk memastikan kelancaran rantai pasokan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, terutama menjelang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di akhir tahun 2024. Ketika persediaan barang mencapai batas minimum, tindakan restock harus segera dilakukan untuk menghindari kekosongan stok yang bisa berdampak negatif pada bisnis. Menurut studi Harvard Business Review, bisnis dapat kehilangan hampir setengah dari penjualan yang diharapkan ketika konsumen menghadapi situasi kehabisan stok.

Tujuan utama restock inventaris adalah untuk memastikan produk selalu tersedia, mencegah kekosongan stok, mengoptimalkan rantai pasokan, meningkatkan penjualan, dan mengurangi biaya penyimpanan. Berikut ini adalah lima metode restock inventaris yang mudah dan efektif yang bisa diterapkan oleh para pelaku bisnis, berdasarkan panduan dari Ninja Xpress.

1. Sistem Pencatatan yang Teratur
Metode ini sangat cocok untuk bisnis kecil yang baru mulai. Anda dapat menggunakan buku catatan sederhana atau spreadsheet untuk mencatat secara manual barang yang masuk dan keluar. Catatlah secara rinci jumlah dan tanggal transaksi. Pencatatan yang teratur akan memberikan gambaran akurat tentang stok yang tersedia dan membantu dalam perencanaan restock.

2. Metode FIFO (First In, First Out)
Metode ini mengutamakan penggunaan barang yang masuk pertama kali untuk dijual terlebih dahulu. Teknik ini sangat berguna untuk produk yang memiliki masa simpan tertentu, memastikan kualitas barang tetap terjaga dan mengurangi risiko barang kadaluarsa.

3. Penetapan Titik Pemesanan (Reorder Point)
Teknik ini menentukan jumlah minimum stok yang harus tersedia sebelum melakukan pemesanan ulang. Hal ini penting untuk menghindari kekosongan stok secara tiba-tiba dan memastikan kelancaran proses produksi atau penjualan. Pengisian ulang stok barang harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk menghindari dead stock.

4. Penggunaan Barcode atau RFID
Mengelola stok inventaris menjadi lebih mudah dengan alat pemindai barcode atau RFID. Teknologi ini memungkinkan pencatatan masuk dan keluarnya barang dari gudang dengan cepat dan akurat, serta meminimalkan kesalahan manusia dalam pencatatan stok. Hasilnya, informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat dan real-time.

5. Analisis ABC
Metode ini mengelompokkan produk berdasarkan nilai keuntungan yang dihasilkan. Tujuannya adalah untuk memberikan perhatian lebih pada pengelolaan stok produk yang bernilai strategis, sambil tetap mempertahankan efisiensi pengelolaan produk lainnya. Metode ini dibagi menjadi tiga kategori:

  • A (Tinggi): Produk-produk dengan kontribusi penjualan atau keuntungan tinggi.
  • B (Sedang): Produk-produk dengan kontribusi penjualan atau keuntungan menengah.
  • C (Rendah): Produk-produk dengan kontribusi penjualan atau keuntungan rendah.

Dengan metode-metode yang efektif ini, diharapkan para pelaku bisnis dapat menjaga ketersediaan stok dan memenuhi permintaan pasar dengan lebih baik menjelang Harbolnas. Implementasi yang tepat dari strategi restock inventaris ini akan membantu memastikan operasional bisnis berjalan lancar, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun